Saturday, August 31, 2019

MasyaAllah, Luar Biasa, Warga Antusias Saksikan Jakarta Muharram Festival!


Dalam rangka merayakan Tahun Baru Islam yang jatuh hari ini, Sabtu (31/8/2019), Jakarta Muharram Festival digelar Pemprov DKI Jakarta bekerja sama dengan Transmedia Group.

Seperti terlansir CNN Indonesia, Sabtu, (31/8/2019), perhelatan Jakarta Muharram Festival di Bundaran HI, Jakarta, dibuka dengan beberapa lagu dari musisi Indonesia Potret di panggung depan Hotel Kempinski.

Masih dari sumber yang sama, sejumlah warga mengerumuni area Bundaran HI yang sudah bebas dari kendaraan bermotor. 

Sejak pukul 16.00 WIB tadi arus lalu lintas di sekitar Bundaran HI dialihkan. Begitu pula Bus Transjakarta juga tak beroperasi sampai Halte Bundaran HI.

Adapun pengunjung festival berdatangan dari arah Jalan Sudirman dan Jalan Thamrin dengan berjalan kaki. Massa datang dari arah Stasiun MRT Bundaran HI. sesuai anjuran Pemprov DKI.

Sementara itu, lokasi parkir bagi pengunjung dengan kendaraan pribadi,  sudah dialokasikan di beberapa area sekitar Bundaran HI.

Selain itu, acara ini juga akan dimeriahkan dengan pawai obor elektrik. Rencananya akan diikuti oleh 2.600 peserta dari lima wilayah di Indonesia, lho! Waw!

Nah, pawai akan dimulai dari Patung Kuda di Pintu Muhammad Husni Thamrin, Monas pukul 19.00 WIB menuju Bundaran HI, dan diperkirakan akan tiba pukul 19.30 WIB.

Yang lebih fantastis lagi, Gubernur DKI Jakarta--Anies Baswedan--juga akan turut menyambut pawai obor elektrik dan menyampaikan pidato pembukaan setelah Salat Isya berjamaah di area samping panggung. Luar biasa!

Friday, August 30, 2019

Pemerintah Harus Mementingkan Warga di Nduga, Bukan Sibuk Bangun Jalan


Sebuah kenyataan pahit bahwa pembangunan infrastruktur jalan di Nduga, Papua, telah berimbas pada trauma masyarakat.

Mengapa demikian? Pasalnya, sering terjadi ketegangan, yakni kontak senjata antara aparat keamanan dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di lokasi pengerjaan. Sangat memprihatikan.

Itulah sebabnya, seperti terlansir RMOL, Sabtu (31/8/2019), tokoh masyarakat Nduga mendatangi Kantor Kemenko Polhukam, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta, Jumat (30/8),

Apa yang mereka sampaikan kepada Menko Polhukam Wiranto?

Mereka menyampaikan agar pemerintah tidak mengorbankan masyarakat setempat dalam pembangunan infrastruktur jalan.


Dikutip dari sumber yang sama, tokoh masyarakat Nduga, Samuel Tabuni yang ikut dalam pertemuan tersebut mengungkapkan, “Saya lihat manusia ini menjadi korban. Memang ada korban sebelumnya tapi ada sebab-akibatnya di situ."

Dirinya mendesak pemerintah untuk menarik mundur pasukan dari wilayah Nduga. Hal ini agar masyarakat yang mengungsi bisa kembali dan menjalani hidup dengan nyaman dan aman.

Ia juga mengingatkan bahwa pemerintah daerah dan pusat harus mementingkan kondisi warga di Nduga, bukan sibuk membangun jalan yang justru mengusir rakyat dari kediaman mereka.

Dalam kesempatan itu Samuel menambahkan, “Jadi lebih baik utamakan warga supaya tidak ada yang mati di hutan dan pengungsian, lalu kita pikir membangun mereka darimana sesuai dengan kondisi yang ada."

Kini Saatnya Indonesia Jadi Pemain Utama Ekonomi Syariah! Tunggu Apa Lagi?


Sudah menjadi rahasia umum bahwa umat Islam merupakan populasi terbesar di Indonesia. Jumlahnya ada 87% dari keseluruhan penduduk yang ada. Hal itu pulalah yang menjadikan negara ini berpenduduk muslim terbanyak di dunia.

Itulah sebabnya, Gubernur DKI Jakarta-- Anies Rasyid Baswedan--berpendapat bahwa perekonomian Indonesia seharusnya ditopang oleh konsep bisnis berbasis syariah dan halal.

Seperti terlansir Hidayatullah, Jumat (30/8/2019), Anies mengatakan, “Sudah saatnya Indonesia menjadi pemain utama ekonomi syariah."

Ia pun menambahkan bahwa sudah seharusnya konsepsi bisnis berbasis syariah dan gaya hidup halal tertanam kuat dan menjadi pondasi yang menggerakkan roda perekonomian bangsa.

Untuk mencapai itu, Anies mendorong umat Islam agar memiliki jiwa kewirausahaan (entrepreneurship).

Thursday, August 29, 2019

Sudah Saatnya Pak Jokowi Blusukan Ke Papua


Nama Joko Widodo terkenal seantero Indonesia sebagai sosok yang gemar blusukan. Bahkan, kata "blusukan" viral karena kegemarannya itu, terutama semenjak dirinya aktif menjadi Gubernur DKI Jakarta dulu.

Bukan hanya menyambangi warga Jakarta, ia juga rela masuk gorong-gorong mengecek kondisi kota itu secara detail sekali dalam aktivitas blusukannya tersebut.

Nah, sebagai Presiden Indonesia yang dipilih lebih daripada 90 persen masyarakat Papua, Joko Widodo sudah tentu seharusnya mampu mendinginkan konflik yang terjadi disana saat ini.

Caranya?

Dikutip dari RMOL, Jumat (30/8/2019), Wasekjen DPP Partai Gerindra Andre Rosiade melalui Twitternya mengatakan, "Sudah saatnya Pak Jokowi mengunjungi Papua."

Menurutnya, permasalahan di Papua, jangan dipandang sebelah mata. Andre mengingatkan Jokowi agar fokus menangani konflik Papua dan jangan hanya sibuk mengurusi rencana pemindahan ibukota.

Perkataan Andre sangat masuk akal mengingat baru-baru ini Bendera Bintang Kejora telah berkibar di depan Istana Negara Indonesia dan juga depan markas besar Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (Mabes TNI AD). Selain itu, juga adanya tuntutan permintaan Referendum Papua.

Masih dari sumber yang sama, Andre, berpesan kepada Presiden Jokowi, "Sudah saatnya Pak Jokowi segera blusukan ke Papua. Masyarakat Papua rindu blusukan Bapak agar suasana kembali sejuk di Papua."

Jayapura Mencekam, Masihkah Pindah Ibukota Jadi Prioritas?


Seusai demonstrasi menolak rasisme yang digelar Kamis (29/8/2019), situasi di Jayapura, Papua mencekam dan aktivitas masyarakat setempat lumpuh.

Sebut saja pertokoan dan perkantoran tutup, termasuk pusat perbelanjaan terbesar di Jayapura, yakni Mal Jayapura.

Situasi ini bermula saat para demonstran dengan ketapel merusak sejumlah kaca pertokoan dan hotel.

Dikutip dari CNN Indonesia, Kamis (29/8/2019),  sekitar 1.000-an massa menduduki kawasan Lampu Merah Abepura, ada yang membawa bendera motif bintang hitam berlatar merah. Di depan Kantor Samsat Papua tampak sejumlah ban bekas motor atau mobil dibakar oleh sejumlah warga.

Masih dari sumber yang sama, Yulika, salah seorang pengunjung Grand Abe Hotel mengaku terjebak dan tidak bisa kembali ke rumahnya karena demo yang mulai terlihat anarkis.

Selain itu, angkutan kota juga banyak yang memilih tidak beroperasi.

Berikut Adalah Pesan Fahri Hamzah Soal Papua untuk Jokowi


Seperti judul di atas, pesan Fahri ini berkenaan dengan Papua yang ditujukan untuk Joko Widodo selaku Presiden Indonesia.

Sebelumnya telah dipublikasikan oleh inisiator Gerakan Arah Baru Indonesia (Garbi) tersebut di akun Twitter pribadinya, yakni @Fahrihamzah, Kamis (29/8).

Dikutip dari RMOL, Kamis (29/8/2019), berikut pesan pendek Fahri yang perwajahan visualnya berbentuk puisi:

Bapak Presiden,

Bicaralah...
Sampaikan sebuah rencana...

Bertindaklah...
Lakukan sesuatu yang menenangkan jiwa Papua...

Papua bergolak Pak...
Apakah Bapak belum mendengarnya?

Wednesday, August 28, 2019

Luar biasa, Anies akan Ubah Bekas Kantor Pemerintah Pusat Jadi Ruang Terbuka Hijau!


Waw! Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memang luar biasa. Sungguh pemimpin ideal masa kini.

Betapa tidak? Pemikirannya sangat cemerlang dan ramah lingkungan.

Saat Pemerintah Jokowi sedang menyiapkan sejumlah langkah dalam pemindahan ibu kota ke Kalimantan Timur,  Gubernur Anies Baswedan berencana akan menjadikan bekas gedung pemerintah pusat itu untuk dijadikan ruang terbuka hijau (RTH).

Selain itu ia juga berencana memanfaatkannya sebagai ruang terbuka biru (RTB).

Dikutip dari Republika, Kamis (29/8/2019), Anies mengatakan,  "Rencana pemanfaatan untuk taman dan kolam air. Kita berharap bisa terjadi."

Dirinya juga menambahkan, "Ada banyak sekali fasilitas pemerintah pusat di Jakarta."

Jokowi Segera Sahkan Iuran BPJS, Naik Dua Kali Lipat Lho!


Bekerja, bekerja, bekerja. Lebih kurang seperti itulah semboyan Indonesia kekinian. Dengan bekerja dan bekerja, akan ada lompatan jauh ke depan yang diharapkan. Alhasil, terlahirlah masyarakat maju secara merata, yakni masyarakat tanpa kelas yang berkeadilan.

Nah, terkait dengan kekinian itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan merilis peraturan presiden (perpres) kenaikan iuran BPJS Kesehatan.

Seperti terlansir CNN Indonesia, Rabu (28/8/2019), rencananya, kenaikan iuran yang diatur dalam perpres tersebut akan mengacu pada usulan kenaikan yang sebelumnya disampaikan Menteri Keuangan Sri Mulyani kepada Komisi XI DPR.

Adapun usulan Sri Mulyani adalah,

1. Iuran BJKN kelas Mandiri I naik 100 persen dari Rp80 ribu menjadi Rp160 ribu per peserta per bulan mulai 1 Januari 2020 mendatang.

2. Iuran kelas Mandiri II naik dari Rp59 ribu menjadi Rp110 ribu per peserta per bulan.

3. Iuran kelas Mandiri III naik Rp16.500 dari Rp25.500 menjadi Rp42 ribu per peserta per bulan.

Masih dari sumber yang sama, Wakil Menteri Keuangan Mardiasmo, usai rapat bersama Badan Anggaran (Banggar) DPR/MPR pada Rabu (28/8), menerangkan, "Itu sudah kami naikkan, segera akan keluar perpres-nya. Hitungan seperti yang disampaikan Ibu Menteri pada saat di DPR kemarin."


Ternyata Pemblokiran Internet di Papua atas Perintah Kemenko Polhukam?


Setiap kali terkait pemblokiran internet saat terjadi kericuhan, sering orang berpikiran bahwa Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) lah dalangnya.

Jika sudah seperti itu, artinya Kominfo telah menjadi sasaran salah alamat terkait pemblokiran internet semisal di Jakarta dan Papua.

Padahal, wewenang  Kominfo soal pemblokiran hanyalah melaksanakan perintah Kemenko Polhukam.

Hal itu ditegaskan Kominfo saat dipanggil Ombudsman, Rabu (28/8) pagi.

Dikutip dari Detikcom, Rabu (28/8/2019), Kominfo pun menegaskan wewenangnya soal pemblokiran (termasuk pemblokiran Internet di Papua akhir-akhir ini) sebatas melaksanakan perintah Kemenko Polhukam saja.

Ya, dengan kata lain bahwa pemblokiran internet di Papua atas perintah Kemenko Polhukam.

Tuesday, August 27, 2019

Mengapa Klaim Kajian Tiga Tahun Soal Pemindahan Ibukota Banyak Dipertanyakan Publik?


Hal tersebut di atas salah satunya karena tak dibeberkan metode kajian yang dimaksud.

Seperti terlansir RMOL, Rabu (28/8/2019), menurut pengamat politik Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Ubedilah Badrun, jika tidak ada data risetnya, kemudian tidak ada argumen akademik yang kokoh, secara politik tidak mungkin kebijakan itu dikeluarkan kecuali ada kepentingan politik.

Dengan kata lain, tertutupnya sikap pemerintah ini mengindikasikan bahwa
kepentingan politik merupakan landasan megaproyek Presiden Joko Widodo (baca: pemindahan ibukota negara dari Jakarta ke Kalimantan Timur).

Kemudian, masih terkait kajian itu, estimasi biaya yang dikeluarkan mencapai Rp 466 triliun dan hanya 19 persen dari APBN sedangkan sisanya melibatkan swasta.

Mengenai hal ini, Ubedilah mengatakan, "Kalau dari swasta katanya, pertanyaannya swasta mana yang mau bangun tanpa anggunan financial yang sangat jelas?"

Ia pun menambahkan, "Saya membayangkan hampir 1 juta orang pindah. Kementerian dan keluarganya membutuhkan ratusan ribu rumah, tentu ada proyek perumahan baru. Pertanyaannya, siapa yang punya bisnis properti?"

Damai: Mendagri Seharusnya Belajar Pancasila dari Habib Rizieq Shihab


Pancasila akhir-akhir ini sering dibenturkan dengan Islam. Seakan umat Islam antipancasila dan ingin mendirikan negara Islam Indonesia. Sampai-sampai nama HTI (Hizbut Tahrir Indonesia, kini sudah dibubarkan) selalu diseret-seret dalam ranah politik praktis. Padahal partai politik Internasional itu bukan berskala nasional melainkan dunia. Jadi mustahil HTI mendirikan negara Islam Indonesia (nasional).

Tekait pancasila, yang teranyar adalah perkataan Mendagri Tjahjo Kumolo bahwa Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab perlu mempelajari dasar negara Indonesia, Pancasila.

Menanggapi perkataan tersebut, seperti terlansir CNN Indonesia, Selasa (27/8/2019), Ketua Divisi Hukum Persaudaraan Alumni 212 Damai Hari Lubis mengatakan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo seharusnya belajar tentang Pancasila dari imam besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab.

Damai juga menyampaikan Habib Rizieq paham betul soal Pancasila dan pernah menulis tesis berjudul "Pengaruh Pancasila terhadap Penerapan Syariat Islam di Indonesia."

Bahkan, sebenarnya Habib Rizieq berhasil membedah filosofi Pancasila dalam kaitannya dengan ajaran agama. Sehingga Rizieq berhasil lulus dengan cum laude.

Monday, August 26, 2019

Nih Ketentuan Festival Film Pendek Berbahasa Daerah, Yuk Ikutan!


Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Pusat Pengembangan Strategi dan Diplomasi Kebahasaan, Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan menyelenggarakan Festival Film Pendek Berbahasa Daerah 2019.

Festival ini mengangkat tema "Jaga Persatuan dalam Kebinekaan" dengan empat subtema, yakni cerita rakyat berbahasa daerah, ungkapan bahasa dan sastra berbahasa daerah, peribahasa berbahasa daerah, dan Kosakata dasar (swadesh) bahasa daerah.

Mengutip dari Laman Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan, berikut adalah ketentuannya.

1. Peserta adalah warga negara Indonesia (SMA/SMK/sederajat/mahasiswa/umum);

2. Karya merupakan film fiksi atau dokumenter berdurasi 2—5 menit;

3. Karya menggunakan bahasa daerah dilengkapi dengan takarir (subtitle) bahasa Indonesia;

4. Karya tidak mengandung unsur SARA, pornografi, dan politik;

5. Karya bersifat orisinal dan tidak melanggar hak cipta/hak kekayaan intelektual (HKI);

6. Karya belum pernah dipublikasikan dan diikutkan dalam festival atau lomba serupa;

7. Karya belum atau tidak terikat kontrak perjanjian dengan pihak lain;

8. Peserta hanya boleh mengirim 1 (satu) karya;

9. Formulir pendaftaran dan petunjuk teknis festival film dapat diunduh di laman badanbahasa.kemdikbud.go.id.

10. Formulir beserta karya dapat dikirim dengan cara:

a. Formulir yang telah diisi dan dilengkapi dengan fotokopi kartu identitas beserta karya disimpan dalam cakram keras (CD/DVD) atau diska lepas (flashdisk), kemudian dikirim ke alamat:

Pusat Pengembangan Strategi dan Diplomasi Kebahasaan
Jalan Anyar Km 4, Kawasan Indonesia Peace and Security Center (IPSC)
Citeureup, Kabupaten Bogor 16810

atau

b. Formulir yang telah diisi dan dilengkapi dengan fotokopi kartu identitas dapat dipindai dan dikirim ke posel:
strategikebahasaan.ppsdk@kemdikbud.go.id.

Karya diunggah ke Youtube dengan pilihan mengunggah video yang tidak dipublikasikan untuk umum (unleash) dan informasi tautan unggahan ditulis dalam formulir.

11. Batas akhir penerimaan karya film pada 30 September 2019;

12. Panitia berhak mendiskualifikasi dan membatalkan pemenang apabila ditemukan kecurangan;

13. Semua karya yang dikirim akan menjadi hak milik Pusat Pengembangan Strategi dan Diplomasi Kebahasaan, Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan; dan

14. Peserta tidak dipungut biaya apapun.


Pengumuman Pemenang

1. Pemenang akan diumumkan pada Oktober 2019 melalui laman badanbahasa.kemdikbud.go.id.

2. Pemenang akan diundang pada acara Bulan Bahasa pada Oktober 2019;

3. Setiap pemenang akan mendapatkan sertifikat penghargaan dan dana tunai dengan total hadiah sebesar Rp60.000.000,00;


Narahubung:

Hernina (Nina)  (+62) 87815420910
Chusna Amalia (Lia) (+62) 81931372333


Juknis Film Pendek Berbahasa Daerah 2019, Edaran Festival Film Pendek 2019, dan Poster Festival Film Pendek 2019 dapat diunduh melalui Laman Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan

4 Catatan Prabowo Terkait Pemindahan Ibukota, yang Ketiga Paling Menyentuh


Prabowo Subianto menyertakan empat catatan terkait wacana pemindahan Ibukota Indonesia dari DKI Jakarta ke Kalimantan Timur.

Dikutip dari Detikcom, berikut adalah keempat catatan tersebut.

1. Pemindahan ibu kota harus didasari dengan kajian yang baik dan dapat dipertanggungjawabkan, tidak grasa-grusu, dan menjadi program jangka panjang yang dipersiapkan dengan matang.

2. Pemindahan ibu kota harus didasarkan pandangan ekonomi oppourtunity cost selain tentunya financial cost yang fondasi dasarnya ialah prioritas. Jangan sampai rencana tersebut mengabaikan masalah paling dasar lain

3. Prabowo menekankan soal kapasitas negara dalam menyelesaikan kemiskinan, pengangguran, dan kedaulatan ekonomi seperti kedaulatan pangan, kedaulatan energi dan pertahanan dan keamanan. Pokok-pokok tersebut merupakan masalah primer Indonesia sebagai bangsa dan negara.

4. Pemindahan Ibu kota, selain memperhatikan prioritas, kesenjangan ekonomi, juga harus memperhatikan dampak sosial, budaya dan politik bagi persatuan dan kesatuan NKRI, karena pemindahan Ibu kota tidak sekadar masalah ekonomi, namun ada masalah antropologis (budaya)
dan masalah geopolitik, pertahanan, keamanan, juga masalah lingkungan hidup dll.

4 Alasan Penolakan RUU P - KS, Salah Satunya karena Abaikan Pancasila


Sejumlah massa melakukan aksi penolakan terhadap RUU Penghapusan Kekerasan Seksual (RUU P - KS) di depan gedung DPR RI pada Senin (26/8/2019).

Dikutip dari Faktakini, berdasarkan rilis resmi Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI), ada  4 alasan penolakan RUU P - KS tersebut, yakni sebagai berikut.

1. RUU P-KS dengan sengaja mengabaikan falsafah Pancasila dan UUD N RI 1945 seraya mengambil falsafah feminisme.

2. RUU P-KS mengabaikan ketahanan keluarga

3. RUU P-KS berpotensi menyuburkan penyimpangan seksual dan perzinaan.

4. RUU P-KS memuat aspek pendidikan yang berbahaya bagi generasi masa depan bangsa.

Adapun sejumlah massa itu terdiri atas Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI), Aliansi Cerahkan Negeri (ACN), Komunitas Perempuan Indonesia Sehat (KPIS), Lawan Kejahatan terhadap Perempuan (LAMPU), dan Lembaga Kajian Hukum KAMMI (LKHK).

Sunday, August 25, 2019

5 Tahapan Jebakan "Bantuan" dari China Menurut Said Didu


Sekitar tahun 1990-an Indonesia dibanjiri film Hong Kong, drama seri Taiwan, dan animasi Jepang. Tiada hari tanpa disuguhi produk-produk hiburan mereka.

Tapi, akhir-akhir ini China atau Republik Rakyat China (RRC) lah yang begitu akrab di telinga orang Indonesia.

Mengapa demikian?

Pasalnya, RRC sangat erat kaitannya dengan pembangunan infrastruktur sejak Jokowi menjabat sebagai Presiden Indonesia pada 2014 lalu.

Nah, mananggapi hal tersebut, Said Didu melalui akun Twitternya menuliskan lima tahapan jebakan "bantuan" dari RRC.

Apa sajakah itu?

1. Ajukan proposal murah untuk singkirkan pesaing

2. Buat detil proyek - biaya naik

3. Minta jaminan pemerintah (pembiayaan dan kontrak jangka panjang)

4. Jika tidak bisa, China Minta saham mayoritas dan turn key project, dan

5. China jadi pemilik


Saturday, August 24, 2019

Tuntutan Papua Ada Unsur Ancaman? Bagaimana Reaksi Pemerintah Indonesia?


Papua bergejolak. Begitulah yang terjadi di sana. Dan, Yorrys Raweyai yang merupakan anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) terpilih asal Papua mengatakan gejolak di Papua belumlah tuntas.

Ia menyebut contohnya di Sorong, Papua Barat, masih ada tujuh tuntutan yang harus diselesaikan.

Dikutip Republika (24/8/2019), berikut tujuh tuntutan massa di Sorong saat aksi demo yang berlangsung di lapangan Apel Kantor Wali Kota Sorong, pada, Rabu (21/8/2019).

1. Pemerintah RI segera memulangkan mahasiswa Papua dari Tanah Jawa kembali ke Papua.

2. Mendesak agar presiden mewakili segenap Bangsa Indonesia meminta maaf kepada rakyat bangsa Papua.

3. Pemerintah harus segera bubarkan ormas Banser dari negara Republik Indonesia.

4. Negara RI segera tarik militer organik dan nonorganik dari tanah Papua, biarkan 'monyet hidup' sendiri di bangsanya sendiri.

5. Agar Presiden Jokowi memecat oknum anggota TNI yang mengeluarkan statement 'monyet' kepada mahasiswa Papua.

6.  Meminta agar Pemerintah RI memberikan kebebasan bagi Papua menentukan nasib sendiri. "The right of the self determination for west Papua kepada rakyat Papua

7. Apabila pemerintah Indonesia tidak mengindahkan pernyataan kami dan melakukan hal yang sama, maka kami akan duduki.

Dengan tegas, tuntutan mereka tersebut berisi ancaman bahwa Papua akan duduki jika Pemerintah Indonesia tidak mengindahkan pernyataan mereka. Lalu, bagaimana reaksi Pemerintah Indonesia?

Mengapa Rizal Ramli Khawatirkan Tawaran Ping An?


Kekhawatiran seseorang terhadap sesuatu atau banyak hal adalah wajar selamat masih berada dalam wilayah akal sehat.

Selama ia memiliki alasan yang kuat, rasa khawatir perlu mendapatkan perhatian, bahkan bisa saja sifatnya serius. Sebut saja kekhawatiran seorang Rizal Ramli.

Seperti terlansir CNN Indonesia, Sabtu (24/8/2019), Mantan Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Rizal Ramli mengkhawatirkan tawaran bantuan perusahaan asuransi asal China--Ping An Insurance--untuk memperbaiki sistem informasi dan teknologi (IT) milik Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.

Lalu apa alasan logisnya?

Rizal berpendapat bahwa ada potensi data-data kesehatan masyarakat Indonesia bisa disimpan oleh negara tirai bambu tersebut.

Kekhawatirannya ini diperkuat dengan kenyataan peserta BPJS Kesehatan terbilang cukup banyak. Data per 30 Juni 2019 mencatat peserta BPJS Kesehatan sebanyak 222,5 juta jiwa.

Masih dari sumber yang sama, ekonom terkemuka Indonesia itu juga mengatakan, "Masa sih soal BPJS saja minta bantuan China. Segitu tidak kreatifnya (pemerintah) atau ada 'udang di balik batu'?"

9 Gempa Ini Pernah Landa Kalimantan, Salah Satunya Diikuti Tsunami


Salah satu hal yang menjadi pertimbangan dari rencana pemerintah Jokowi memindahan Ibukota ke Kalimantan adalah wilayah itu aman dari gempa bumi.

Tapi, apa memang benar demikian adanya?

Seperti terlansir Inews, Sabtu (24/8/2019) berdasarkan Data Katalog Gempa BMKG setidaknya pernah terjadi 8 gempa di Kalimantan. Dan juga satu gempa terbaru pada tahun ini.

1. Gempa dan Tsunami Sangkulirang Kalimantan Timur, 14 Mei 1921. Dampak gempa Sangkulirang dilaporkan memiliki skala intensitas VII-VIII MMI, yang artinya banyak bangunan mengalami kerusakan sedang hingga berat. Gempa kuat ini diikuti terjangan tsunami yang mengakibatkan kerusakan di sepanjang pantai dan muara sungai di Sangkulirang, Kalimantan Timur.

2. Gempa Tarakan, Kalimantan Timur, 19 April 1923. Gempa Tarakan ini dilaporkan memiliki kekuatan M=7,0. Dampak guncangannya mencapai skala intensitas VII-VIII MMI yang artinya banyak bangunan mengalami kerusakan sedang hingga berat. Gempa ini juga menyebabkan rekahan tanah.

3. Gempa Tarakan, Kalimantan Timur, 14 Februari 1925. Guncangan gempa ini dilaporkan sangat kuat mencapai skala intensitas VI-VII MMI hingga menyebabkan banyak bangunan rumah di Tarakan rusak.

4. Gempa Tarakan, Kalimantan Timur 28 Februari 1936. Gempa kuat yang ketiga kalinya ini terjadi dengan magnitudo 6,5. Gempa mengakibatkan rusaknya sejumlah bangunan rumah.

5. Gempa Pulau Laut, Kalimantan Selatan, 5 Februari 2008. Guncangan gempa berkekuatan M=5,8 ini dirasakan kuat di Pulau Laut, Pulau Sebuku, Pulau Sembilan, Pagatan, dan Batulicin.

6. Gempa Tarakan, Kalimantan Timur, 21 Desember 2015. Gempa ini memiliki magnitudo M=6,1 dengan pusat gempa terletak di laut dengan jarak 29 km arah timur laut Tarakan. Gempa ini merusak banyak bangunan rumah dengan aktivitas gempa susulan sebanyak 16 kali.

7. Gempa Kendawangan, Kalimantan Barat, 24 Juni 2016. Gempa berkekuatan M=5,1 ini menyebabkan beberapa rumah rusak.

8. Gempa Katingan, Kalimantan Tengah, 14 Juli 2018. Guncangan gempa M=4,2 ini dirasakan di Katingan, Kasongan, Batutinggi, dan Bengkuang dengan skala intensitas III-IV MMI. Gempa ini dilaporkan menyebabkan 1 rumah rusak ringan.

9. Gempa Tanah Grogot, Kabupaten Paser, Kalimantan Timur, Kamis 22 Agustus 2019. Kekuatan gempa 4,8 SR. Pusat gempa berada di koordinat 1,94 Lintang Selatan dan 116,1 Bujur Timur. Jaraknya 198 km arah Barat Daya Samarinda, 107 km arah Timur Laut Barabai.

Friday, August 23, 2019

Mendag Akan Impor Jagung? Bagaimana Nasib Petani Lokal?


Keran impor dewasa ini begitu sering dibuka. Produksi luar negeri pun ibarat banjir yang menggenangi tanah Indonesia.

Dan, keran itu akan dibuka kembali. Kali ini yang akan keluar dari mulut keran adalah jagung.

Lalu bagaimana nasib petani jagung Indonesia?

Terlansir Law-Justice, Jumat (23/8/2019), menanggapi hal ini, Dewan Jagung Nasional (DJN) menolak rencana pemerintah tersebut.

Disebutkan dalam laman tersebut bahwa Sekretaris Jenderal DJN--Maxdeyul Sola--menilai, dibukanya keran impor (jagung) bakal mematikan pendapatan petani lokal.

Masih dari sumber yang sama, Sola juga membantah pernyataan sejumlah pihak termasuk Kemendag bahwa stok jagung nasional minim. Misalnya, kata dia, stok jagung dari seluruh pabrik secara nasional berada dalam kondisi stabil jika dibandingkan dengan kondisi dua tahun lalu.

Ia menjelaskan, “Sekarang stok di pabrik-pabrik besar saja secara menyeluruh lho ya, itu sudah 3 juta ton. Ini cukup sampai tiga bulan ke depan, karena kebutuhan kalau dirata-rata per bulan hanya 700 ribu ton."

Itulah sebabnya, ia menilai, kebijakan impor jagung saat ini kurang tepat sebab sejumlah pabrik jagung pun sudah mulai menutup pintu suplai.

Pilih Mana, Pindah Ibukota atau Fokus Selesaikan Persoalan Papua?


Persoalan di Papua bukanlah isapan jempol belaka. Jika tidak hati-hati, Indonesia bisa kehilangan sebagian daerahnya seperti peristiwa lepasnya Timor Timur dari NKRI dulu.

Menanggapi hal tersebut, seperti terlansir Gatra, Jumat (23/8/2019), Amien Rais mengingatkan, "Jadi, pesan saya kepada Pak Jokowi, lihat United Liberation Movement for West Papua, Gerakan Pembebasan untuk Papua Barat, sudah mengagendakan agar referendum disidangkan untuk Majelis Umum yang akan datang, Desember tahun ini. Jadi hati-hati, jangan anggap remeh."

Perkataan Amien itu bukan tanpa alasan. Pasalnya, menurut Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional ini, jika Papua lepas dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), bukan tidak mungkin Indonesia akan bernasib seperti Uni Sovyet dan Yugoslavia.

Ia menambahkan, "Negara besar seperti Uni Sovyet dan Yugoslavia yang tampak kuat ekonominya, kuat militernya, kuat intelijennya, kuat kepolisiannya dan lain-lain, bisa runtuh dalam tempo minggu atau bulan."

Itulah sebabnya, Amien meminta  Jokowi menunda pemindahan ibu kota yang bukan prioritas dan sesegera mungkin  fokus menyelesaikan persoalan di Papua untuk menghindari disintegrasi bangsa.

Setelah Petir Sambar Salib, 5 Orang Tewas dan 100 Lebih Terluka


Sebuah salib logam raksasa setinggi 15 meter disambar petir besar saat banyak pendaki memanjat puncak Gunung Giewont.

Kemudian orang-orang tersengat aliran listrik dari petir itu yang merambat lewat susuran tangga besi.

Seorang saksi, Jan Kryzstof, kepada kantor berita Polandia--PAP--yang dikutip Hidayatullah, Jumat (23/8/2019) mengatakan, “Kami mendengar bahwa setelah petir menyambar, orang-orang berjatuhan."

Peristiwa itu sendiri terjadi hari Kamis di ketinggian 1.894 meter di Gunung Giewont, bagian selatan Polandia.

Sementara itu, Walikota Zakopane Leszek Dorula dikabarkan menyatakan hari Jumat (23/8/2019) sebagai hari berduka.

Thursday, August 22, 2019

Ke Manakah Anies akan Kembalikan Tanggung Jawab mengenai Pengungsi dan Pencari Suaka?


Manusia membutuhkan tempat. Begitulah adanya. Para pengungsi dan pencari suaka berbondong-bondong mencari tempat untuk tinggal, termasuk ke Jakarta. Dan, DKI Jakarta
sendiri menampung para pencari suaka sekitar 1.500 orang di kawasan Kali Deres, Jakarta Barat selama 41 hari.


Lalu, ke manakah Anies Baswedan selaku Gubernur DKI Jakarta akan mengembalikan tanggung jawab mengenai pengungsi dan pencari suaka itu?

Dikutip dari Republika, Jumat (23/8/2019) Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan pihaknya mengembalikan tanggung jawab mengenai pengungsi dan pencari suaka pada Komisioner Tinggi PBB untuk urusan pengungsi (UNHCR) dan Pemerintah Pusat.

Masih dari sumber yang sama, Anies juga menambahkan, "Seluruh pengelolaan para pengungsi itu ada di tangan UNCHR, kewenangannya ada di sana. Sifat dari bantuan kami di Jakarta adalah kemanusiaan untuk mengisi kebutuhan dasar disaat UNCHR belum menjalankan. Tapi kita harus kembalikan kepada kewenangannya dan itulah yang sekarang kita lakukan."


Pindah Ibukota? Sandiaga: Buat Referendum, Setuju Tidak Pindahkan Ibukota?


Pemindahan Ibukota dari Jakarta ke Kalimantan Timur masih diperdebatkan. Baik yang pro, maupun kontra memiliki argumen masing-masing. Tapi, ada satu hal yang dilupakan. Apakah seluruh rakyat Indonesia setuju dengan ide pemindahan itu?

Ini juga yang diusulkan Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno tentang referendum terkait rencana pemerintah Jokowi yang ingin memindahkan ibu kota ke Kalimantan Timur.

Terlansir Republika, Kamis (22/8/2019), menurut Sandiaga, "Ini sangat strategis, buat referendum. Sampaikan ke seluruh warga Indonesia, setuju tidak pindahkan ibu kota? Sehingga kita jadi bagian pengambilan keputusan."

Mengapa masyarakat perlu dilibatkan dalam rencana pemerintah untuk memimdahkan ibu kota? Sandiaga berpendapat hal itu karena saat ini pemindahan ibu kota bukanlah sesuatu yang mendesak. Dan, masih banyak masalah lainnya yang lebih utama, yakni prioritas perjuangkan ekonomi dan kesejahteraan rakyat Indonesia.

Dirinya juga menyarankan agar pemerintah Jokowi sebaiknya mematangkan terlebih dahulu rencana pemindahan itu. Sebab, ia tak melihat adanya alokasi dana terkait pemindahan ibu kota dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara tahun 2020.

Kalimantan Timur Dilanda Gempa, Amankah Calon Ibukota Baru?


Selain angin puting beliung dan kabut asap, wilayah Kalimantan tidak sepenuhnya bebas dari kegempaan.

Dikutip dari Rakyat Merdeka, Kamis (22/8/2019) siang tadi, tepatnya pukul 13.51 WIB, gempa 4,8 SR guncang Tanah Grogot, Kabupaten Paser, Kalimantan Timur

Adapun pusat gempa berada di koordinat 1,94 Lintang Selatan dan 116,1 Bujur Timur. Jaraknya 511 km arah Barat Laut Kota Makassar, 198 km arah Barat Daya Samarinda, 107 km arah Timur Laut Barabai.

Sumber utama informasi ini terlansir Pusat Seismologi Eropa-Mediterania, yakni di paman https://www.emsc-csem.org , Kamis (22/8) dan akun Twitter @Gempa_Tsunami.

Wednesday, August 21, 2019

Waw, Korea Selatan Terus Bidik Wisatawan Muslim? Yuk, Cari Jawabannya!


Islam bersinar di luar Arab. Tampaknya hal itulah yang kini terus berkembang di banyak negeri. Salah satunya di negeri ginseng. Ya, Korea Selatan terus mempromosikan wisata yang ramah terhadap umat Islam.

Hal itu salah satunya disebabkan  meningkatnya jumlah wisatawan Muslim ke negara tersebut.

Dikutip dari Hidayatullah, Kamis (22/8/2019), Korsel juga melakukan pengembangan infrastruktur pelayanan publik serta beragam industri yang Muslim friendly.

Bahkan, tempat-tempat wisata Korsel yang dilengkapi fasilitas bagi pengunjung Muslim turut dipromosikan dalam Korea Travel Fair 2019 yang diselenggarakan Korea Trourism Organization (KTO) Jakarta Office.

Salah satunya, para pengunjung dapat melihat replika Seoul Central Mosque, masjid yang dibangun pertama kali tahun 1976 di Itaewon.

Festival ini akan berlangsung pada 6 – 8 September mendatang di Kota Kasablanka dalam rangka mempromosikan wisata Korsel yang ramah Muslim dalam balutan nuansa musim dingin.

Selain itu, negeri para bintang K-POP tersebut cukup aktif menyediakan berbagai fasilitas ramah bagi umat Muslim. Sebut saja contohnya restoran dan toko berlabel halal serta tempat ibadah, untuk menyokong wisata halal bagi para wisatawan.

Nah, sudah dapat jawabannya 'kan?

Mengapa Referendum Bukan Solusi yang Tepat untuk Papua?


Demonstrasi besar-besaran telah terjadi di sejumlah daerah di Papua dan Papua Barat sejak Senin, (19/8/2019).

Bukan sekadar suara lantang yang diperdengarkan, tetapi massa aksi juga melakukan perusakan bangunan, mobil, bahkan pengejaran dan pelemparan batu kepada polisi secara sadis.

Sebut saja di Manokwari misalnya, massa membakar gedung DPRD Papua Barat. Sedang di Sorong, Papua Barat, massa sempat membuat aktivitas bandara lumpuh.

Dan di Jayapura, Papua, meskipun aksi berjalan damai, jumlah massa yang turun ke jalan sangat banyak sehingga melumpuhkan aktivitas perekonomian setempat.

Lalu pertanyaannya, apakah sebelum demonstrasi besar-besaran itu terjadi, mereka (baca: warga Papua dan Papua Barat) baik-baik saja? Apakah mereka benar-benar merasakan kesamaan hak dan telah menguasai perekonomian di sana?

Dikutip dari CNN Indonesia, Kamis (22/8/2019) Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)--Adriana Elisabeth--menilai bentrokan dan aksi protes yang dilakukan masyarakat Papua merupakan letupan atas permasalahan yang selama ini dirasakan. Misalnya, diskriminasi dan ekonomi, ketika masyarakat Papua tidak bisa menguasai perekonomian di daerahnya sendiri.

Dirinya menambahkan bahwa persoalan panjang tersebut terpendam begitu lama dalam benak. Dan, emosi mereka meletup ketika ada permasalahan mahasiswa Papua di Jawa Timur.

Ia juga mengatakan, "Sekarang kita ribut bagaimana meredakan konflik tapi akar persoalan bagaimana martabat Papua dihargai, selama ini kan tidak pernah diurus."

Itulah sebabnya, dirinya berpendapat  referendum bukan solusi tepat dan pemberian kemerdekaan secara langsung dari Indonesia juga bukan jawaban.

Akan jauh lebih baik, menurutnya, jika semua pihak memahami terlebih dahulu kondisi yang ada saat ini. Termasuk tentang apa yang dirasakan oleh masyarakat Papua. Setelah itu, baru bisa mendapatkan solusi yang tepat.

Siapakah Sosok Hamdy Salad dalam Sastra Indonesia?


Hamdy Salad lahir di Ngawi, Jawa Timur, bertepatan pada 25 Juni 1963. Ia mengenyam pendidikan formal dari SD hingga lulus pesantren setaraf SMU di Jawa Timur. Kemudian pada tahun 1983 dirinya masuk IAIN Sunan Kalijaga (sekarang UIN) Yogyakarta dan sempat pula belajar di lembaga akting dan film.

Sejak 1983 aktif dalam dunia penulisan, yakni saat masuk di Teater Alam.

Dirinya juga bekerja sebagai pengajar Creative Writing pada Fakultas Bahasa dan Seni UNY, fasilitator utama Jogya Writing School (JWS), mengampu mata kuliah Agama dan Budaya Islam pada Fakultas Seni Perunjukan dan Seni Rupa ISI Yogyakarta, mengajar Dramatologi pada FPBS UAD, dan mengampu Performing Arts pada International Hight School Budi Mulya Yogyakarta.

Cerpen dihasilkannya cukup banyak dan tersebar di berbagai harian, seperti di Bernas: “Bumi Bersimbah Mawar” (18 Oktober 1998), “Kereta Para Pembesar” (31 Mei 1998), “Pertapaan Orang Senja” (31 Januari 1999); dan Kedaulatan Rakyat: “Jubah Putih dari Nenek” (14 Januari 1999).

Selain itu, cerpennya berjudul “Cermin Berdiri di Punggung Babi” masuk dalam antologi bersama Perempuan Bermulut Api (2009). Dan, kumpulan cerpennya "Bercinta di Luar Kebun" Binatang terbit tahun 2005.

Di samping menulis cerpen, ia juga menyutradarai pementasan teater, menulis novel, dan puisi. Buku Agama Seni (2002) dianggap sebagai masterpiece-nya.

Dirinya pernah menjadi pembicara dalam program “Siswa Bertanya Sastrawan Berbicara” di seluruh kota di Indonesia di bawah Yayasan Indonesia.

Sempat membaca puisi dalam wadah GAPENA di Kuala Lumpur, Malaysia dan mengikuti pertemuan sastrawan se-Nusantara.

Yayasan Sastra Yogya (Yasayo) bekerja sama dengan KMSI menganugerahkan Hadiah Sastra Yasayo Edisi IV, atas prestasinya sebagai penulis sastra Indonesia pada tanggal 30 Oktober 2013, bertempat di Gedung Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardjasoemantri.

Berikut cerpen pilihan karyanya:

Burung Terbang dari Kuburmu

Hamdy Salad


BURUNG-BURUNG terbang meninggalkan musim dingin menuju tempat yang lain. Melintasi laut dan hutan. Menggaris
cakrawala di langit keabadian. Sebagian pergi menaikkan derajatnya menuju tingkat yang lebih tinggi. Sebagian dilepas dan diberi angka pada sayapnya, agar mudah dikenali kemana pun mereka pergi. Sebagian lagi hanya bisa menghabiskan waktu untuk bernyanyi dalam sangkar tirani.

Seperti juga tetangganya, orang itu tak pernah bosan untuk bersiul. Mengajari burung bernyanyi dengan irama yang tidak
pasti. Setiap sore dan pagi hari, ia berdiri di depan rumah. Memberikan makan dan minum melebihi anaknya sendiri. Ketan hitam, buah pisang dan gabah, juga air yang telah direbus dengan daun jambu, selalu ada di kepalanya. Tapi burung tak juga pandai bernyanyi, kecuali beriak dengan suara serak. Memaki-maki pita suara dalam tenggorokan lalu amarah merasuk di dada pemiliknya. Mengajak anggota badan untuk bertindak. Menggerakkan kedua lengannya yang kokoh untuk membanting sangkar sampai roboh ke tanah. Dan burung pun terbang, tergopoh-gopoh, mencari kebebasan yang telah lama dirindukan.

Pada saat yang kurang tepat, tetangga itu datang ke rumahnya. Mengumbar basa-basi dalam dunia burung. Di dekat mereka mengobrol, seekor beo masih bertengger dengan rantai di kaki kanan. Matanya melotot, menatap tetangganya tanpa ragu. Sepertinya beo itu hendak bicara, mengabarkan luka yang
diderita oleh majikannya.

“Aku tetanggamu. Tak mungkin bisa menutup telinga.”

“Ya. Pada minggu terakhir sebelum kepergiannya, buurug itu telah membuat sarang dalam sangkar. Dan ketika sangkar
telah rusak, sarang itu berpindah tempat ke dalam tubuh majikannya. Hingga tubuh sang majikan terasa sesak. Penuh jerami yang
berserak.”

“Lalu, pergi ke mana?”

“Mencari musim di tempat yang lain. Sebab burung yang tinggal dalam sarang tertentu, dengan mudah akan ditangkap
orang, setiap musim setiap waktu.”

Tetangga itu bangkit. Lalu pamit dan kembali ke dalam rumah sendiri. Sunyi tanpa kata-kata. Memahami bahasa burung dengan lidah manusia. Menerbangkan khayalan menuju kenyataan. Membawa mimpi ke dalam kehidupan. Burung pelatuk mencari makanan; mematuki pohon yang keras sebanyak 20 kali dalam 2 detik tanpa cedera; pendarahan otak atau sakit kepala. Burung ababil membawa kerikil dan batu api tanpa terbakar tubuhnya; juga sayap dan bulu-bulunya.

Burung-burung selalu dipuja karena suara indah yang keluar dari tenggorokannya. Perkutut jantan yang terkenal itu, mendapat sertifikat yang lebih mahal dari kemerdekaan. Kutilang berjengger biru ditukar orang dengan mobil terbaru. Cucakrawa berbulu putih dikeramatkan sebagai bangsa burung yang terpilih. Sementara elang, makhluk pemakan daging itu, tetap setia menggaris laut. Menunggu mangsa yang luput.

Elang bermata merah mengepakkan sayapnya menuju tempat fajar merekah. Kemudaian berdandan, menjelma makhluk paling serakah; meminum nanah; memakan daging-daging busuk sampai muntah. Sedang elang bermata hitam, terbang ke arah
matahari tenggelam. Lalu bernyanyi, mabuk dan gila sampai mati. Sayap-sayapnya yang patah jatuh ke bumi. Menjadi pena.
Menuliskan sejarah sendiri tanpa tinta.

“Bukankah bumi juga memiliki mata pena?”

“Ya. Tapi langit yang menyimpan tintanya.”

“Jadi?”

“Jadi bumi tak bisa menulis sejarah sendiri. Kecuali langit mengirimkan tinta yang lebih murni.”

“Ah!!”

“Lelaki juga punya burung. Tapi perempuan yang menyimpan sayapnya. Jadi lelaki tak bisa terbang sendirian, kecuali perempuan mengepakkan sayapnya.”

Dan ini juga burung. Walau hari sudah sore dan petang, walau angin ribut selalu datang, sekelompok merpati itu tak mau pergi dari tempat kebebasannya. Mereka habiskan waktu
untuk bersendau-gurau sembari mengais sisa-sisa makanan orang. Hingga sayap-sayapnya menjadi malas terbang dan kembali ke dalam sarang. Makhluk-makhluk bertelinga kecil itu
lebih suka tertidur dan menunggu pagi di taman-taman kota. Para pemburu yang kebetulan lewat dan melihatnya, tanpa perintah atau komando, langsung menembaki mereka tanpa aturan. Merpati-merpati kelimpungan. Lalu roboh ke tanah. Tak bisa lagi terbang, berkicau atau berdendang, kecuali menangis dan merintih dalam perut si-gendut. Perut pemakan daging yang
sedang ribut di balik dinding.

Kalau saja Daud dan Sulaiman masih hidup, tangisan itu dapat digubah sebagai nyanyian dalam telingamu. Dan engkau pun menjadi bebas merdeka untuk terbang menemui diri di atas langit yang tinggi. Sebab burung telah menjadi amsal ruhani untuk membawa pesan-pesan rahasia ke dalam bahasa manusia.

“Maka, pujilah nama Tuhanmu yang telah menerbangkan burung-burung semesta dari sangkar derita. Dan burung-burung pun menjadi bahagia dalam istana yang sesungguhnya.”

Seperti juga tetangganya, orang itu tak pernah peduli pada kenyataan di luar angkasa. Pada burung-burung cahaya yang menerbangkan manusia sempurna menuju surga. Serupa sayap-sayap jibril, mereka berkepak membawa bahtera, mengangkat ruh para nabi menuju singgasana yang abadi. Sementara wali dan orang-orang terpilih yang teraniaya atau disiksa para penguasa, memperoleh sayap dua-dua, tiga-tiga atau empat-empat

dari burung-burung putih untuk terbang dan kembali ke dalam istana sejati.

Simurgh, burung merak dengan sayap-sayapnya yang indah, telah dinobatkan sebagai mahkota yang mesti dicinta. Sedang bul-bul menggantikan sayap-sayap manusia sebagai anugerah para pecinta. Lalu hud-hud, burung yang paling beruntung di dunia, menurunkan rahasia Tuhan kepada Sulaiman. Hingga Balqis, perempuan ratu yang terkenal itu, menjadi tunduk dan berserah diri di hadapan raja Yang Maha Suci. Lalu duduk dan berdiri; membaca syahadat sampai kembali ke dasar bumi.

“Telah kuingat semua nama yang indah. Dan kulepaskan semua burung yang mati dari sangkar resah.” Seekor gagak menggali tanah; mengajarkan cara pada anak adam dan hawa untuk mengubur dan menutup aib saudara.

“Oh. Celakalah aku. Mengapa aku tidak bisa berpikir seperti burung gagak itu, sehingga saudaraku Habil dapat dikubur di bumi ini.” Qabil menyesal. Lalu bergerak dan mengantar kepergian saudaranya dengan cara burung gagak. Menutup jasadnya dengan tanah, melepaskan jiwanya dengan penuh rahmah.

Tangan doa menengadah ke angkasa. Mendedah sebutir pasir di tengah mutiara. Seperti juga tetangganya, orang itu bersusah-payah untuk menjadi diri sendiri. Setiap hari, dari pagi sampai petang, dari petang sampai pagi lagi, tak pernah lupa untuk mengaji. Memahami bahasa burung dengan kalimat-kalimat suci yang lebih abadi. Kecuali tertidur dan mati.

Tapi hidup telah membawa jiwanya untuk menolak rasa kantuk, tertidur atau mati dengan sia-sia. Selain rindu yang luar
biasa untuk bertemu dan terbang bersama burung-burung bersayap sutra. Burung-burung kesaksian yang mengangkat ruh alam menuju langit keabadian. Sampai selaput yang tipis di cekung matanya menjadi terkikis. Dan cahaya berkilau, memancarkan sinar dunia ke wajah bumi yang hijau.

Sumber bacaan: SOSOK-SOSOK INSPIRATIF: ANTOLOGI BIOGRAFI DAN KARYA CERPENIS YOGYAKARTA

Apakah Gerangan sehingga Seniman di Pasuruan Merasa Dilecehkan?


Kata seni, kadang dikaitkan orang dengan kata keindahan. Ada seni musik, seni rupa, seni sastra, seni pertunjukan, dan lainnya. Sedang pelakunya disebut seniman.

Nah, seperti terlansir Detikcom, Rabu (21/8/2019) seniman yang tergabung dalam Tim Penyusun Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah (PPKD) Kabupaten Pasuruan merasa dilecehkan.

Mengapa demikian? Karena nominal honorarium yang diberikan atas 6 bulan bekerja menyusun PPKD dianggap sebuah penghinaan.

Salah seorang seniman anggota Tim Penyusun PPKD, Bagong Sabdo Sinukarto, saat berbincang dengan detikcom, Rabu (21/8/2019) mengatakan, "Kami bekerja keras selama 6 bulan. Mencurahkan tenaga dan pikiran demi PPKD. Kami sangat kecewa saat pihak Disbudpar menyampaikan honor setiap anggota tim Rp500 ribu. Itu kalau dibagi 6 bulan sekitar Rp83 ribu per bulan."

Bagong yang merupakan Ketua Dewan Kesenian dan Kebudayaan Kabupaten Pasuruan ini menegaskan bahwa memberikan honor Rp83 per bulan untuk orang-orang yang bekerja keras menyusun sebuah buku terkait strategi kebudayaan daerah sangat tak manusiawi.

Untuk diketahui, berdasarkan amanat Undang-undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan, maka setiap daerah wajib memiliki dokumen pokok pikiran kebudayaan daerah (PPKD).

Tuesday, August 20, 2019

Jika Polisi Dilempar Batu, Bagiamanakah Sikap Pendemo terhadap TNI di Papua?


Papua rusuh. Dua kata itu begitu viral di jagat media sosial sejak 19 Agustus hingga hari ini. Tentu saja supaya kerusuhan tersebut tidak meluas ke mana-mana, berbagai upaya pun sudah ditempuh.

Salah satu upayanya adalah pengerahan ratusan personel gabungan Polri dan TNI ke lokasi kerusuhan di Papua.

Nah, ada hal menarik terkait pengerahan aparat keamanan itu. Dikutip dari Idtoday, Rabu (21/8/2019),  dalam video yang diunggah Mantan Kepala Staf Umum Tentara Nasional Indonesia, Letjen TNI (Purn) Johannes Suryo Prabowo melalui akun Instagram resminya @Suryoprabowo2011 menunjukkan perbedaan perlakukan massa aksi saat menghadapi Polri dan TNI.

Apa perbedaannya?

Masih dari sumber yang sama, pada video pertama yang diunggah Suryo Prabowo memperlihatkan, adanya massa aksi yang tengah menyerang polisi bertameng.

Terlihat Massa mengejar hingga melempar batu ke arah Polisi yang diduga tengah mengamankan jalannya aksi. 

Lalu dalam video selanjutnya, dapat dikatakan berbanding terbalik. Mengapa? Karena, prajurit TNI Marinir yang datang menggunakan dua truk besar dan satu mobil pickup dinas TNI mendapatkan sapaan hangat dari massa pendemo.

Ya, prajurit TNI bersalaman hingga berpelukan dengan massa aksi. Warga juga membukakan akses jalan untuk truk yang akan masuk ke lokasi. Luar biasa, 'kan?

Pelapor Penceramah UAS Dilaporkan Balik ke Bareskrim Polri?


Pelapor dan terlapor. Dua kata itu sangat populer di Indonesia belakangan ini. Bisa dikatakan bahwa dunia hukum sedang naik daun.

Sebut saja yang terbaru, seperti terlansir Kumparan, kelompok orang yang menamakan diri mereka sebagai Pencinta Ustaz Abdul Somad (UAS) akhirnya melaporkan balik orang yang melaporkan penceramah asal Riau itu ke Bareskrim Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan.

Masih dari sumber di atas, Pitra Romadoni yang merupakan Kuasa Hukum Pecinta UAS,  mengatakan bahwa mereka melaporkan seorang advokat yang bernama Sudiarto ke Bareskrim karena diduga menyebarkan surat pelaporan UAS di media sosial. Penyebaran surat tersebut membuat kesan UAS penista agama. Dan, Laporan terhadap Sudiarto terdaftar di SPKT Bareskrim Polri dengan nomor LP/B/0732/VIII/2019/Bareskrim. Sudiarto diduga menghina UAS.

Lalu, bagaimana kelanjutannya?

Apa Benar Kerusuhan di Papua Akibat Rasisme?


Banyak pihak beranggapan bahwa kerusuhan di Papua disebabkan oleh rasisme terhadap mahasiswa Papua di Surabaya dan Malang, Jawa Timur.

Lalu apakah memang benar seperti itu adanya?

Menanggapi hal yang sudah santer di masyarakat itu, Agnes Setyowati yang merupakan pengamat sosial budaya dari Universitas Pakuan Bogor, Jawa Barat, menganggap kerusuhan yang terjadi di beberapa wilayah Papua pada Senin (19/8/2019) justru bukan terjadi akibat rasisme.

Terlansir Antara, Selasa (20/8/2019) Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya (FISIB) Universitas Pakuan ini mengatakan bahwa pengepungan Mahasiswa Papua di Jalan Kalasan Surabaya, Jawa Tinur pada 16 Agustus 2019 yang jadi pangkal permasalahannya bukan merupakan bentuk rasisme, melainkan hanya tindakan arogan segelintir oknum.

Lebih lanjut, ia menjelaskan, rasisme merupakan tindakan penguatan stereotip terhadap kelompok tertentu yang terorganisir. Sedangkan, menurut Agnes apa yang dialami oleh sejumlah mahasiswa Papua di Surabaya merupakan bentuk kesalahpahaman antar berbagai pihak.


UAS Dipolisikan, Bagaimana Sikap Lembaga Adat Melayu Riau?


Meski materi jawaban Ustaz Abdul Somad yang dianggap menistakan agama itu terjadi tiga tahun lalu dan disampaikan secara eksklusif, tetap saja ada pihak-pihak yang melaporkannya ke polisi.

Nah, lalu bagaimana sikap Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) terkait pelaporan ini?

Dikutip dari Moeslimchoice, Selasa (20/8/2019), Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) menyatakan akan tetap mendampingi Ustaz Abdul Somad berkaitan dengan kasus yang dituduhkan kepada tokoh yang akrab disapa UAS tersebut baru-baru ini.

Seperti terlansir dari sumber yang sama, Ketua Umum Majelis Kerapatan Adat (MKA) LAMR, Datuk Seri Al Azhar, dalam pernyataan pers di Pekanbaru, Senin (19/8/2019) mengatakan, “Pasalnya, selain pengurus LAMR, UAS menyandang gelar adat kehormatan Melayu Riau, Datuk Seri Ulama Setia Negara."

Selain itu, Datuk Seri Al Azhar juga menyatakan bahwa LAMR memiliki sumber daya yang memadai untuk mendampingi UAS dalam kasus tersebut. Organisasi ini misalnya, juga memiliki Lembaga Badan Hukum (LBH) yang siap sedia mendampingi UAS dalam persoalan hukum.

Monday, August 19, 2019

Benarkah Pihak RRC Lancarkan Kampanye "Taktik Tipuan" untuk Lawan Demonstran di Hong Kong?


Republik Rakyat China (RRC) ketahuan oleh pihak Twitter dan Facebook  menggunakan platform mereka dalam menggencarkan kampanye untuk melawan aksi protes besar-besaran para demonstran di Hong Kong.

Dikutip dari CNN Indonesia, Selasa (20/8/2019) setelah melakukan penelusuran lebih lanjut, pihak Facebook lantas menghapus satu jaringan laman, grup, dan akun yang berbasis di China karena terlibat "kebiasaan terkoordinasi yang tak biasa" dan berfokus pada isu Hong Kong

Begitu pula terlansir di laman yang sama bahwa Kepala Kebijakan Keamanan Siber Twitter, Nathaniel Gleicher, kemudian menjabarkan pihaknya menghapus tujuh laman, tiga grup, dan lima akun yang berbasis di China.

Dalam kesempatan itu, Gleicher menjelaskan bahwa pihak-pihak tersebut (baca: pihak dari RRC) melancarkan kampanye menggunakan "taktik tipuan" termasuk akun media berita palsu guna menyebarkan konten yang menggiring opini publik.

Gleicher juga mengatakan, "Meski orang-orang di balik aktivitas ini menutupi identitas mereka, penyelidikan kami menemukan kaitan  individu-individu dengan pemerintah China."

Api Membakar Gudang Peluru Polda Metro Jaya, Apa Penyebab dan Dampaknya?


Kebakaran kembali terjadi. Kali ini yang terbakar adalah Gudang Peluru milik Polda Metro Jaya di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta.

Dikutip dari CNN Indonesia, Selasa (20/8/2019), petugas Damkar Jakarta Selatan, Suparno, mengatakan, "Kejadian awal pukul 05.37 WIB, ada 13 unit pemadam kebakaran yang diturunkan."

Ia juga menambahkan bahwa hingga pukul 07.28 WIB petugas masih berupaya memadamkan api.

Mengenai penyebab dan dampak kerugiaan dari kebakaran tersebut, Suparno hanya mengatakan, "Polisi nanti yang akan menjelaskan penyebab dan jumlah kerugian."

Sunday, August 18, 2019

Dari Nyaris Bentrok di Surabaya hingga Kericuhan Kota Manokwari


Peristiwa bermula dari kejadian nyaris bentrok antara mahasiswa Papua dengan beberapa organisasi masyarakat di Surabaya, Sabtu (17/8/2019). Kemudian personel Polrestabes Surabaya berhasil mengamankan berbagai atribut bercorak separatisme, puluhan senjata tajam (sajam), dan bom molotov di Asrama Mahasiswa Papua yang berada di Jalan Kalasan, Surabaya.

Lalu, penangkapan dan penginterogasian sejumlah mahasiwa Papua dari asrama itu juga dilakukan aparat di Ibukota Jawa Timur tersebut.

Ternyata, meskipun para mahasiswa sudah dikembalikan ke asrama mereka, kejadian ini tidak berhenti sampai di situ. Peristiwa di Surabaya itu berbuntut panjang, yakni hari ini, Senin (19/8/2019) terjadi kericuhan di Kota Manokwari.

Dikutip dari RMOL, Senin (19/8/2019), sekelompok mahasiswa memblokade jalan. Mereka melakukan aksi bakar ban di tengah jalan dan merusak pertokoan. Karopenmas Divisi Humas Polri, Brigjend Dedi Prasetyo membenarkan kabar kericuhan yang terjadi di Manokwari tersebut.

Bahkan, Kantor DPRD Provinsi Papua Barat dibakar massa yang menggelar aksi di Manokwari. Begitu pula sejumlah fasilitas juga ikut dibakar dalam gelombang aksi yang digelar merespons situasi di Surabaya itu.

Soal Ceramahnya yang Viral tentang Salib, Apa Tanggapan Ustadz Abdul Somad?


Viralnya video Ustadz Abdul Somad (UAS) saat menjawab pertanyaan jemaah pengajian tentang salib telah menjadi sorotan publik.

UAS pun angkat bicara menanggapi hal tersebut. Seperti terlansir Arrahmah, video penjelasan UAS ini kemudian diunggah oleh akun YouTube FSRMM TV pada Ahad (18/8) dengan judul "Klarifikasi Tentang Anggapan Ustadz Abdul Somad Menghina Kristen/Menghina Salib."

UAS menjelaskan, “Pertama, itu saya menjawab pertanyaan, bukan saya membuat-buat untuk merusak. Ini perlu dipahami."

Kemudian ia menambahkan, “Itu pengajian di dalam masjid tertutup, bukan di stadion, bukan di lapangan sepak bola. Bukan di TV, tapi untuk intern umat Islam menjelaskan pertanyaan umat Islam mengenai patung dan tentang kedudukan Nabi Isa. Untuk orang Islam dalam sunah Nabi Muhammad (saw)."

Dirinya pun mengaku heran, “Kenapa diviralkan sekarang, kenapa dituntut sekarang? Saya serahkan kepada Allah SWT. Sebagai warga yang baik saya tidak akan lari, saya tidak akan mengadu. Saya tidak akan takut, karena saya tidak merasa bersalah, saya tidak pula merusak persatuan dan kesatuan bangsa."

Sebagaimana diketahui ceramah yang mengandung polemik itu, jelas UAS, di lakukan di masjid An-Nur sekitar tiga tahun lalu.


Sekilas tentang Jaringan Bambu, Kekuatan Ekonomi China Rantau


BAMBU. Tanaman ini agaknya sangat erat dengan bangsa-bangsa di atau dari daratan China. Istilah yang mengacu pada daratan tersebut dengan menggunakan kata bambu pun dikenal luas. Sebut saja "tirai bambu" dan "jaringan atau jejaring bambu".

Khusus hal terakhir di atas berkaitan langsung dengan Asia Tenggara, termasuk Indonesia.

Nah lalu, apa sebenarnya jaringan bambu itu?

Secara mudah, istilah ini dapat dipahami untuk menyebut konsep hubungan antara bisnis yang dioperasikan oleh komunitas China Rantau di Asia Tenggara.

Bisa dikatakan jaringan bisnis China Rantau tersebut sebagai satu-satunya kelompok bisnis swasta paling dominan di luar Asia Timur.  Tentu saja jaringan bambu ini menghubungkan komunitas bisnis China Rantau Asia Tenggara (Myanmar, Malaysia, Indonesia, Thailand, Vietnam, Filipina, dan Singapura) dengan ekonomi China Besar (Republik Rakyat China, Hong Kong, Makau, dan Taiwan), sebagai wadah sejumlah besar Komunitas mereka (baca: China) hidup.

Saat ini, etnis China memang memainkan peran utama dalam sektor bisnis Asia Tenggara. Hal itu karena mereka mendominasi ekonomi Asia Tenggara. Bahkan, mereka membentuk elit ekonomi di semua negara Asia Tenggara utama. 

Selain itu, orang Cina Rantau menggunakan pengaruh ekonomi yang luar biasa atas rekan-rekan mayoritas mereka di Asia Tenggara dan memainkan peran utama dalam vitalitas ekonomi kawasan. 

Memang dalam kenyataannya, sejak pergantian abad ke-21, Asia Tenggara pascakolonial kini telah menjadi pilar penting perekonomian China Rantau karena jaringan bambu mewakili simbol penting yang memanifestasikan dirinya sebagai pos ekonomi internasional yang diperluas dari China Daratan.

Sumber: Wikipedia

Friday, August 16, 2019

Mengenal Lompatan Jauh ke Depan, Program Partai Komunis China


Secara sederhana Lompatan Jauh ke Depan atau Great Leap Forward merupakan sebuah program yang disusun oleh Partai Komunis China di Republik Rakyat China (RRC). Program ini telah berlangsung antara tahun 1958 hingga 1960. Tujuan utamanya adalah untuk membangkitkan ekonomi RRC. Cara yang ditempuh mereka melalui industrialisasi secara besar-besaran dan memanfaatkan jumlah tenaga kerja murah.

Meski terkesan khas China, tapi sebenarnya Lompatan Jauh ke Depan ini hasil menjiplak dari sistem yang telah dilakukan Uni Soviet dengan memasukkan unsur tradisional China.

Sementara pelaksanaannya sendiri dilakukan melalui dua jalur. Pertama, pada peningkatan produksi baja sebagai bahan baku. Kedua, pendirian industri ringan dan konstruksi.

Jika diperhatikan, sejak awal program ambisius Mao Zedong ini memang kurang realistis. Mengapa demikian?

Dalam Lompatan Jauh ke Depan, tenaga kerja produktif di bidang agraris ditransfer seluruhnya ke bidang industri. Hal ini menyebabkan otomatis tidak ada petani yang menanam tanaman untuk stok bahan pangan.

Pemerintah RRC pun mengumumkan program ini menyebabkan kematian tidak wajar sekitar 21 juta orang lebih. Lembaga-lembaga non pemerintah lainnya juga mengeluarkan statistik yang tidak jauh sekitar 20 juta orang lebih meninggal karena kelaparan.

Bisa dikatakan, program hasil jiplakan dari Uni Soviet ini akhirnya menuai bencana besar di RRC pada abad ke-20.

Sumber: Wikipedia

Thursday, August 15, 2019

Tiga Tujuan Layanan Khusus Pemulangan bagi Jemaah Haji oleh Arab Saudi


Musim haji tahun 1440H/2019M ini Pemerintah Kerajaan Arab Saudi   menerapkan Eyab atau layanan khusus pemulangan bagi jamaah haji. Layanan itu berlaku untuk 3 negara saja, yakni India, Indonesia, dan Malaysia.

Adapun tujuan dari pelaksanaan Eyab tersebut menurut Kepala Daerah Kerja (Kadaker) Bandara Jeddah-Madinah, Arsyad Hidayat, seperti terlansir Hidayatullah, Jumat (16/8/2019), ada tiga.

Pertama, untuk mengurangi waktu tunggu jamaah haji di bandara. Baik Bandara King Abdulaziz, Jeddah dan Bandara Prince Mohammed bin Abdulaziz, Madinah.

Kedua, kata Arsyad, untuk mengantarkan barang bawaan jamaah haji lebih dulu ke bandara hingga ke Indonesia. Barang bagasi atau koper jamaah dikirim terlebih dahulu yaitu 48 jam sebelum pesawat take off.

Dan tujuan ketiga, Pemerintah Saudi ingin lebih memperkenalkan kebudayaannya kepada jamaah haji, sekaligus menjadi ajang promosi pariwisata.

Zakir Naik: Tuduhan terhadap Dirinya yang Diwartakan Media Bersifat Jahat


Dr Zakir Naik yang merupakan ulama terkenal dari India menyangkal tuduhan  bahwa dirinya menciptakan suasana tidak harmonis di Malaysia.

Ia menjelaskan pengkritiknya salah dalam menafsirkan ucapannya demi tujuan politik.

Seperti terlansir Sinar Harian, Rabu (14/8/2019) Zakir menjelaskan, ketika ucapannya di Stadium Sultan Muhammad IV di Kota Bharu, 9 Agustus lalu, dirinya memuji langkah Malaysia yang mengamalkan pendekatan Islam memberi layanan adil kepada masyarakat India dan menegakkan hak mereka.

Ia menambahkan, situasi Islami itu berbeda di India. Menurutnya, India gagal melakukan perkara yang sama terhadap muslim sebagai golongan minoritas di sana.

Itulah sebabnya, ulama yang satu ini menegaskan bahwa tuduhan terhadap dirinya yang diwartakan dalam media adalah bersifat jahat yang direkayasa dalam mempolitikkan dirinya dan juga untuk mewujudkan ketidakharmonisan agama dalam masyarakat di Malaysia.

Dirinya yakin, InsyaAllah percobaan jahat mereka (baca: penuduh dirinya) tersebut akan gagal.

Wednesday, August 14, 2019

Tragis, Setelah Publikasikan Surat Para Tahanan, Pemuda Uighur Ini Ditahan China


Nasib tragis tak henti-hentinya menimpa kaum muslim Uighur di Republik Rakyat China.

Seorang pemuda Uighur--Abdurahaman Memet (30)-- yang memviralkan surat-surat dari tahanan di kamp-kamp pengasingan rahasia China di Xinjiang  ditahan.

Informasi itu berdasarkan laporan para aktivis dan anggota keluarganya.

Awalnya, seperti terlansir Hidayatullah, Kamis (15/8/2019) pemuda yang merupakan seorang pemandu wisata di Turpan itu menerima surat dari orang tua dan saudara laki-lakinya tahun lalu. Surat-surat tersebut ditulis dari dalam pusat penahanan di wilayah barat. Ada sebanyak 1,5 juta muslim diyakini telah ditahan di dalam kamp re-edukasi dan kamp lainnya.

Kemudian, pada bulan Juli, surat-surat itu pun diterjemahkan dan diterbitkan dalam Database Korban Xinjiang, yakni sebuah situs penyimpanan dan pengawas publik.

Lalu dokumen-dokumen langka, di antara yang pertama dari dalam kamp ini menyebar dengan cepat secara daring. Dalam dua hari setelahnya, Memet memberi tahu keponakannya yang ada di luar RRC bernama Muhammad’ali bahwa dia telah menerima telepon dari polisi yang meminta untuk mengetahui dengan siapa dia membagikan surat-surat itu.

Dan, pada akhir bulan, Muhammad’ali mengetahui melalui kontak bahwa pamannya itu telah ditahan di Turpan.

Waw, Pemustaka Dilayani Perpustakaan Yogyakarta Tanpa Harus Turun dari Kendaraan


Buku adalah jendela dunia. Kalimat itu sangat populer di Indonesia. Gerakan literasi sudah seharusnya diarahkan pada kegiatan membaca ini. Artinya tidak melulu berkutat dalam gerakan ayo menulis.

Berkenaan dengan hal ini, Perpustakaan Kota Yogyakarta patut menjadi contoh bagi perpustakaan-perpustakaan lain. Khususnya  dalam hal pengembalian dan peminjaman buku. Perpustakaan di Kota Gudeg ini berinovasi dengan Sapa Ratu atau sarana peminjaman dan pengembalian tanpa harus turun dari kendaraan.

Dikutip dari Antara, Rabu (14/8/2019), Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Yogyakarta Wahyu Hendratmoko di Yogyakarta, mengatakan, “Konsep Sapa Ratu ini semacam ‘drive thru’ di restoran cepat saji sehingga layanannya pun diusahakan bisa dilakukan dalam waktu cepat."

Ia berpendapat bahwa layanan tersebut hadir untuk memudahkan pemustaka yang tidak memiliki banyak waktu tetapi sudah harus mengembalikan atau meminjam buku dan kesulitan dalam mencari tempat parkir.


Tuesday, August 13, 2019

Tahniah, Saudi Aramco Pilih Malaysia Ketimbang RI meskipun Jokowi Sudah Lobi Pangeran Arab


Malaysia tengah berjalan gagah dan sesekali mengaum bak harimau Malaya yang perkasa. Bangsa Melayu patut bangga atas capaian itu. Dan, agaknya perlu dicontoh oleh pemerintah dari negara lain semisal di Indonesia.

Nah, salah satu kesuksesan Malaysia itu sebut saja yang tersiar CNBC Indonesia, Selasa (13/8/2019), bahwa perusahaan minyak raksasa asal Arab Saudi--Saudi Aramco--akan fokus mengoptimalkan aset-aset bisnisnya di luar negeri, dan Malaysia salah satu negara yang akan terdampak.

Tentu saja, Indonesia sudah melakukan pendekatan ke Saudi Aramco. Hal itu sudah dilakukan sejak 2014 lalu. Bahkan, Presiden Joko Widodo  (Jokowi) secara langsung sudah melobi Pangeran Arab agar ada kepastian proyek menggiurkan ini dan berharap setidaknya mendapatkan barang setetes rezeki dari perusahaan minyak Arab tersebut.

Secara khusus, tujuan lobi Presiden RI adalah agar perusahaan raksasa ini berkenan berinvestasi di Kilang Cilacap bersama dengan PT Pertamina.

Namun, apa mau dikata? Hingga detik ini cerita investasi yang dilobi Jokowi tersebut menggantung tak jelas ujungnya.

Mak: Pemerintah (Hong Kong) Sangat Tidak Berguna dan Tidak Melakukan Apa-Apa untuk Merespons Para Pendemo


Hong Kong mencekam. Mungkin demikianlah pandangan sebagian orang di antero dunia. Sebut saja alasannya, yakni karena penerbangan di sana seperti mati suri.

Nah, dari realitas tersebut ada yang mengharukan. Apakah itu? Meski penerbangan di sana dibatalkan sebagai akibat demonstrasi, tetapi sejumlah penumpang pesawat yang terjebak di Bandara Internasional Hong Kong menyatakan dukungan untuk para pengunjuk rasa. Ini sungguh wujud  empati yang luar biasa.

Dikutip dari CNN Indonesia, Selasa (13/8/2019), seorang penumpang pesawat yang terkena dampak demo--Mag Mak--menuturkan pesawatnya dari Dubai menuju Hong Kong terpaksa ditunda selama lima jam akibat penutupan bandara kemarin. Meski begitu, Mag Mak mengatakan dia tetap mendukung demonstrasi yang telah berlangsung selama 10 pekan berturut-turut ini.

"Situasi ini mungkin mempengaruhi saya, tapi saya tahu betul apa yang sedang mereka lakukan dan saya mendukung mereka. Jadi ini tidak masalah," kata Mag Mak, yang merupakan seorang pegawai lembaga periklanan kepada AFP, Selasa (13/8) dan dikutip CNN Indonesia (13/8/2019).

Dirinya juga menambahkan, "Pemerintah (Hong Kong) sangat tidak berguna seperti sampah dan mereka tidak melakukan apa-apa untuk merespons para pedemo."

Hal serupa diutarakan Frank Filser, "Mereka berjuang untuk Hong Kong dan itu pandangan mereka. Saya bisa kembali ke Jerman kapan saja, tapi bagaimana dengan nasib orang-orang yang tumbuh di sini? Ini adalah rumah mereka."