Tuesday, April 30, 2019

Menjadi Kaisar, Naruhito: Saya Bersumpah Selalu Membela Rakyat

Kaisar Naruhito - Japan Pool/AFP/STR


Siapa yang tak ingin memiliki pemimpin yang berikrar sumpah seperti itu? Setidaknya hal demikian merupakan awal yang baik untuk tindakan yang akan diwujudkan di waktu-waktu selanjutnya. 

Ialah Naruhito, Sang Putra Mahkota Jepang, resmi naik takhta hari ini, Rabu (1/5/2019), sebagai seorang kaisar di negeri sakura itu.

Ia naik tahta sesudah sang ayah, Akihito, memutuskan turun takhta setelah tiga dekade berkuasa. Dengan kenaikan takhta Naruhito ini, menandai pula era baru Jepang yakni Era Reiwa dimulai. 

Dalam pidato singkatnya, seperti terlansir AFP, Naruhito bersumpah untuk "act according to the Constitution" while "always turning my thoughts to the people and standing with them".

Atas sumpahnya untuk bertindak sesuai dengan konstitusi dan selalu mengutamakan pikirannya kepada rakyat dan membela mereka itu, Naruhito diharapkan sebagai kaisar yang dapat turut serta membawa Jepang lebih baik.

Pemimpin memang harus berdiri bersama rakyat sehingga layak disebut merakyat. Jadi, bukan sekadar pencitraan.

Martak: Pelaksanaan ljtima Ulama dan Tokoh III Adalah Sebuah Keniscayaan



Ketua Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama sekaligus Ketua Panitia Ijtima Ulama dan Tokoh III—Muhammad Yusuf Martak—mengatakan bahwa sebagai pelaksana ljtima Ulama I dan ll, dengan melihat kecurangan yang terstruktur, sistematis, dan masif, maka ljtima Ulama dan Tokoh III adalah sebuah keniscayaan sebagai pengawalan kepada rekomendasi ljtima Ulama sebelumnya.

Di dalamnya (baca: ljtima Ulama dan Tokoh III) direncanakan ada pemaparan berbagai kecurangan yang ditemukan oleh  Badan Pemenangan Nasional Prabowo Subianto-Sandiaga Uno selama proses Pemilu 2019 berlangsung.

Emak-Emak dan Massa Lainnya Demo Tuntut Bawaslu Nyatakan Penyelenggaraan Pemilu 2019 Curang



Tepat di depan Gedung Bawaslu, puluhan emak dan massa lainnya menggelar demonstrasi menuntut Bawaslu menyatakan penyelenggaraan Pemilu 2019 curang dan penuh rekayasa. Emak-emak yang hadir hari ini, Selasa (30-4-2019), tersebut meneriakkan yel-yel “Curang! Curang! KPU curang!” berulang-ulang sambil membentangkan poster.

Sedang perwakilan demonstran yang terdiri atas Ustaz Sambo, Eggi Sudjana, mantan Anggota DPR Ahmad Yani, beserta perwakilan lainnya diterima oleh Komisioner Bawaslu, Ratna Dewi Petalolo di dalam gedung. Tetapi, pertemuannya secara tertutup.

Sementara itu Koordinator Aksi, Rizal Kobar, seperti terlansir Laman Islam Pos, Selasa (30-4-2019), mengatakan, “Kami tidak yakin pemimpin yang mengambil mandat dengan kecurangan bertujuan untuk memimpin rakyat. Hanya ada satu kata, lawan."

Ia menambahkan salah satu bentuk kecurangan pemilu yang terlihat adalah kesalahan input data KPU yang sudah terjadi ribuan kali. 

Monday, April 29, 2019

Pemindahan Ibukota, Rachmawati: Ini Akal-akalan untuk Mengalihkan Perhatian Rakyat dari Kekacauan Pemilu



Sebelum dan pascapencoblosan pemilu 17 April lalu begitu banyak temuan kecurangan yang belum ditangani sepenuhnya. Dan, hingga saat ini input data ke Sistem Informasi Penghitungan Suara (Situng) KPU pun masih berjalan. Artinya, Indonesia masih harus fokus pada proses pemilu yang diadakan tahun ini.

Tetapi, anehnya wacana pemindahan ibukota Indonesia malah sengaja digulirkan pemerintahan Jokowi-JK pada hari kemarin (29/4).

Tentu saja hal itu menuai pro dan kontro di masyarakat. Sebagian kalangan menilai wacana pemindahan tersebut tidak tepat. Bahkan, sangat kental dengan upaya untuk mengalihkan perhatian publik dari kekacauan proses pemilihan umum yang masih berlangsung.

Salah satunya datang dari salah seorang putri Bung Karno, yakni Rachmawati Soekarnoputri.

"Saya menduga ini akal-akalan untuk memutasi persoalan dan mengalihkan perhatian rakyat dari kekacauan pemilu," ujar Rachma, Selasa (30/4), seperti terlansir RMOL pada hari yang sama.

Ia juga menambahkan tidak pada tempatnya nama Bung Karno dibawa-bawa dalam wacana pemindahan ibukota ini.

Sepengetahuannya, ketika Bung Karno mewacanakan pemindahan ibukota, di Kalimantan belum banyak orang dalam menghadapi ketegangan dengan Malaysia yang didukung imperialis Inggris saat itu.

Terdapat Lebih daripada 1.000 Kesalahan Input Data Setiap Harinya di Situng KPU



Mustofa Nahrawardaya selaku Koordinator Relawan IT BPN menjelaskan terdapat lebih daripada 1.000 kesalahan input data setiap harinya di Situng KPU.

Timnya juga menemukan ada 9.440 kesalahan input data ke dalam Sistem Informasi Penghitungan Suara (Situng) tersebut.

Temuan-temuan ini sebagai hasil dari pemantauan yang dilakukan oleh 200 relawan pada 18—29 April 2019. Adapun yang diteliti sebanyak  172.174 dari 404.290 TPS yang sudah masuk ke laman Situng KPU.

Kesalahan-kesalahan yang sudah mereka temukan adalah selisih suara, yakni jumlah pemilih melebihi Daftar Pemilih Tetap (DPT), juga jumlah suara sah tidak cocok dengan total suara.

Menurut catatan Mustofa, seperti terlansir Kompas (29/4/2019), tiga daerah yang memiliki kesalahan terbanyak yaitu di Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah.

Inilah Lima Alasan Pilpres 2019 Dianggap Penuh Kecurangan




Lima alasan ini berdasarkan penilaian dan catatan Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi.

Pertama, ada kecurangan yang terstruktur, sistematis, masif, dan brutal mulai dari DPT, proses kampanye, pencoblosan dan pascapencoblosan. 

Kedua, terdapat mobilisasi terhadap para penegak hukum, pegawai BUMN,   para Aparatur Sipil Negara (ASN), dan sebagian kepala daerah untuk memastikan kemenangan paslon capres-cawapres nomor urut 01, yakni Jokowi- Ma'ruf.

Ketiga, pada masa pencoblosan dinilai terdapat kecurangan yang terjadi sehingga berpengaruh terhadap suara Paslon 02. Contohnya pada saat masa pencoblosan ada daerah yang dukungan masyarakatnya ke Prabowo-Sandi terkuat tiba-tiba tempat suaranya kurang. Begitu juga ada di luar negeri tiba-tiba yang akan memilih 02 tidak bisa memilih.

Keempat, pada proses pencoblosan terdapat quickcount dari berbagai lembaga survei. Hasil quick count tersebut dinilai BPN sebagai upaya untuk mencocokkan pada Situng di KPU.

Kelima, adanya gerakan yang masif pada Situng di KPU yang terdapat campur tangan orang lain.

InsyaAllah Ijtima Ulama dan Tokoh III Dihadiri 1.500 Ulama dari Seluruh Indonesia

Muhammad Yusuf Martak - Youtube


Angka perkiraan tersebut diutarakan Muhammad Yusuf Martak selaku Ketua Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Ulama (GNPF-U) saat memberi keterangan pers di Bilangan Tebet, Jakarta, Senin (29/4) seperti terlansir RMOl pada hari yang sama.

Ia menambahkan ulama dari 27 provinsi sudah konfirmasi. Sementara ulama yang diundang adalah semua ulama yang hadir pada saat Ijtima Ulama I dan II, kecuali yang pada Pilpres 2019 tidak memberikan dukungan kepada rekomendasi ijtima ulama untuk memenangkan pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Mengenai tempat acara, direncanakan digelar di Hotel Lorin Sentul, Bogor pada hari Rabu lusa (1-5-2019) dengan tema utama dugaan kecurangan Pilpres 2019 yang terstruktur, sistemasis dan massif sesuai seruan dalam Maklumat Makkah Imam Besar Habib Rizieq Shihab.

Selain Kasus Suap, KPK Diharapkan Membongkar Kasus Impor dan Kampanye Terselubung Jokowi - Maruf




Arief Poyuono berharap penggeledahan ruang kerja Menteri Perdagangan yang dilakukan KPK sebagai pintu masuk untuk membongkar kasus-kasus lainnya yang juga masih baru dan hangat.

Kasus yang dimaksudkan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra itu adalah, dugaan praktik mafia kuota impor gula dan garam.
Selain itu, juga kasus pengadaaan gerobak dan tenda pedagang serta box pendingin ikan yang jadi cover untuk bantuan presiden dalam kampanye terselubung dari pasangan capres-cawapres nomor urut 01, Joko Widodo - Maruf Amin.

Adapun penggeledahan ruang kerja Mendag tersebut atas dugaan keterlibatan Menteri Perdagangan RI—Enggarsito Lukito—dalam kasus suap yang menjerat Anggota DPR RI Bowo Sidik Pangarso.

Sunday, April 28, 2019

Fadli Zon Tolak Argumen Mahfud MD tentang Makna Daerah-Daerah Islam Garis Keras



Pernyataan Mahfud MD tentang Prabowo Subianto-Sandiaga Uno menang di daerah-daerah yang punya sejarah provinsi garis keras dalam agama sudah benar-benar menimbulkan kontroversial.

Polemik di ranah publik pun tumbuh  subur bak cendawan di musim hujan.  Begitu banyak yang mempertanyakan pemakaian istilah tendensius dan rasis "daerah Islam garis keras" yang digunakan oleh mantan Ketua Mahkamah Konstitusi itu.

Penolakan demi penolakan terhadap istilah yang disebut Mahfud MD pun datang dari berbagai kalangan. Contohnya yang terbaru datang dari Fadli Zon. Wakil Ketua Umum Partai Gerindra ini secara terang-terangan menyebut bahwa isi kepala Mahfud MD cetek mengenai hal tersebut.

Melalui tulisan singkat di akun Twitternya, Fadli menolak argumen Mahfud MD tentang makna daerah-daerah Islam garis keras. Dalam agumennya, Mahfud menyatakan bahwa yang ia maksud dengan daerah-daerah Islam garis keras ialah tempat yang dulu terjadi pemberontakan, seperti DI/TII  Kartosuwirya di Jawa Barat, PRRI di Sumatera Barat, Gerakan Aceh Merdeka (GAM), dan DI/TII di Sulawesi Selatan.




Hilman: Pengetahuan Mahfud MD tentang Daerah-Daerah di Indonesia Belum Menyeluruh



Pernyataan tendensius dan sangat rasis dari Mahfud MD terus menuai reaksi dari berbagai kalangan. Salah satunya dari Hilman Firmansyah yang merupakan Wakil Ketua Umum Indonesia Muda.

Ia banyak membahas soal Islam di Aceh yang juga dikatakan Mahfud sebagai Islam garis keras.

Seperti terlansir RMOL, Hilman mengatakan dalam keterangan persnya, Senin (29-4-2019), "Islam di Aceh tidak anti nonmuslim, bahkan rakyat Aceh dapat berteman dengan siapa pun. Penganut Agama lain tidak pernah diganggu ketika melaksanakan ibadah mereka."

Berdasarkan penilaiannya, Mahfud MD sudah merusak citra Aceh.

Menurutnya juga mantan Ketua Mahkamah Konstitusi itu tampak tidak menggunakan prinsip ilmiah bahwa Prabowo-Sandi menang di Aceh karena rakyat Aceh pemilih cerdas. Dan pernyataan Mahfud MD tidak mencerminkan beliau yang kini sebagai Anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP).

Ia menyarankan, Mahfud MD sebaiknya meminta maaf kepada rakyat Aceh, Jawa Barat, maupun daerah lain yang diklaimnya terdapat Islam garis keras karena Jokowi kalah.

Saturday, April 27, 2019

Inilah Seruan Imam Besar Habib Rizieq Syihab atas Kezaliman dan Kecurangan dalam Pemilu 2019

Maklumat Makkah - Youtube


Beredar video penyampaian Maklumat Makkah oleh Imam Besar Habib Rizieq Syihab dari Kota Suci Makkah Al-Mukarromah. Video tersebut diunggah di Channel YouTube FrontTV milik FPI, Sabtu (27-4-2019) dan ditujukan kepada para habaib dan ulama serta tokoh nasional yang selalu Istiqomah berjuang membela agama, bangsa dan negara.

Maklumat Makkah sendiri disampaikan sebagai upaya menyikapi kezaliman dan kecurangan yang terstruktur, sistematis, dan masif dalam pemilu 2019 ini. 

Berikut adalah seruan Imam Besar Habib Rizieq Syihab dari kota suci Makkah Al-Mukarromah.

1. Dengan Spirit 411 dan Ruh 212 agar segera Gelar Ijtima Ulama III secara cepat, tepat, manfaat, dan selamat untuk menyikapi segala kezaliman dan kecurangan Pemilu 2019 yang sadis dan brutal, sehingga terjadi tragedi nasional dengan jatuhnya ratusan korban sakit dan meninggal dunia dari etugas pemilu lantaran stres dan depresi akibat tekanan kecurangan, yang belum pernah terjadi sepanjang sejarah bangsa Indonesia.

2. Dengan tulus dan ikhlas agar segera mengajak santri dan umat di masjid, musala, majelis, pesantren, madrasah dan rumah, membaca secara tertib dan rutin Surat Yasin dan Surat Al-Fath, serta HizbunNashr Imam Syadzali dan Imam Alhaddad, lalu istighotsah dan munajat kepada Allah SWT agar Allah swt. memberikan kemenangan dan keberkahan kepada ulama dan rakyat Indonesia bersama Capres dan Cawapres Ijtima Ulama yaitu Prabowo-Sandi, dan sebaliknya Allah swt mengazab dan menghinakan mereka yang sudah mencurangi dan mengkhianati jutaan rakyat Indonesia.
3. Dengan semangat persaudaraan dan kebersamaan tetap mengawal, menjaga
dan membela Capres dan Cawapres Prabowo-Sandi beserta BPN dan seluruh Partai Koalisi Indonesia Adil Makmur agar tetap istiqomah berjuang bersama ulama dan rakyat Indonesia dalam melawan kezaliman untuk menegakkan keadilan hingga tegak kalimat Allah Yang Maha Tinggi.

4. Dengan terus membimbing, mendorong dan memotivasi masyarakat di semua daerah agar segera membentuk Panitia Aksi Bela Negeri untuk gelar Aksi Konstitusional untuk kepung BAWASLU dan laporkan kecurangan dengan bukti berupa fakta dan data, lalu selanjutnya kepung KPU untuk tuntut keadilan.

5. Dengan semangat jihad konstitusional mendorong semua komponen bangsa
agar secara bersama-sama membetuk Panitia Nasional Aksi Bela Negeri untuk menggelar secara besar-besaran Aksi Bela Negeri secara konstitusional di Ibukota Jakarta untuk kepung BAWASLU dan KPU dengan tuntutan: “Diskualifikasikan Jokowi karena curang secara terstruktur, sistematis, dan masif serta segera tetapkan Prabowo sebagai pemenagn Pilpres 2019."

Demikian Maklumat Makkah ini kami sampaikan untuk menjadi perhatian dan pedoman bagi segenap rakyat dan bangsa Indonesia yang penuh semangat membela agama, bangsa dan negara.

Kami serukan untuk selalu berjuang dengan sabar dan tegar, serta tabah dan gagah, dalam koridor konstitusi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Selamat Berjuang! Semoga Menang!

Hasbunallâhu wa ni'mal wa-kil, ni'mal maula wa ni'man nasir. Lâ haula wa lâ quwwata illa billâh.

Makkah Al-Mukarromah, 22 Sya'ban 1440 H, bertepatan dengan 27 April 2019 M

Al-Habib Muhammad Rizieq Bin Husein Shihab

Din: Tolong KPU Secara Jujur dan Adil, Transparan dan Akuntabel




Prof. Dr. Din Syamsuddin yang merupakan Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) meminta Komisi Pemilihan Umum (KPU) secara jujur dan adil, transparan dan akuntabel dalam proses penghitungan suara Pemilu 2019.

Ketua Umum PP Muhammadiyah 2005—2015 itu mengimbau kepada penyelenggara Pemilu 2019 jangan ada dusta, jangan ada kebohongan, jangan ada kecurangan. Menurutnya mengedepankan prinsip dan sikap kejujuran serta keadilan oleh lembaga penyelenggara pemilu, dan juga aparat keamanan, serta para peserta pesta demokrasi itu sangat diperlukan.

Sudah barang tentu hal itu guna menjaga situasi damai dan kondusif pascapemilihan umum (pemilu) serentak di Indonesia dan juga untuk menghindarkan Indonesia dari pemimpin yang lahir berdasarkan hasil kecurangan, baik Presiden RI, maupun anggota DPRRI dan DPRD.

Sudah Tahukah Anda Kapan dan di Manakah LPPDK Diserahkan?



Laporan Penerimaan dan Pengeluaran Dana Kampanye yang disingkat LPPDK berdasarkan petunjuk KPU (Komisi Pemilihan Umum) diserahkan paling lambat 15 hari setelah pemungutan suara pada pemilu 2019. Dengan kata lain tahapan penyerahannya sejak 17 April lalu hingga 2 Mei 2019 mendatang.

Sedang tempat penyerahannya ke kantor akuntan publik yang memang ditunjuk KPU. Kemudian, pihak kantor akuntan publik tersebut melakukan audit. Setelah itu barulah hasilnya diserahkan ke KPU.

Para peserta Pemilu 2019, yakni pasangan calon presiden-calon wakil presiden dan tim kampanye, calon anggota DPD, dan partai politik harus menaatinya.  


Ketum PKB Mengapresiasi Perhatian Anies Baswedan terhadap Perkembangan Budaya Betawi



Apresiasi tersebut disampaikan Muhaimin Iskandar yang merupakan Ketum PKB (Partai Kebangkitan Bangsa) saat mendampingi Anies Baswedan dalam pembukaan Festival Palang Pintu di Kemang, Jakarta Selatan, Sabtu (27-4-2019) ini.

Dia hadir sebagai tokoh masyarakat Kemang. Menurutnya Gubernur Anies mampu membawa Jakarta sebagai ibu kota yang berbudaya dan mengedepankan kebudayaan.

Sementara itu, Anies dalam sambutannya menyatakan dukungan dan harapan bahwa budaya Betawi bukan hanya dilestarikan, tapi juga dikembangkan terus-menerus yang di dalamnya ada terobosan dan kebaruan sehingga terus berkontribusi pada era globalisasi ini.

Friday, April 26, 2019

Guna Membongkar Temuan Kecurangan di Pilpres 2019, BPN Berniat Kunjungi Sejumlah Kantor Media



Sudirman Said selaku Direktur Materi dan Debat Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, mengatakan BPN hendak melakukan kunjungan ke sejumlah kantor media guna membongkar temuan kecurangan di Pilpres 2019 yang telah mereka temukan saat ini. 

Melakukan kunjungan ke sejumlah kantor media seperti yang akan dilakukan BPN merupakan langkah yang  sangat tepat. Dan pada saat itulah media-media tersebut ditantang untuk berani dan mandiri dalam hal pemberitaan secara apa adanya, yakni terlepas dari kekuatan-kekuatan yang membelenggu mereka.

Setidaknya begitulah yang diharapkan semua orang "baik" terhadap media-media yang akan mendapatkan kunjungan BPN nanti.

Hanya Presiden Joko Widodo yang Dapat Menghentikan Kecurangan Pemilu 2019



Pernyataan yang menjadi judul di atas merupakan pendapat Eggi Sudjana yang merupakan Ketua Tim Pembela Ulama dan Aktivis (TPUA).

Sangat masuk akal karena menurutnya, sebagai pemimpin negara, Joko Widodo dapat meminta KPU untuk menghentikan proses penghitungan suara, dan menyelidiki dugaan kecurangan-kecurangan selama Pemilu 2019.

Menurutnya juga, people power yang hingga saat ini masih menggaung di antero Indonesia hanya akan terjadi kalau kecurangan terus berlangsung. Dan yang bisa hentikan kecurangan adalah Jokowi sendiri, yakni dengan cara larang KPU berbuat curang.

Thursday, April 25, 2019

Pada Jumat Pagi Ada 306.539 Orang Telah Menandatangani Petisi Pidanakan Petugas KPU yang Melakukan Kecurangan.



Petisi Pidanakan Petugas KPU yang Melakukan Kecurangan yang pertama kali digagas oleh Devi Nuraini Santi dan dimuat di laman laman change.org diterima dan mendapatkan dukungan masyarakat luas.

Alasan Devi menggagas petisi ini adalah, agar ada efek jera untuk orang orang yg tidak memegang amanah yg diserahkan padanya, dan berlaku curang. Sehingga Pemilu berikutnya tidak terjadi kecurangan lagi di Indonesia.

Hingga Jumat pagi (26-4-2019), 306.539 orang telah menandatangani Petisi Pidanakan Petugas KPU yang Melakukan Kecurangan.

Penerimaan dan dukungan masyarakat terhadap petisi ini membuktikan bahwa di mana pun, kapan pun, dengan alasan apa pun, dalam kondisi bagaimana pun, dan oleh siapa pun, serta terhadap objek apa pun, kecurangan tidak pernah dibenarkan.

Budi Lebih Setuju Pembentukan Tim Independen Pencari Fakta Kecurangan Pemilu 2019 daripada People Power



Priyo Budi yang merupakan Wakil Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) pasangan Prabowo Subianto - Sandiaga Uno, lebih setuju jika saat ini dibentuk tim independen pencari fakta kecurangan Pemilu 2019 daripada people power.

Alasan dari penilaiannya tersebut karena tim itu nantinya dapat berjalan bersama-sama dengan kelompok masyarakat sipil dalam menyelidiki berbagai dugaan pelanggaran Pemilu 2019 ini dengan menggunakan mekanisme yang jelas.

Sementara itu, mengenai people power yang gaungnya sudah santer terdengar publik, pria bernama lengkap Priyo Budi Santoso ini, seperti terlansir CNN Indonesia, mengatakan, "Tapi kalau kami dari partai politik memang belum berpandangan ke arah sana (aksi people power)," kata Priyo di Kantor KPU, Jakarta, Kamis (25/3).

Wednesday, April 24, 2019

Inilah Ketentuan Pengiriman Puisi UNTUK BUKU TADARUS PUISI dan SILATURAHMI SASTRA 2019



1. Terbuka untuk umum
2. Warga/ berdomisili di Kalimantan Selatan
3. Puisi bertema religi
4. Puisi yang dikirim hanya satu puisi
5. Kirimkan puisi ke alamat email: puisitadarus@gmail.com
6. Format pengiriman:
Nama (huruf kapital)
Judul Puisi (huruf kapital)
lsi puisi
Biodata penulis (di bagian akhir puisi)
7. Ditulis dengan font: Times New Roman, size: 12
8. Puisi paling lambat sudah diterima tanggal 30 April 2019
9. Penulis yang puisinya terpilih akan mendapatkan satu eksemplar buku yang akan diserahkan pada acara Tadarus Puisi 2019 yang dilaksanakan pada Sabtu 25 Mei 2019 malam di Mingguraya Banjarbaru

Tampak Bekas “Tipe-X” di Foto Scan Form C1, Salah Input ataukah Kesengajaan?



Istilah Tipe-X  sangat terkenal di era kejayaan mesin tik. Digunakan untuk menutupi tulisan hasil ketikan yang salah. Setelah zaman berubah menjadi era digital, kepopulerannya perlahan menurun. Meski demikian, tidak berarti liquid paper yang ditemukan Bette Graham itu tidak lagi diproduksi. Sampai saat ini masih diproduksi dan diperjualbelikan.

Nah yang mengejutkan, penggunaan Tipe-X ditemukan di  TPS 02, Desa MANDALAMEKAR, Kecamatan JATI NARAS, Kabupaten TASIKMALAYA, Provinsi JAWA BARAT.

Bagaimana ceritanya ya?

Begini, berawal dari Situng Web KPU yang tertera jelas bahwa suara paslon 02 Prabowo-Sandi ditulis 1. Padahal seharusnya 114.



Kok bisa? Apakah salah input data seperti yang sudah-sudah? TIDAK! KALI INI BERBEDA. Setelah ditelusuri, ternyata di foto scan form C1 paslon 02 secara angka ditulis 1, yakni angka 1 dan dua kolom di belakangnya kosong. Di dua kolom yang kosong itulah tampak ada tanda-tanda bekas tulisan yang dihapus dengan “Tipe-X”.

Begitu juga di kolom tulisan, pada paslon 02 tulisan angka "SERATUS EMPAT BELAS"  terlihat dihapus dengan Tipe-X.


Sementara paslon 01 (Jokowi-Maruf), pada kolom tulisan ditulis "SEBELAS" sama dengan pada kolom
angka, yaitu X11.

Tanda-tanda bekas Tipe-X itu diperkuat dengan jumlah suara sah 125 dan tidak sah berjumlah 6 denga total ada 131 suara. Seandainya benar adanya suara paslon 02 Prabowo-Sandi adalah 1, tentunya 11 + 1+ 6= 18. Padahal seharusnya jumlahnya 131.  Jadi, yang benar  11 + 114 + 6=  131.

Tuesday, April 23, 2019

Hantu-Hantu yang Malang (II), Cerpen WS Rendra



SEMENTARA itu pelayan telah menyalakan obornya kembali, tepat pada ketika makhluk itu menghempaskan Sersan ke lantai. Maka tampaklah tubuh makhluk berbulu, bertubuh tinggi besar dan hitam. Makhluk itu mengaum sambil berseru:

“Hai Sersan Harjo, keluarlah dari kamar ini!”

Perlahan Sersan bangkit lalu menjawab:

“Binatang macam apa kau ini?”

“Aku bukan binatang!” Aum makhluk itu sekeras-kerasnya.

“Aku hantu yang mendiami kamar ini, tahu!”

“Nah, makhluk biadab, engkaulah yang harus meninggalkan kamar ini. Mungkin ini memang kamarmu, tetapi aku tidak peduli, sekarang kamar ini milikku. Sekarang pergilah dari kamar ini dan jangan mendidihkan darahku!”

Hantu itu berpikir, bahwa kata-kata itu adalah kata-kata yang paling sombong yang pernah ia dengar. Tentu saja ia mengaum sekeras-kerasnya. Tetapi kemudian ia sedikit panik, ketika dilihatnya kedua manusia itu tenang saja. Malah setiap kali ia membuka mulutnya yang lebar itu, selalu Sersan mengamat-amatinya dengan asyik. Sersan berpendapat, bahwa mulut yang luar biasa lebarnya itu sangat menarik. Hantu itu mengaum lebih dahsyat lagi, hingga hal itu menjengkelkan hati Sersan. Segera Sersan memungut obor menyala dari tangan pelayan dan menyorongkannya ke muka makhluk itu. Tiba-tiba makhluk itu lekas-lekas berpaling dan berlari pontang-panting melalui jendela. Hal api obor itu sangat dahsyat baginya. Ia merasa seolah-olah api neraka telah menyerbunya. Dan setiap hantu takut pada neraka setengah mati.

Kemudian Sersan dan pelayan menutupi jendela-jendela kamar, lalu berbaring di tempat tidur (Di kamar itu ada dua buah tempat tidur kayu berukir yang sudah tua). Karena lelah, mereka lekas tertidur.

Tapi antara berapa lama kemudian pelayan terbangun. Ia mendengar langkah-langkah sepatu yang berat di luar, hilir-mudik di luar kamar itu. Ia mengira ada orang bersepatu laras berjalan di luar itu. Segera ia mengintip dari lubang kunci pintu. Maka dilihatnya seorang serdadu kompeni Belanda kuno berjalan hilir-mudik. Kemudian ia membuka pintu, keluar, dan menegur:

“Hallo…”

Serdadu Kompeni Belanda itu tiba-tiba berpaling kepadanya, lalu menyeringai. Giginya putih-putih dan hidungnya rusak. Pelayan itu membentak:

“Anjing kulit putih, jelek benar tampang kowe!”

Badan serdadu itu bergetar sebentar, lalu lenyap. Hilang begitu saja. Pelayan mengangkat bahu, lalu kembali ke tempat tidurnya, setelah mengunci pintu kembali sambil menggerutu:

“Bodoh benar! Awak sudah ngantuk, diajak main sulapan.”

Baru saja ia membaringkan dirinya, dilihatnya di lantai muncul anak bayi, yang anehnya sudah dapat berjalan dan berlari-lari. Sulapan lagi, pikir pelayan itu.

Bayi itu bermain-main berlari-larian, sambil terkikik-kikik tertawa-tawa. Pelayan suka menontonnya. Tapi lama-lama ia mengantuk lalu tertidur.

Malam itu Sersan terjaga sebentar, karena merasa tempat tidurnya digoyang-goyangkan orang. Tetapi ia sangat ngantuk. Jadi ia segan melayani kekuranganajaran itu. Ia tak mempedulikan lagi hal-hal semacam itu. Dan kalau ia sudah tak mempedulikan sesuatu, benar-benar ia tak mempedulikan, meskipun ada terasa sepasang tangan gaib yang memijiti seluruh tubuhnya.

Akhirnya datanglah pagi hari. Hantu-hantu sudah kehilangan kekuatannya, lalu kembalilah mereka meniduri sarang labah-labah, pojok-pojok suram, celah-celah tembok, dsb. Sersan dan pelayannya mencuci muka (mereka jarang-jarang mandi), lalu pergi ke kota, akan menghadap walikota.

Di sepanjang jalan mereka dielu-elukan orang banyak yang kagum karena mereka masih hidup. Tetapi Sersan tak mempedulikan orang banyak selain gadis-gadis. Setiba kedua orang itu di balai kota, perkataan Sersan yang pertama-tama keluar ialah: “Selamat pagi tuan-tuan! Dari rumah kami belum makan pagi.” Maka Walikota menjamunya makan pagi. Dan dalam mereka makan itu Walikota berkata:

“Kami sangat mengagumi tuan-tuan. Kami tahu, bahwa tuan-tuan betul-betul telah tinggal dalam Loji Kelabu itu semalam suntuk. Detektif kami telah menyaksikannya dari jauh, maksud saya, mereka mengamat-amati sedemikian rupa hingga apabila tuan-tuan menyalahi janji, mereka akan tahu.”

“Terima kasih!” kata Sersan, “Lebih-lebih untuk makan pagi yang lezat ini.” Lalu ia terus makan dengan lahap. Caranya makan sangat rakus dan memalukan sekali.

“Nah,” kata Walikota, “Boleh memiliki Loji Kelabu dan menerima hadiah uang. Tinggal soalnya apakah tuan akan bisa terus mendiami rumah itu.”

“Mengapa tidak!” Kata Sersan sambil tertawa keras-keras dan membuka mulutnya lebar-lebar, hingga pelayan merasa dibikin malu.

Sehabis makan Sersan harus menghadapi wartawan-wartawan dulu “Nyamuk pers jahanam,” katanya, “Saya tak akan ngomong banyak!” Lalu ia ngomong selama dua jam terus-menerus. Baru akhirnya pulang ke Loji Kelabu.

Ketika hari menjelang malam, berhimpunlah segera hantu dan mambang peri di Loji Kelabu, bermusyawarah di dekat sumur tua, di bawah pimpinan rajanya, yaitu penjelmaan arwah Arab. Tubuhnya berkulit hijau, dahinya berlubang, matanya seperti mata kucing, kulit mukanya berkerut-kerut dan senantiasa mengeluarkan keringat hitam yang kental seperti getah. Hantu-hantu yang berhimpun itu bermacam-macam rupanya, tetapi tak ada yang tidak mendirikan bulu roma. Mereka yang telah mengalami gangguan kedua manusia itu berganti-ganti  mengadukan halnya kepada sang raja. Hantu arwah orang Belanda mengatakan, bahwa ia tak bisa lagi makan angin di beranda muka loji itu, sebab ia selalu akan kawatir kepada kedua orang itu, karena ia yakin, bahwa mereka pasti diutus oleh Sultan Aceh, yang ditugaskan selalu mengejar orang Belanda dengan siasat gerilya mereka yang seram itu. Hantu-hantu yang lain rata-rata mengatakan, bahwa adanya kedua manusia itu di loji itu sangat menyengsarakan hantu-hantu. Manusia selamanya menjadikan udara bertambah panas dan mata mereka sangat menyilaukan. Hantu berbulu yang seperti gorilla, memberi penegasan, bahwa kata teman-temannya itu benar belaka, dan ia lalu menceritakan tentang obor neraka kemarin.

Raja Jin Hijau itu insyaf, bahwa keadaan sangat genting sekali, sebab itu ia berkata dengan agak berapi-api hingga ludah bersemburan dari mulutnya:

“Rakyatku, kedua orang itu harus kita pertakuti sejadi-jadinya!”

“Mustahil!” kata hantu berbulu “Orang itu tak punya jantung, saya kira, jadi ia tak takut. Kita bisa mempertakuti orang sehat, tapi terhadap orang gila kita tak bisa berbuat apa-apa. Orang itu sedemikian bodohnya hingga ia tak tahu apa takut itu. Orang berani tak akan berani menyerang hantu. Tidak, lebih baik kita pindah saja ke Kutub Utara.”

“Tetapi kita tak bisa meninggalkan. Loji Kelabu begitu saja!” Teriak raja jin.

“Kami akan mengusir mereka!” Lengking satu peri, yaitu hantu perempuan.

Lalu seketika itu juga persidangan itu sunyi senyap. Kemudian raja jin menerangkan, bahwa akan bijaksana sekali kalau peri-peri dibiarkan menjelaskan hal itu. Sejarah telah membuktikan, bahwa peri-peri itu dapat habis-habisan memperdayakan manusia. Baik untuk kali ini peri-peri dibiarkan bertindak, baru kemudian kalau tidak berhasil jin-jin dan hantu-hantu lelaki akan menolongnya.

Hari telah malam. Untuk membiarkan peri-peri bertindak sendiri, hantu-hantu lelaki meninggalkan rumah itu dan pindah ke atas pohon beringin tua yang rimbun, di belakang rumah. Peri-peri bersama memasuki rumah itu dengan menembang. Suaranya melengking-lengking bergetaran sangat ajaib.

Mula-mula Sersan dan pelayan merasa aneh dan asing mendengar tempat mereka. Lebih-lebih setelah lagu itu merayap-rayap memenuhi segenap ruang di rumah itu. Lama-lama Sersan jadi terharu (tidak takut) dan ia mengira, itulah lagu percintaan penduduk Polinesia. Ia sangat mengagumi. Begitu pula pelayan. Tiba-tiba Sersan bangkit dan merasai darah buaya wanitanya bangkit bergolak mendengar tembang itu.

“Malam ini nikmat untuk bercinta,” katanya “Aku akan keluar makan angin.”

Di halaman depan Loji Kelabu, Sersan berjalan-jalan makan angin. Karena gelap ia membawa lampu batere. Dari mulutnya terpancar lagu putri Solo. Darah buayanya bergolak dan tiba-tiba ia sangat rindu pada wanita.

Adapun peri-peri itu ada yang muda benar, ada yang tua benar. Yang muda cantik-cantik benar, melebihi manusia. Yang tua jelek-jelek benar, melebihi manusia. Peri-peri yang muda, meskipun cantik luar biasa, dapat berubah dalam bentuk yang mengerikan. Semua peri berkeliaran di kamar-kamar mengatur rencana yang jahat.

Sersan ngelamun di halaman yang gelap itu. Mendadak didengarnya suara perempuan terkikik-kikik. Ia berpaling, lalu dilihatnya seorang perempuan yang sangat cantik keluar dari beranda muka rumah. Ia merasa heran mengapa tahu-tahu perempuan itu sudah berada di beranda situ. Kehadiran perempuan itu sama sekali tidak disangkanya. Perempuan itu menyapa:

“Apa kabar?” Suaranya keras. Sebelum menjawab Sersan bersiut dulu. Fuiiit-fuiiit!!

“Demi neraka, baik sekali!” Katanya dengan sikap seorang buaya “Siapa namamu?”

“Essy!”

Kemudian keduanya beraksi. Sedikit demi sedikit omongan mereka semakin hangat. Mereka omong tentang minyak wangi, sabun, kutang, kancing baju, sisir, kimono, dll. Sersan senang sekali, sampai pada saat ia menanyakan satu pertanyaan.

“He, kau datang dari dalam rumah, padahal aku tak pernah melihatmu di sini.”

“Di mana kau diam?”

“Di sumur”

“Di sumur! Bah!” Tiba-tiba Sersan ingat, bahwa mungkin sekali gadis itu seorang khianat yang mencoba merebut rumah itu.

“Sungguh, karena aku....”

“Tutup mulut, betina! Dengar, rumah ini rumahku, jadi semua orang yang mendiami ini harus minta izin padaku, biar di sumur, apa di dapur, apa di kakus, apa....”

Belum sampai habis, bibir perempuan itu tiba-tiba melekat di mulutnya, kemudian larutlah maki-makian di dadanya. Dalam hati perempuan (yang sebenarnya peri) itu menggerutu, bahwa Sersan memang tidak berjantung dan perlu diberi jantung dengan sebuah ciuman. Sesudah itu keduanya bersikap seolah-olah sudah lama bercintaan.

Kedua orang itu lalu berjalan-jalan di sekitar rumah. Mereka melalui sisi rumah, pergi ke halaman belakang. Rumput-rumput yang sudah tinggi menyapui kaki-kaki mereka. Peri itu sedikit jengkel karena Sersan terlalu kerap menciuminya.

Akhirnya sampailah mereka ke sumur tua. Tiba-tiba muka peri itu jadi berubah putih seperti kapur, mulutnya meringai jelek. Sersan terkejut, tapi segera ia tertawa.

“Hahaha, rupanya kau termasuk salah satu di antara tukang-tukang sulap yang mau memperdayakan saja! Tapi tak apa! Karena aku tahu kau cantik dan aku suka itu!”

Peri itu insyaf bahwa sebagian rencananya telah gagal.

“Dengarkan, gadis!” Kata Sersan lagi “Kita tak usah berlingkar-lingkar lagi. Nah, dengarkan....” Lalu ia membisikkan maksudnya yang kotor kepada peri itu. Mendengar itu muka peri jadi merah padam. Matanya merah. Rambutnya merah, mulutnya juga merah meringis, hingga tampak giginya yang juga merah seperti besi terbakar.

“Aku bukan sundal,” jerit peri itu. Tetapi Sersan tertawa keras-keras. Lalu bertindak hendak memperkosa peri itu. Peri itu melengking-lengking. Kemudian tiba-tiba tubuhnya berubah
jadi rangka dipelukan Sersan. Darah Sersan tersirap sebentar, tapi kemudian ia tertawa sambil menyorot muka rangka itu dengan lampu baterenya dan berkata:

“Ayo jangan main-main! Aku tahu kau cantik!”

Setan, jin, dan segala macam hantu tak ada yang tahan api atau sinar lampu batere, demikian juga dengan peri itu. Pelan-pelan melelehlah tengkorak yang disorot Sersan itu, akhirnya berubah kembali jadi peri yang cantik. Darah Sersan menggelegak oleh nafsu. Ia mencoba hendak memperkosa peri itu. Ini adalah untuk pertama kalinya terjadi dalam sejarah hantu.

Adapun peri-peri yang lain; waktu itu sedang di dalam loji mengganggu pelayan. Pelayan adalah satu-satunya lelaki yang paling membenci perempuan. Ia sangat jijik pada perempuan dan seandainya diizinkan, ia akan menyiksa perempuan sekejam-kejamnya. Sebab itu waktu peri-peri yang cantik mengganggu-nya, ia jijik sekali. Ia berpikir bahwa tukang sulap yang khianat dan iri hati itu, sekarang telah menjalankan akal yang laknat
sekali: hal ini melewati batas!

Demikianlah ketika seorang peri menggoda dengan mencium pipinya, ia jadi mata gelap. Lekas-lekas ia ambil obor dan ia bakar rambut peri itu. Segala peri-peri tua pun datanglah menyerbu. Susu-susu mereka yang kering terkulai itu sangat menjijikkan pelayan. Segera ia membakari mereka, hingga terjadilah semacam neraka di rumah itu dan pekik mereka sangat menyayat-nyayat. Lalu peri-peri itu, dengan tubuh yang meleleh, lari keluar beramai-ramai. Pelayan mengejar mereka dengan obornya.

Peri-peri itu lari kehalaman belakang, menuju pohon beringin tua. Pelayan terus mengejar mereka. Tapi tiba-tiba ia terhenti. Dilihatnya di sumur tua Sersan sedang bergulat dengan seorang peri. Ia berteriak: “Tuan Sersan, apa yang sedang tuan kerjakan?”

Mendengar ini Sersan terkejut, lalu melepaskan pelukannya. Peri memakai kesempatan untuk berlari, menuju beringin tua. Sersan marah sekali.

“Koki!” Teriaknya, “Jangan kau ulang perbuatan itu lagi!”

Segera Sersan bergerak ke pohon beringin itu. Pelayan ikut dia diam-diam. Karena kemarahannya, kelakuan Sersan tak ubahnya orang gila.

Raja Jin memperintahkan segenap rakyatnya supaya menakuti mereka dengan menampakkan wujud mereka. Mereka harus menyerbu kedua manusia bangsat itu, sampai mati ketakutan. Lalu hantu-hantu itu menampakkan dirinya yang menakutkan itu. Suara mereka bergalau seperti sekawan anjing hutan.

Sersan mendengar suara galau itu hatinya makin panas. Ia menyerbu dengan obor di tangannya. Sekonyong-konyong bertiuplah angin besar yang mematikan obor itu. Lalu dalam sekejap mata Sersan ialah dikeroyok oleh hantu-hantu yang mengerikan.

Sersan melawan sekuat tenaganya dengan bergada lampu batere yang menyala di tangan. Sinar batere itu seperti kilat karena terayun-ayun. Itu sangat menggetarkan hati hantu-hantu. Pelayan segera menghampiri tuannya.

Hantu-hantu itu sangat sakti. Yang ditakuti cuma apa dari orang gila. Mereka tak berhasil membunuh Sersan, sebab Sersan melawan untuk dibunuh. Manusia akan gampang mati oleh takdir, tapi tak akan mudah mati oleh pembunuh macam makhluk apa pun juga, asal ia berani melawannya.

Demikianlah Sersan dan pelayan melawan hantu-hantu itu dengan kenekatan orang gila. Mereka telah berhasil mendapatkan obor-obor mereka kembali. Dan dengan obor itu mereka mengajar hantu-hantu itu, yang menurut pendapatnya mereka tak lebih dari pada tukang-tukang sulap yang jahanam.

Akhirnya dalam perkelahian itu hantu-hantu menderita kekalahan yang besar. Tubuh mereka meleleh karena api. Mereka lenyap buyar menghilangkan diri ke Kutub Utara. Perkelahian pun selesailah.

Dan sampai sekarang Loji Kelabu itu tetap berada di tangan Sersan yang tolol, keturunan orang yang gila itu.... Happy ending!

Minggu Pagi, No. 52, Th. VIII, 25 Maret 1956


Biodata W.S. Rendra



Nama aslinya Raden Mas Willibrordus Surendra Broto. Ia lahir di Solo, tanggal 7 November 1935 dan merupakan anak tertua dari delapan bersaudara. Ibunya bernama Raden Ayu Chatarina Ismadillah. Ayahnya bernama Raden Cyprianus Sugeng Brotoatmodjo.

Rendra mengawali pendidikannya di Taman Kanak-kanak Susteran. Kemudian melanjutkan di SD Kanisius Solo (lulus tahun 1942). Setelah itu meneruskan ke SMP Kanisius, Missi Katolik (lulus tahun 1948). Tamat dari SMA St. Yosef Solo pada tahun 1952. Sempat kuliah di Fakultas Sastra Barat, Universitas Gajah Mada (UGM), tetapi karena waktunya tersita oleh kegiatan kesastraan sehingga tidak selesai. Meski demikian, tahun 1972, Rendra menjadi dosen ilmu dramaturgi di Fakultas Sastra Budaya, UGM.

Semenjak masa sekolah, ia mulai menulis cerpen. Dan cerpen yang pertama kali ditulisnya berjudul Drama Pasar Pon (ditulis ketika ia masih duduk di bangku sekolah menengah pertama, kelas dua). Selain itu, menulis puisi berjudul Tari Srimpi dan Drama Pasar Pon. Dua puisi itu dimuat dalam majalah Pembimbing Putra Nomor 1. Th I, 8 Maret 1950. Penerbitan kedua karya itu mendorong Rendra selalu berkarya.

Sepulang dari Amerika, dirinya mendirikan Bengkel Teater sebagai tempat bekerja dan mengembangkan kreativitas.

Adapun penghargaan yang pernah ia peroleh di antaranya: (1) pemenang Sayembara Penulisan Drama dari Bagian Kesenian Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Yogyakarta tahun 1954, (2) Penghargaan Sastra Nasional BMKN tahun 1956, (3) Anugerah Seni dari Pemerintah Republik Indonesia tahun 1970, (4) Penghargaan dari Akademi Jakarta tahun 1975, (5) Hadiah Yayasan Buku Utama dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan tahun 1976), (6) Penghargaan Adam Malik tahun 1989, (7) The S.E.A. Write Award TAHUN 1996, dan (8) Penghargaan Achmad Bakri tahun 2006. Di dunia sastra, W.S. Redra mendapatkan julukan si Burung Merak karena saat ia membacakan puisi-puisinya begitu memukau seperti burung merak yang mengagumkan. Dirinya juga mendapatkan julukan lain, yakni si Panembahan Reso karena keberhasilannya dalam pementasan drama yang berjudul Panembahan Reso.