Baahui oleh siswa SMP & SMA dari 16 sekolah di HST |
"Terima kasih kepada Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Selatan yang telah mengangkat baahui dan basyair sehingga dikenal oleh generasi muda di Hulu Sungai Tengah."
-- Pengawas SMA Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Selatan, H. Suparlan, M.Pd.
WARTAMANTRA.COM, BARABAI -- Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Selatan melaksanakan kegiatan Festival Revitalisasi Sastra Lisan Baahui dan Basyair pada 24 September 2022 di SMAN 8 Hulu Sungai Tengah. Kegiatan ini merupakan tahap akhir dari empat tahapan yang dilalui dalam rangkaian kegiatan Revitalisasi Sastra Lisan Baahui dan Basyair tahun 2022.
Tahapan yang dimaksud adalah audiensi dan koordinasi, pelatihan, pendampingan, dan festival. Seperti diberitakan sebelumnya bahwa pada tahun 2022 ini Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Selatan melakukan revitalisasi pada dua bentuk sastra lisan di Hulu Sungai Tengah yakni baahui dan basyair.
Baahui adalah sastra lisan berupa kegiatan berbalas pantun ketika masyarakat petani melakukan panen padi di sawah. Namun, seiring dengan kemajuan teknologi yang disertai perubahan sosial budaya masyarakat, keberadaan baahui di tengah masyarakat mulai berada dalam fase kritis. Baahui kini hanya dikenal oleh penutur dalam jumlah sedikit.
Sementara itu, basyair adalah membacakan syair dalam bahasa Banjar. Syair yang dibacakan umumnya berisi nilai-nilai pendidikan dan nasihat keagamaan. Dulu basyair ini masih kerap ditampilkan sebagai salah satu bentuk hiburan di masyarakat. Sekarang, syair sebagai tontonan mulai kurang diminati oleh masyarakat.
Kegiatan Festival Revitalisasi Sastra Lisan Baahui dan Basyair ini secara resmi dibuka oleh Pengawas SMA Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Selatan, H. Suparlan, M.Pd.
Pada kesempatan ini dirinya menyampaikan terima kasih kepada Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Selatan yang telah mengangkat baahui dan basyair sehingga dikenal oleh generasi muda di Hulu Sungai Tengah.
"Semoga kerja sama yang telah terjalin ini dapat terus berlanjut, dan dinas pendidikan dapat melakukan berbagai langkah strategis dalam upaya menjadikan sastra lisan agar tidak sekadar menjadi tontonan tapi bisa menjadi tuntunan," tambahnya.
Kepala Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Selatan dalam sambutannya menyampaikan bahwa Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Selatan akan terus berupaya merevitalisasi berbagai bentuk sastra lisan di Kalimantan Selatan. "Semoga anak-anak yang terlibat dalam kegiatan revitalisasi ini dapat menjadi pewaris-pewaris muda yang akan memelihara sastra lisan sebagai warisan budaya," katanya.
Revitalisasi sastra lisan baahui dan basyair ini melibatkan lima orang pelatih, yakni M.Ilham, Ansyari Rahmat, Sunarno, Erma Noormawati, dan Rahmiati.
Selama lebih kurang dua bulan, mereka melatih para siswa SMP dan SMA yang berasal dari 16 sekolah di Kabupaten Hulu Sungai Tengah untuk lebih mengenal baahui dan basyair.
Keseriusan para peserta dalam berlatih dibuktikan dalam penampilan maksimal yang mereka tunjukkan saat festival berlangsung. Seluruh peserta tampak sangat bersemangat menunjukkan penampilan terbaik mereka yang bertepatan pada Hari Tani Nasional, 24 September tahun ini.
Para penonton yang sebagian besar berasal dari dunia pendidikan, seperti kepala sekolah, guru, dan siswa sangat bersemangat menyaksikan festival ini. Semoga revitalisasi sastra lisan baahui dan basyair ini berimbas positif bagi dunia pendidikan.
Salam revitalisasi!
Reporter: Yuliati Puspita Sari
Editor: Tim Wartamantra