Sunday, December 1, 2019

Mas, Toilet di Mana?


Pagi tadi, saya duduk di dekat sebuah musala. Seorang pria terlihat celingak-celinguk di sekitarnya. Tak lama kemudian ia bertanya kepada saya, "Mas, toilet di mana?"

Tanpa pikir panjang, saya menunjuk ke arah sebuah pintu yang tertutup rapat. Benar, kamar berukuran kecil di baliknya memang sebuah toilet atau jamban.

Pria muda itu pun bergegas menuju ke sana, membuka pintunya, masuk dengan perlahan, lalu menutupnya kembali dari dalam.

Mungkin peristiwa tersebut adalah hal yang biasa saja. Wajar terjadi. Tapi, terpikirkah oleh Anda mengapa pemuda itu sempat bertanya tentang keberadaan toilet kepada saya? Padahal sebenarnya ia telah melewatinya.

Di sinilah pentingnya bahasa. Ya, meski hanya sebuah kata sekalipun.

Bayangkan jika di permukaan pintu kamar kecil tadi ditulis satu kata saja, misalnya "Toilet" tentu siapa pun, kecuali yang buta huruf latin, tidak perlu bertanya, "Toilet di mana?"

Lalu, mengapa tidak ada sama sekali tulisan petunjuk terkait dengan fungsi kamar kecil itu?

Nah, khusus pertanyaan terakhir tadi, belum diketahui secara pasti. Apakah karena pengurusnya lupa? Mereka masih bingung ditulis menggunakan cat atau yang lainnya? Entahlah? Agaknya, apa pun alasannya semoga segera mereka atasi dengan baik.


0 comments: