Wednesday, March 3, 2021

"Bulan di Lamban Gunung" dan "Limota Dinanti"


Puisi Isbedy Stiawan ZS 

Bulan di Lamban Gunung

bulan seperti jatuh
di muka pintu
lamban*) gunung
di bukit kaliawi

sebab tak ada orang
bulan pun berlalu
menyelinap ke balik awan
tampak di antara ranting-ranting pohon
seperti ingin meninggalkan pesan: "jika tuan
rumah tiada, untuk apa
aku singgah?"

kenangan adalah bayang
ia akan datang
sesaat kemudian
kembali hilang
ke balik awan
atau sebab siang jelang
dan kau kembali merindu
tuan rumah menunggu

tapi sejak sepekan
rumah ditinggal pergi
entah ke mana

lamban gunung
bagai termenung...

3 Juni 2012

*) rumah (bahasa Lampung), Lamban Gunung adalah nama rumah milik mantan BupatiL Lampung Selatan, Wendy Melfa
------------------------------------------------------


Puisi Iyut Fitra 

Limota Dinanti

aku ingin menuliskan. tapi ia masih jauh
taman-taman kota diwarnai pendar lampu. orang-orang duduk berpasangan
berkisah tentang rantau si malin atau penungguan bundo kanduang
tak ada yang menyambut senja yang begitu saja tiba
ayo kemari, ada kupu-kupu bergantung di daun waktu!
dengan makna seperti apa ia akan kuberi nama?

kini aku di taman itu. seorang tua yang (mungkin) masih setia
orang-orang duduk berpasangan telah bergantian
ada yang pergi dijemput bulan, ada yang pulang ke dalam kelam
dari gelanggang ke gelanggang cerita pelayaran itu dimainkan. di jenjang
rumah gadang dan saluang tengah malam. benarkah ia akan datang?
terasa panjang hari bila menanti

Payakumbuh, Juli 2012


Biodata:

Isbedy Stiawan ZS lahir dan besar di Tanjungkarang-Lampung. Menulis puisi, cerpen, karya jurnalis yang tersebar di pelbagai media massa Jakarta dan daerah. Buku puisinya antara lain, Taman di Bibirmu diterbitkan (Siger Publisher), Kini Aku Datang: Doa di Depan Kakbah dan Dongeng Adelia (Siger Publisher-Lamban Sastra, Januari 2012) dan Perjalanan Menuju-Mu (bukupop Jakarta, Juli 2012). Menjadi kurator pada PPN V di Palembang, TSI IV di Ternate,dll. Diundang ke PPN di Malaysia, PSN di Johorbahru dan Kedah Malaysia, serta Ubud Writers and Readers International Festival di Ubud dan Utan Kayu Literary International Festival.


Iyut Fitra lahir di Payakumbuh 16 Februari. Karya-karyanya dalam bentuk puisi dan cerpen telah diterbitkan di berbagai media di Indonesia, Malaysia dan Brunei Darussalam. Beberapakali menjadi pemenang dalam lomba cipta puisi. Mendapat Anugrah Sastra dari Balai Bahasa Padang karena telah berjasa membina dunia sastra dan penulisan kreatif di Sumatra Barat. Beberapakali juga diundang ke even-even nasional dan internasional, seperti Pertemuan Sastrawan Nusantara di Johor Bahru Malaysia, Pesta Gendang Nusantara di Melaka Malaysia, Dunia Melayu Dunia Islam di Malaysia, Ubud Writers and Readers Festival di Bali, Bienale Sastra Salihara di Jakarta, Worstromn di Darwin Australia, dll. Aktif di Komunitas Seni INTRO Payakumbuh.

--------------------------------------------------------

Sumber tulisan: buku Sauk Seloko (Bunga Rampai Puisi Pertemuan Penyair Nusantara VI)

Sumber ilustrasi: Pixabay


0 comments: