Tuesday, November 5, 2019

Ketika Bahasa Dikaitkan dengan Segala Hal


Dulu, sering artikel yang saya tulis perihal kebahasaan dimuat di media massa cetak. Pernah saking semangatnya, saya menulis lima artikel dalam satu hari. Dan, apa yang kemudian terjadi? Dari lima ini, yang dimuat di koran hanya satu artikel.

Dalam artikel-artikel yang saya tulis kala itu berisi tentang kaitan bahasa dan hal-hal lainnya. Sebut saja pancasila, gizi rakyat, sumpah pemuda, bahkan jalan beraspal. Kadangkala saya tertawa sendiri jika ingat usaha kait-mengait tersebut.

Tapi, pada dasarnya bahasa memang terhubung dalam segala hal, baik bahasa verbal, maupun nonverbal.

Itu bisa dimengerti karena bahasa memang tak bisa dilepaskan dari kehidupan ini. Bisa Anda bayangkan bagaimana seandainya di dunia ini tidak ada bahasa, termasuk bahasa tubuh sekalipun?

Nah, dalam sastra, bahasa juga sangat diperlukan. Ya, sebagai media. Dengan begitu, bahasa juga menjadi semakin eksis melalui sastra. Bisa di katakan hubungan bahasa dan sastra berupa simbiosis mutualisme atau saling menguntungkan.

Jadi, tanpa mengaitkannya dengan hal-hal lainnya pun, bahasa sudah terhubung dalam hidup dan kehidupan ini secara menyeluruh.

Lalu, apa yang terasa dalam jiwa ketika bahasa dikaitkan dengan segala hal?

0 comments: