Monday, February 11, 2019

Batu Suli



Dahulu kala tebing Batu Suli pernah roboh. Akibatnya batu itu menghalangi lalu lintas Sungai kahayan Hulu ke Kahayan Hilir. Ikan-ikan pun tidak dapat melewatinya.

Ikan-ikan dan binatang air yang hidup di Sungai Kahayan bermusyawarah untuk mencari cara untuk meyingkirkan Batu Suli dari Sungai Kahayan. Pada hari ketiga mereka setuju bahwa mereka harus bergotong-royong mengangkat Batu Suli dari dalam sungai.

Sebagai mandor ditunjuk ikan Tapah karena suaranya sangat keras untuk dapat didengar ikan-ikan dan binatang lainnya. Ikan Pipih yang jumlahnya sangat banyak saat itu ditugaskan mengangkat Batu Suli dengan dibantu ikan-ikan dan binatang lainnya.

Ikan Tapah pun berteriak sekeras-kerasnya memberi semangat kepada teman-temannya. Buaya dengan punggungnya membantu para ikan menyingkirkan batu-batu yang menutupi sungai. Setelah berhari-hari bekerja sama, akhirnya selesailah pekerjaan mereka.

Semua ikan dan binatang yang hidup di Sungai Kahayan sangat senang. Lalu lintas Sungai Kahayan pun kembali lancar. Mereka berkumpul untuk merayakan keberhasilan mereka dengan mengadakan pesta besar-besaran di lokasi Batu Suli. Mereka pun akhirnya berpisah untuk kembali ke tempat masing-masing.

Hal yang tdak dapat mereka lupakan adalah kerja sama yang telah mereka bangun dan terbina di antara mereka. Ada akibat dari pekerjaan tersebut yang mereka tanggung. Misalnya ikan Tapah karena sering berteriak kemudian mempunyai mulut yang besar, ikan Pipih karena sering mengangkat beban yang berat punggungnya menjadi bengkok. Buaya yang juga menggunakan punggungnya untuk mengankat beban berat mempunyai kulit punggung yang keras.


0 comments: