Saturday, November 17, 2018

Antara K-Pop, K-Drama, dan Sastra, Apa Bedanya?



Mahmud Jauhari Ali

Siapa yang tak mengenal K-pop? Ada Super Junior, SNSD, EXO, hingga yang masih baru seperti Wanna One. Mereka semuanya sangat terkenal. Masing-masing memiliki banyak penggemar setia.

Begitu pula dengan K-drama, siapa yang tak mengenal para bintangnya semisal Song Hye Kyo, Lee Min Ho, dan Park Shin Hye. Sangat banyak drama Korea Selatan bermunculan dari waktu ke waktu. Para penontonnya tak perlu lama bersedih setelah satu drama telah tamat. Karena, akan ada drama-drama lain yang juga disajikan secara menarik. Bahkan, saking menariknya, banyak orang Eropa turut serta menikmati cerita-cerita yang disajikan dari negeri ginseng itu. 

Lalu sastra? Sangat banyak karya sastra yang dihasilkan dari tangan-tangan sastrawan. Ada puisi, cerpen, novel, dan juga teater-teater dengan pementasan yang luar biasa.  Siapa yang tak mengenal sastra?

Fakta yang tak bisa dipungkiri, ketiga seni di atas memiliki penggemar masing-masing. Mereka yang menggemari K-pop tentu sangat mengenal boyband atau girlband beserta para personilnya. Para penggemar K-drama pun demikian. Nah, sastra juga dikenal oleh para penggemarnya. Novel Di Kaki Bukit Cibalak misalnya, tentu dibaca oleh lebih daripada satu orang. Malahan, penulisnya yang bernama Ahmad Tohari sampai didatangi langsung di rumahnya oleh mahasiswi pascasarjana dari Korea Selatan karena terpukau dengan karya-karyanya itu.

Lantas apa beda ketiganya?

Kemudian, ketika banyak orang menantikan album terbaru dari boyband atau girlband tertentu, banyak pula orang yang menatikan hadirnya drama Korea Selatan seperti Encounter yang dibintangi artis cantik terkenal Song Hye Kyo dan aktor tampan terkenal Park Bo Gum. Maka, kehadiran novel semisal karyanya Abidah Elkhalieqy juga sudah tentu dinantikan oleh para penggemarnya.

Dilihat dari kekayaan, personil masing-masing boyband dan girlband pastilah memiliki uang dan harta yang berlimpah. Para pemain drama Korea Selatan tentu tak kalah kayanya. Bahkan, sebenarnya mereka juga ada yang merupakan personil dari K-pop. Sebut saja Yoona yang main di beberapa K-drama, adalah personil dari SNSD yang termasuk girlband terkenal di negaranya sendiri dan di luar negeri. Sastrawan? Ah, kalau membahas sosok-sosok sastrawan, siapa yang tidak kaya? Semua sastrawan itu kaya. Kaya diksi, kaya kohesi, kaya koherensi, kaya kematangan berkarya, dan yang terpenting kaya jiwa. Ketiga pelaku seni ini kaya semuanya.

Berangkat dari fakta-fakta di atas, rasanya kita semua setuju bahwa masing-masing pelaku seni memiliki kelebihan masing-masing. Sebagai tambahan, ada yang mahir bernyanyi dengan suara emas mereka. Ada yang mahir berakting hingga membuat para penontonnya menitikkan air mata. Ada pula yang mahir berkarya sastra dengan sangat berkualitas.

Lalu, beda ketiganya di mana?

Saya pikir kita tak perlu mencari-cari perbedaan ketiganya. Lho, kok? Sebab, perbedaan itu pasti ada, ‘kan? Orang kembar identik saja masih memiliki perbedaan. Yang menurut saya perlu ditekankan malah pada penerimaan satu sama lain dengan saling menghormati dan menghargai, khususnya masyarakat penikmat seni-seni itu. Tidak etis misalnya kalau ada yang mengatakan semua karya sastra tak ada gunanya. Atau, drama apa pun hanya membuang-buang waktu dalam hidup manusia.

Harapan kita bersama, seni selalu menggembirakan dan bermanfaat bagi para pelakunya dan masyarakat secara luas. Setuju? Tidak setuju atau sebaliknya, simpan jawaban Anda dengan baik sebagai bahan renungan yang  mengasyikkan.       

  
Sumber gambar: www.pixabay.com (gratis)


0 comments: