TAHURA

Di sekolahku pada waktu SMA, aku masuk ke pondok, juga dari sekolah SMP pondok. Aku banyak mengikuti ekstrakurikuler di SMP dan SMA boarding school. Misalnya Pramuka. Dan Pecinta Alam, Menari dan Mading (Majalah Dinding). Aku bersama teman-teman lainnya masa SMA, masa yang paling seru buat belajar dan beraktivitas. Kami mempunyai kelompok belajar yang kompak. Kami sering pergi-pergi belajar bersama dengan gratis karena dibosi anak bos PO Bus. Mereka diantaranya Rita, Lilin, Dwi, Icuz Bintang,Muji, dan Atun. Dan juga Budi. Kami seru-seruan pergi ke tempat tempat alam yang, menantang dan terhibur jika pas hari libur atau Minggu misalnya ke Sungai Perbatasan, Sungai Sawur di Jawa Timur, Karetan di Pabrik Karet Batu Jamus, Kemuning di pabrik teh Kemuning. Semua riang dan gembira, tak ada kesedihan dan kesengsaraan. Tidak ada yang suka sama cewek atau pasangan-pasangan kami semua kompak berteman. Ada Susanto, Susatyo, Adib, Henoch, dan semua teman-teman yang memang jomblo sejati. Aku melalui masa remaja dengan aman, terkendali tak ada bergejolak kecuali hanya pacokan atau hanya cinta monyet-monyet belum jadi cinta gorilla. Haha.

Pada waktu di pondok masa SMA, aku dan teman-temanku mengikuti acara sekolah pondok kemah di Caba (Calon Bantara) di Segara Gunung. Pada waktu itu awal berangkat jam 07.00 WIB dari sekolah, di sekolah itu persiapan untuk perlengkapan. Ada panggilan dari Pembina untuk mendapat pengarahan dan berdoa. Langsung naik truk menuju lokasi ada dua truk. Selama perjalanan sebelum sampai tersesat sopir tidak tahu arahnya, kemudian tanya-tanya orang sekitar. Jam 09. 00 WIB baru sampai di lokasi pintu masuk Segara Gunung. Tetapi pintu masuk untuk mencapai lokasinya ada 2 km jalan kaki. Untuk biar tidak jenuh ada langsung kegiatan ada pos-pos langsung tes-tes. Yang pos pertama ada tes tertulis, ada 20 soal tentang kepramukaan dan semua tentang alam dan kemah.

Pos kedua soal tentang tali-temali. Dari caba harus menyelesaikan macam macam simpul yang ada 8 simpul. Di Pos ketiga peta panorama, di saat peta panorama kita berada di ketinggian bisa melihat pemandangan yang ada di bawahnya, dengan menggunakan korek api kotak dan karet. Dari alat itu kita bisa memandang yang terbagi bagi menjadi empat. Yang pertama ada pesawahan, pedesaan, perairan, dan perladangan.

Setelah itu menyelesaikan pos ketiga menuju pos empat materi tentang sandi ada 3 sandi, yaitu sandi bunga, sandi morse, sandi ular. Di Pos Sandi tersebut banyak yang kesulitan, karena tidak tahu dan belum paham tentang sandi. Pos terakhir adalah pos kelima di lokasi Segara Gunung. Di pos 5 langsung absen dan mencari tempat yang datar untuk mendirikan tenda, tenda itu berisikan minimal 10 orang. Setelah itu istirahat sekitar jam 12. Kemudian Ishoma. Setelah itu langsung kegiatan lagi yaitu PBB, itu anggotanya per sangga (kelompok), dari PBB itu dikomandoi oleh Pinsa dan yang memeragakan anggota yang lain. Namun pada saat PBB belum selesai cuaca buruk dan turun hujan yang sangat lebat. Akhirnya, semua berteduh di rumah rumah warga. Akhirnya PBB tidak dilanjutkan lagi karena sudah menjelang waktu Ashar. Kemudian Ishoma. Kembali ke tenda. Membereskan barang barang sekitar yang terkena hujan. Di waktu itu dipersilahkan membersihkan diri atau jalan-jalan. Sampai waktu Magrib.

Setelah salat Magrib, semua anggota caba membuka Al-Quran dan mengaji. Sampai menjelang waktu Isya. Salat dan makan malam.

Setelah makan malam semua anggota caba dikumpulkan di sebuah aula untuk menerima pembekalan materi dari senior. Materi itu tentang kepemimpinan dan tanggung jawab. Setelah materi tersebut, senior lainnya menyiapkan api unggun. Jadi calon bantara yang telah menerima materi langsung menikmati hangatnya api unggun. Untuk menghilangkan rasa dingin. Di api unggun itu dari senior diberikan hiburan berupa bisa menyanyi, menari. Sampai jam 11. 00 malam. Setelah itu kita tidur di tenda masing-masing. Jam 02. 00 dini hari dibangunkan oleh senior berkumpul di lapangan untuk dilatih fisik dan mental. Yang pertama baris per sangga dan menutup mata dengan stang leher (has duk). Setelah itu tangan hanya boleh memegang pundak di depannya. Dari ditutup mata dan hanya boleh memegang pundak temannya kita dituntutn senior untuk mengikuti perkataannya. Kita lepas, terus satu persatu dari Caba dibawa senior untuk menemui senior yang membawa lilin. Senior yang membawa lilin itu bertugas untuk memberikan satu pertanyaan, kepada calon Bantara yaitu bagaimana caranya ada orang yang kesusahan dan memerlukan bantuan kamu tetapi cuman ada dirimu saja?

Setelah pertanyaan itu bagaimana pun caranya caba menjawab agar bisa lolos dari senior yang memberi pertanyaan itu. Setelah lolos caba disuruh berkumpul di lapangan lalu menemui senior lagi yang bertugas untuk melatih mental dan fisik dari pas di lapangan. Sampai menjelang Subuh setelah itu salat Subuh kita berganti pakaian awalnya memakai pakai baju pramuka lengkap ganti pakai kaos lapangan. Untuk mengikuti olah raga senam. Setelah olah raga makan pagi lalu dipersiapkan untuk latihan memasak dengan barang-barang yang seadanya. Setelah kegiatan itu caba diarahkan oleh Pembina untuk pergi ke air terjun, yang tidak jauh dari Buper. Di air terjun itu kita untuk menghilangkan rasa lelah kita boleh bebas foto foto.

Di air terjun itu, mempunyai satu gerojokan dan sekelilingnya banyak sekali tumbuhan paku -pakuan dan lumut. Kemudian kembali lagi ke Buper sekitar jam 10 untuk persiapan pulang yang pertama dengan membereskan barang-barang membersihkan lingkungan buper, diajak Pembina untuk foto bersama, yang digunakan untuk kalender sekolah. Menaikan barang-barang ke atas truk dan semua Caba dan Senior berdoa lalu pulang ke sekolah.

Survival adalah kemah bantara untuk bertahan hidup di alam bebas tanpa membawa bekal makanan. Survival kali ini pada kelas SMA, di Tahura. Taman Hutan Raya. Saat itu jam 12 siang, tiba maghrib. Pas waktu Magrib langsung mendirikan tenda, setelah itu melaksanakan materi dari Tagana (Tim SAR). Setelah diberikan materi kemudian tidur di tenda jam 10 malam. Jam 12 malam dibangungin satu per satu disuruh menghafalkan beberapa kalimat, setelah mendapatkan kalimat tersebut, satu per satu disuruh jalan, dengan instruksi hanya memegang seutas tali. Dan apabila seutas tali hilang atau lepas, kami harus bicara “Saka Tolong!!”

Di sepanjang jalan ada dua senior itu berpakain seperti pocong, kuntilanak, suster ngesot atau setan ada seorang ibu yang kehilangan anaknya. Senior-senior itu menakut-nakuti para junior yang lewat untuk menguji nyali. Kami semua takut berdoa dan berusaha untuk tidak takut. Setelah itu ada yang setan beneran ada yang tidak ada yang bohongan, misalnya ibu yang kehilangan anaknya.

Ada senior yang mendengar junior berteriak Saka Tolong tapi gak ada junior, aku juga seorang ibu minta tolong disuruh nyariin anaknya. Semua pemandangannya ada yang dipohon pocong, pocongnya dibalik bukit lalu ditarik dari belakang pohon lalu pocongnya jatuh dari bukit dan jatuh pas di depanku.

Kami berjalan dari jam 12 malam sampai jam 02 dini hari kami para junior berjalan cepat-cepat, sepanjang 2 km. Mengelilingi hutan Tahura, hutan bebas. Tidak ada rumah penduduk, yang ada cuman belukar semak dan pohon-pohon pinus. Jalannya juga masih belum baik masih banyak tanah berlumpur. Tiba kembali di Buper, sebuah lapangan di tengah hutan, dikumpulkan jadi satu disuruh nenangin hati. Dipimpin oleh Lettu, senior paling tua, kak David. Setelah beberapa menit dipanggil lagi dikumpulkan jadi satu untuk duduk tiduran telentang disuruh nenangin, setelah semua tenang disuruh tengkurap, kak David menyuruh Yunor untuk membayangkan selama di Tahura di alam bebas gak boleh takut dan gak boleh minder  sudah latihan jadi harus bisa.

Sampai pukul 4 menjelang Subuh, kami salat Subuh istirahat sampai pukul 5, dikumpulkan lagi jadi satu kami olah raga mengelilingi Tahura lagi. Pas pagi bagus pemandangannya kelihatan semua, pas malem serem banget.

Kumpul lagi di Buper, kami ke tenda mengambil ponco  (mantol kelelawar) pisau, garam kompor darurat (dibikin dari minuman kaleng dipotong tengahnya diperkecil di dalamnya ada cairan spiritus sama kapas). Kita berkelompok disebar sekitar Tahura lagi untuk melakukan pertahanan hidup cuma menggunakan barang-barang yang dibawa itu. Kita pertama melakukan membuat tenda darurat dari ponco itu, dibuat sesederhana yang bisa melindungi diri dari hujan, panas dan hewan buas. Setelah jadi nama tenda darurat itu namanya Bivak. Setelah bikin Bivak, kita masak dibuat makan, kelompok kami mencari tumbuhan yang bisa dimakan seperti rumput, kelompok kami dimasak dengan mie dari Tagana, rumput campur mie. Air dai sekitar alam dan menggali untuk cari air. Ada lagi tumbuhan yang ada di sumur, daunan seperti strobery bisa dimakan juga untuk dimakan nyembuhin penyakit kanker, selain tumbuhan juga dari hewan-hewan sekitar. Tagana juga pernah bercerita makannya lintah, ular dan sebagainya, cuman dibakar lalu dikasih garam, demi menyambung hidup, ada cerita lagi kak Tagana pernah survival di kutub es salah satu temannya memakan hewan buruan sendiri, dan ada temannya yang meninggal.

Sebelum pulang kami mengadakan penebusan kaos lapangan (kalap) yaitu kalap Saka baju Saka Bayangkara, yaitu tujuannya untuk dijadikan Yunior sesungguhnya biar dikenal sebagai anggota Saka Bayangkara. Penebusan Kalap itu gak langsung dikasih, kita harus menemui salah satu senior yang membawa kalap dan harus mematuhi perkataannya, aku disuruh gulung-gulung dari atas ke bawah, nyanyi bebek angsa di Muterin Tahura, dan push up 50 kali dan disuruh jalan jongkok Muterin Buper sambil ngapalin Dasa Darma dan Tri Satya. Pada saat penebusan kalap itu saya sampai menangis-nangis karena senior itu tidak segera memberikan kalap itu kepada saya. Lalu ada intruksi dari senior yang lain agar segera berusaha mendapatkan kalap itu akhirnya diberikan kepada saya dengan syarat aku berjanji bahwa aku akan mengubah sikap saya dan teman-teman saya dan juga berjanji kalu saya untuk ikut saka sampai purna. Kami dikumpulin lagi terus upacara penutupan, kami pulang kembali.

Selanjutnya? Klik Daftar Isi atau Bagian Selanjutnya, yakni Ngoresan.

0 comments: