NGORESAN


Bukit kapur, jauh tak ada sumur. Mencari air. Mencuci gak bersih. Jauh dari jalan raya. Sepi, jalan utara kampus belum ramai sekarang ini. Dulu banyak kejahatan dan kriminalitas di seputar jalan sepi ini. Banyak yang dijambret dan bahkan perkosaan. Tak ada ojek tak ada bus, jalan kaki. Motor-motor jadul, anak kos-kosan jarang bawa motor bagus.

Mulanya aku gak boleh kos sama ibu dan bapakku. Mereka menitipkan aku ke tempat saudara sepupu di belakang kampus. Rumahnya dekat asrama mahasiswa. Saudaraku kerja di kampus juga. Aku lama lama gak enak merepotkan terus, aku berusaha pingin hidup mandiri. Mereka semua sayang aku, aku dimanjanya. Makan sudah disediakan, mandi sudah disiapkan, tante dan omku itu.

Tetapi aku tak betah. Sebetulnya enak apa-apa sudah diusahakan. Tetapi kalau aku ikut kegiatan sore pulang sore dan malam lama-lama gak enak. Aku banyak ikut kegiatan aktivis kampus. Teater, olahraga, Kajian Mapala, majalah, aku ikuti semua. Sering harus izin dan kepenthuk jadwal tumbuk. Sering keluar dan latsar-latsar. Omku mungkin mengadu pada bapak atas kelakukanku yang suka pulang malam habis latihan atau kegiatan kampus, diantar teman-teman. Omku gak enak aku juga gak enak. Bapakku marah. Aku keluar, out dari rumah omku. Pamit baik-baik, pingin mandiri alasanku. Dan izin diberikan aku cari kos berlima bersama teman-teman satu kampus.

Aku ditawari kontrak juga masih dekat kampus di belakang kampus yaitu di Ngoresan, masih dekat dengan rumah omku. Di rumah mbak Vita dan mas Rudy. Mereka pacaran terus. Mbak Vita yang punya rumah tetapi diurus ditempati juga oleh tantenya bu Asih pegawai rumah sakit, punya anak tiga, satu cewek dan dua cowok. Yang pertama mbak Indri, juga pacaran terus dengan mahasiswa yang kos di seberang jalan.

Aku berempat menempati dua kamar. Sekamar berdua, aku dengan Yuni, Siti dengan Dyah. Mereka dari Boyolali dan Ngawi. Aku kos sendiri. Cari makan sendiri. Mandi sendiri tidak disiapkan lagi seperti di tempat omku. Cari apa apa sendiri kadang berempat kadang ramai ramai dengan teman lainnya pergi ke Sami Luwes, kadang ke Luwes, kadang ke Sargedhe, naik bus tumpuk.

Selanjutnya? Klik Daftar Isi atau Bagian Selanjutnya, yakni Mutiaghana.

0 comments: