Wednesday, March 31, 2021

Puisi-Puisi Mustofa W Hasyim dalam Bunga Rampai Puisi Pertemuan Penyair Nusantara VI


Negeri Pesisir 2
                         Padang

Dari halaman belakang hotel, laut kelihatan sama
menerbitkan gelombang dan dongeng
lelaki terkutuk kesombongannya sendiri
ketika membentur hati, perempuan ibu sendiri

Masih terdengar jeritan itu, suara rabab jiwa
mengiris langit zaman, melukai cakrawala
"Mengapa engkau lupa, anakku?"
"Mengapa engkau tertipu bayangmu, anakku?"

Tangis membatu, kapal dicengkeram waktu
lumut bergerak bersama sejarah
menjadi tempat ziarah
anak-anak kota yang resah

Keloneng talempong zaman ini
memoles kisah luka jadi hiburan
tak ada lagi carkwala
karena pasar telah masuk ke dalam kepala.

2012


Negeri Pesisir 5
                         Banten

Jangan takut pada golok
ketajamannya disembunyikan
saat mulut berbicara
dan hidangan lezat tersaji di meja

Sup gurami dan aneka ikan bakar
pedasnya sampai langit-langit rindu
tak pantas kalau minum kopi
Jeruk segar saja, mengantar mimpi

Ini wilayah besi, juga bunga
semua mesti hati-hati
agar tidak meletus prahara
dari titik amat sepele

Pada ujung hari, adzan berbunyi
mengajak langkah menuju sunyi
pelabuhan gemulai ombaknya
kapal ferry menderum, mengibarkan
                        lampu ke arah seberang pulau

2012


Tentang Penyair

Mustofa W. Hasyim lahir di Yogyakarta. Ia merupakan sastrawan Indonesia. Dirinya menghasilkan karya-karya, baik novel, cerita pendek, maupun puisi yang dimuat di media massa dan buku.
--------------------------------------------------
 
Sumber tulisan: Sauk Seloka (Bunga Rampai Puisi Pertemuan Penyair Nusantara VI) dan Wikipedia

Sumber ilustrasi: Pixabay


0 comments: