Friday, March 26, 2021

Bumi Perjalanan, Karya Thomas Budi Santoso


 

Di awal musim bunga mekar di seluruh pemandangan
Jerit tangis pertama menghapus luka menembus lembah tebing dan gunung
Menjaring wewangian menusuk lorong-lorong kota menebar aroma
Dataran menyinarkan cahaya padi yang damai
Di situlah tertanam harapan, kekinian dan masa depan:
keniscayaan
Sebelum perjalanan dimulai

Tak dapat kutuliskan perjalanan itu
Karena kisahnya tak ada dalam kata
Dan sebagian katanya belum lahir
Membantu dalam pikiran
Dan mendekat dengan tanah

Tak dapat kulukiskan perjalanan itu
Tak cukup panjang kanvasnya
Tak cukup laik lebarnya
Tak cukup ragam warnanya
Sapuannya pontang-panting
Berulang dan terulang
Hingga keruh wamanya
Tetapi tetap kucoba
Dengan cinta
Tak kusadari mataku menetes di sana
Terserak di enam penjuru
Menutup keruhnya tapi tak cukup jumlahnya
Karena kantung mataku mulai kering

Ditelan derita usia
Kulihat kanvasku dan kutemukan diriku
Di sebuah titik di alur jalan yang tak kutahu di mana
Tak kudapati bunga, tak kudapati paruh burung membuka
Sunyi, tak kudapati cahaya terang kota
Warnanya menafikan derita yang menggerus tapak langkahku

Di dua sisi atasnya masih kutemukan bulatan bola cahaya
Di belakang langkahku dan lebih di hadapan pandanganku
Seperti berpijar di balik linang mataku
Hanya tak kutahu yang mana matahari pagi
Yang mana rembulan atau matahari petang
Karena airmataku kembali membasahi
Bumi perjalananku yang mulai mengembang
Dan aku tahu: niscaya

Tentang Thomas Budi Santoso 

Lahir di Pati. Menulis puisi sejak tahun 60-an. Selain dimuat di sejumlah antologi, antara lain
Masih Ada Menara, 142 Penyair Menuju Bulan, Kreung Aceh, puisinya juga dimuat di berbagai media massa, seperti Republika, Suara Merdeka, Wawasan, Solo Pos, Horison, Sinar Harapan, Suara Pembaruan. 

Direktur PT Djarum ini tinggal di Kudus dan aktif di KPK (Keluarga Penulis Kudus) dan Dewan Kesenian Kudus. Ia sempat hadir dalam Pertemuan Penyair Nusantara IV 2010 di Brunei. Kumpulan puisinya berjudul Nyanyian Sepasang Daun Waru (2007).
----------------------------------------------------------------

Sumber tulisan: Dari Bumi yang Sama (Kado Puisi bagi Thomas Budi Santoso)

Sumber ilustrasi: Pixabay


0 comments: