Tuesday, October 27, 2020

Mengapa Pemerintah Didesak Walhi NTT Hentikan Proyek Pembangunan Kawasan Pariwisata Taman Nasional Komodo?



Pemerintah sedang melakukan pembangunan kawasan pariwisata Taman Nasional Komodo (TNK) di Labuan Bajo yang berkonsep Jurassic park. 

Seperti terlansir Tempo, Selasa (27/10/2020) alih-alih menggeber pembangunan habitat komodo, Walhi mendesak pemerintah berfokus mengurusi hal-hal yang berhubungan dengan sains dan konservasi di ekosistem komodo.

Apa alasan mereka?

Masih dari sumber yang sama, Direktur Wahana Lingkungan Hidup Indonesia atau Walhi Nusa Tenggara Timur (NTT) Umbu Wulang Tanaamahu Paranggi mendesak pemerintah menyetop proyek pembangunan kawasan pariwisata Taman Nasional Komodo (TNK) di Labuan Bajo yang berkonsep Jurassic park. Proyek ini dikhawatirkan mengancam keutuhan ekosistem satwa endemis di Pulau Flores.

“Walhi mengecam segala bentuk pembangunan yang menghilangkan keaslian habitat komodo,” tutur Wulang saat dihubungi Tempo pada Selasa, 27 Oktober 2020.

 “Karena pembangunan infrastruktur skala besar merusak ekosistem komodo,”  kata Umbu, sekali lagi.

Wulang meminta pemerintah mengembalikan TNK sebagai kawasan konservasi. Ia memandang, saat ini pembangunan TNK terlampau massif dan tidak sesuai dengan spriti pelestarian komodo sebagai hewan purba.

Mengutip media itu, dia menduga pembangunan pariwisata premium di wilayah tersebut akan berdampak buruk bagi keberlangsungan hidup satwa. Sebab, TNK yang merupakan kawasan konservasi perlahan mulai disulap menjadi lokus pengembangan wisata premium.

“Langkah pemerintah saat ini telah membuktikan kekhawatiran bahwa pembangunan konservasi Pulau Rinca (salah satu pulau di TNK) akan lebih didominasi kepentingan pariwisata,” katanya.

Di samping itu, Walhi juga mengecam masuknya kendaraan berat di dalam habitat komodo, yakni Pulau Rinca, yang fotonya beredar belakangan. Sebagai kawasan konservasi, kata Wulang, Pulau Rinca semestinya memerlukan pembangunan infrastruktur seperti yang direncanakan pemerintah.

Sumber foto melalu Tempo



0 comments: