Thursday, February 13, 2020

Sepenggal Kisah Bisnis Permen dan Camilan di Gaza


Warga Gaza menyukai permen yang diproduksi secara lokal. Demikian yang dituliskan Arab News dalam laporan mereka (14/2/2020).

Media itu secara apik menggambarkan situasi sekitar sebuah pabrik camilan. Dikatakan, dari jalan tanah yang bergelombang di kota Gaza, sekelompok anak berdiri di luar pintu pabrik setengah terbuka, putus asa untuk mendapatkan apa yang sedang dibuat di dalamnya.

"Kami ingin cokelat!" mereka meneriaki seorang pekerja ketika dia meninggalkan pabrik Al-Arees, yang meskipun menghadapi banyak rintangan, mulai dari biskuit berselimutkan cokelat hingga versi Gaza yang  terkenal di dunia, "Natalia".

Cerita pun berlanjut. Sambil tertatih-tatih menghadapi anak-anak tersebut, lelaki itu muncul di balik pintu dan kembali dengan cokelat gratis yang cukup untuk membusukkan gigi mereka yang sedang tumbuh.

Disebutkan bahwa produk-produk Al-Arees adalah produksi lokal orang Gaza, tetapi komponennya tidak, karena beberapa bahan baku dasar diproduksi di jalur pesisir Mediterania yang miskin.

Selain itu, pabrik pun bergantung pada cokelat dari jauh seperti Argentina, gula dari negara-negara Afrika, dan telur kering dari Belanda, dengan barang-barang penting lainnya diimpor dari Turki dan Israel.

Dan, tahukah Anda, Israel mengendalikan semua barang yang memasuki Gaza, memaksakan blokade yang diperketat setelah kantong kecil itu direbut oleh kelompok Islam Hamas pada 2007 silam.

Wael Ai, kepala Al-Arees, menceritakan kepada AFP yang dikutip Arab News, "Dari Ashdod kami membayar pekerja dan truk yang membawa barang-barang ini ke persimpangan perbatasan Kerem Shalom (antara Gaza dan Israel)."

"Kemudian Anda mengeluarkan mereka dari truk untuk diperiksa, lalu ke truk lain dari Gaza dan setelah sekitar 500 meter Anda memiliki pos pemeriksaan lain untuk Hamas," tambahnya.

Kemudian ia melanjutkan, "Saya membayar bea cukai dua kali."

Ya, itu artinya sekali di Ashdod di mana Israel mengumpulkan biaya atas nama pemerintah resmi Palestina yang berbasis di Tepi Barat dan kemudian di Gaza ke Hamas.

Nah, lantaran kekurangan listrik di Gaza, Ai telah memasang tiga generator bahan bakar.

Satu kalimat yang keluar dari mulutnya yang cukup menyentuh soal pasokan listrik di atas, "Jika Anda ingin sesuatu dilakukan di Gaza, Anda harus melakukannya sendiri."

Selain Al-Arees, pabrik-pabrik lokal lainnya juga membuat Crimpos, marshmallow besar yang dilapisi lapisan cokelat tebal.

Ada kabar yang sedikit menghibur mereka bahwa meskipun ketegangan terus berlangsung, Israel dan Hamas telah mencapai serangkaian perjanjian selama tahun lalu yang sedikit meredakan ketegangan.

Dan, dari kesepakatan yang rapuh itu mengarah pada suatu peristiwa di bulan Desember lalu, yakni untuk pertama kalinya dalam beberapa tahun Gaza mengekspor barang-barang manis.

0 comments: