Thursday, February 27, 2020

Banyak Penduduk XUAR Dibiarkan Tanpa Makanan dan Pasokan Obat. Benarkah? Jika Ya, Mengapa?

Sumber RFA

Untuk menghentikan penyebaran COVID-19 di daerah otonomi Xinjiang Uighur di China bagian barat laut atau dikenal XUAR, banyak penduduknya dibiarkan tanpa makanan dan pasokan obat-obatan.

Seperti terlansir RFA, Rabu (26/2/2020), misalnya, seorang mantan tahanan Uighur dari sebuah kamp interniran di Daerah Otonomi Xinjiang Uyghur Xinjiang China barat laut (XUAR) tidak dapat mendapatkan perawatan untuk masalah medis yang serius.

Pelaporan baru-baru ini oleh Layanan RFA khusus Uyghur telah menemukan bahwa banyak penduduk XUAR dibiarkan tanpa makanan dan pasokan yang memadai di tengah karantina yang diberlakukan oleh pejabat setempat untuk menghentikan penyebaran COVID-19 di wilayah tersebut. Data terakhir, Rabu (26/2) telah terdeteksi 76 infeksi yang telah menyebabkan dua kematian di sana.

Dikabarkan sejak 23 Januari lalu penduduk di sana dikurung di rumah mereka sebagai bagian dari karantina oleh Pemerintah RRC.

Semetara itu, penduduk di daerah-daerah tertentu XUAR, seperti kota Atush (dalam bahasa China, Atushi) di Kizilsu Kirghiz (Kezileisu Keerkezi), yang ditemukan telah meninggalkan rumah mereka tanpa izin selama karantina terkait susahnya makanan dan pasokan lainnya semisal obat,   menghadapi ancaman penahanan 15 hari di wilayah itu.

Dan anehnya, saat menyelidiki dampak karantina di wilayah Peyziwat (Jiashi) di Distrik Kashgar (Kashi), RFA berbicara dengan beberapa pejabat yang menolak berkomentar, mengutip masalah yang berkaitan dengan keamanan publik.

Padahal, kondisi yang demikian itulah yang menyebabkan seorang mantan tahanan Uighur seperti dituliskan di awal artikel berita ini, bernama Abliz Niyaz tak bisa mendapatkan pengobatan. Pasokan obat tidak sampai di rumahnya. Juga, bagaimana ia bisa ke rumah sakit? Sedang keluar rumah saja dianggap melanggar karantina dan terancam penahanan. Ia pun takut dikirim kembali ke kamp karena melanggar karantina.

Masih dari sumber yang sama, Niyaz diketahui menderita dua tumor yang tumbuh di lehernya. Dokter yang sempat menanganinya sebelum karantina mengatakan bahwa apa pun yang terjadi, bahkan jika ia harus pergi ke rumah sakit yang berbeda, dirinya perlu melakukan pemeriksaan rutin.

0 comments: