Sunday, May 23, 2021

Puisi-Puisi Mohamad Iqbal, Penyair dan Bapak Spiritual Pakistan


RUBA'IYAT

Kau matahari, aku planet berputar
Mengitarimu, diterangi penglihatan-Mu
Tercerai dari-Mu aku menderita
Kau Kitab, aku cuma hurufnya

Bayang-bayang-Nya lebih karib di mata hati
Rindu melihat Dia lebih nikmat lagi
Pedih jiwaku. Lalu seorang Sufi berkata:
"Jalan berliku lebih baik daripada tujuan perjalanan.
Belajarlah menghargai dirimu, O Anak!
Adakah kau ini Muslim? Enyahkan kebanggaan
Keturunan. Jika orang Arab memandang kulit
Dan darahnya, katakan selamat tinggal kepadanya

Disebut Cina, Melayu, Turki, atau Afghan
Kita ini milik sebuah taman besar, pohon besar
Lahir di musim semi itulah keluhuran
Membedakan warna kulit adalah dosa bagi kita

Iskandar dan bendera dan pedangnya telah lenyap
Lenyap segala gelar, tambang emas dan kapal lautnya
Sejarah Ummat jauh lebih kekal raja-raja
Jamshid lenyap, namun Persia masih ada.

Kau masih terikat pada warna kulit dan ras
Maka kaumenyebutku Afghan atau Turkoman
Namun pertama kali aku manusia, tak lebih
Baru setelah itu seorang India atau Sudan.

(Terjemahan Abdul Hadi W.M.) 


SYRIA DAN PALESTINA

Rahmat bagi logam buatan Barat yang berkilauan!
Gelas Aleppo yang jarang kini telah penuh anggur merah.
Jika orang Yahudi mengaku Palestina sebagai tanahnya
Mengapa orang Arab tidak menuntut Andalusia?
Rencana busuk telah disusun oleh majikan Inggris
Ini bukan kisah jeruk, madu ataupun kurma.

(Terjemahan Abdul Hadi W.M.)


KARL MARX

Papan catur penelitian dan ilmu pengetahuanmu
Sandiwara debat kusir dan cekcok mulutmu --
Karl, ingat! Dunia sudah tak sabar menyaksikan
Lelucon mengerikan buah angan-angan pengikutmu!
Setelah budak benda-benda ekonomi
Makhluk apa yang terjumpa dalam pustakamu?
Sebuah lelucon yang mirip lingkaran setan semua ini
Tipu daya menuju kekacauan semua ini
Dalam kuil Barat yang penuh dengan berhala
Mimbar politik dan bangku-bangku kuliahnya
Ketamakan dan algojo-algojomu yang berlumur darah
Semua mengenakan topeng di bawah komedi akal bulusmu.

(Terjemahan Abdul Hadi W.M.)


Tentang Penyair

Mohamad Iqbal. Penyair Pakistan yang lahir pada tahun 1876 dan meninggal pada tahun 1938. Dia dipandang sebagai Bapak Spiritual Pakistan. Buku-bukunya sudah banyak diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia. Kumpulan puisinya Asrar-i Khudi diterjemahkan oleh Bahrum Rangkuti, sedangkan Payam-i
Masyrig diterjemahkan oleh Abdul Hadi W.M.
-----------------------------------------------------------

Sumber tulisan: Kembang Para Syuhada
Sumber ilustrasi: Pixabay




0 comments: