Thursday, April 8, 2021

Puisi-Puisi Rusdi Fauzi dalam Meratus



MENDEKAP DADA (KAWASAN PEGUNUNGAN) MERATUS

Ketika aku disapa mata pagi
yang terbit dari ubun-ubun Meratus
menyapa rumput dan daun-daun basah
karena bukan lagi dikeramas embun
melainkan tetesan darah pengusiran
warga bukit hunjuran Meratus

Aku terperangah di puncak gunung
melihat dada Meratus yang serupa kawah raksasa
ratusan ribu kubik jantung Meratus diangkut
silih berganti tiada henti perhitungan

Tapi di sudut hunjuran Meratus ini
di antara arus sungai yang tersisa
dan ranting-ranting yang sepi
tersimpan banyak cerita suku bukit
beserta luka yang semakin menganga
untuk kita tatambai bersama hari ini.

Barabai, 14 September 2018

keterangan:
Tatarbai: mengobati.


HAMPARAN MERATUS

Senja hamparkan lembayung
menggulung mendesah angin
mengundang rintihan gerimis
di lembah pegunungan Meratus

Senja kini semakin lirih terasa
sendu dengan kelu tatapan mata
berontak meronta di kedinginan
saat selimut kabut mengubah haluan

Aku yang kini di hamparan hening
saat ilalang sembunyikan bahuku
terus menatap di bayangan sunyi
ketika gerimis datang bertandang

Semua yang kini telah dirasakan
di saat kerinduan mengusik hatiku
yang melantunkan gumam indahmu
dan hatiku selalu memangil namamu.

Barabai, 25-03-2019


Tentang Penyair


Penyair ini lahir di Barabai, Kabupaten Hulu
Sungai Tengah, Kalimantan Selatan. Puisinya dimuat di antologi bersama, antara lain Tadarus Rembulan (2013), Suara Lima Negara
(Kumpulan Puisi Penyair Lima Negara),
Nyanyian Kacincirak (Antologi 6 Penyair Hulu
Sungai Tengah), Puisi Haiku Indonesia, Aksara
yang Terlarung di Sungai Mimpi, Ibuku Mendaki Badai, Arus Puisi Sungai, Puisi Peduli Hutan, dan Jejak Arus Tanah Banyu - Antologi Puisi Penyair Hulu Sungai Tengah. Selain itu, ia sangat produktif memublikasikan puisi-puisinya di media sosial facebook.
----------------------------------------------------
Sumber tulisan: Meratus (Nyanyian Rindu Anak Banua)

Sumber foto: https://www.wartamantra.com/2020/03/puisi-puisi-rusdi-fauzi.html?m=1

Sumber ilustrasi: Pixabay

0 comments: