Wednesday, April 7, 2021

Puisi-Puisi Akhmad Sekhu dalam Jentera Terkasa


DUNIA ORANG BERDIAM

Mengapa setiap tanya tak mesti terjawab, ada yang terpendam
dalam perasaan, menyesat pada purba penasaran
jauh sebelum senyummu terbangun, manakala saat pertama
kau terjaga, betapa semesta alam ramah menyapa

Kau dapatkan impian dalam diam tanpa buai harapan
dunia yang tak terjamah bagi suka duka merambah
segenap penjuru kalbu telah rindu segala romantika
tak mungkin membuka kembali luka yang lama

Ternyata orang berdiam berabad-abad lamanya
bungkam
sering memanggili dirinya sendiri, hati nurani menyadari
kebisuan yang memagari diri dari keramaian menekan
kini kepasrahan segala rela atas kuasa-Nya mesti dimengerti

1997


MANUSIA BATU

Seperti angin yang muntahkan darah, aku pun
tak mampu lagi menahan amarah terpendam
hingga melampiaskan segala perasaan
yang tercurahkan gelisah tak beralasan

Mungkin arah masih pedulikan musim
hingga tahu rindu akan selalu bertiup
dan memasuki kemauan yang semakin menepi untuk
menuntaskan semua harapan

Aku tak sanggup masuk ke dalam manusiaku
yang tak lagi mampu menempuh rindu
menuju keakuanku, hingga selalu terpuruk
serta dikutuk sang waktu pada usia membatu

Ingin aku berpaling pada cermin
yang akan mengubah diriku pada berjuta wajah
selalu berganti dengan mengulang mimpi
dengan tikaman kekecewaan dalam berdiam

1997


MEMAHAT KATA

Memahat kata yang akan terucap
aku berdiam mematung dalam kesunyian
dikucuri kegelisahan yang semakin tenggelam
ketakberdayaan menempuh pemahamanmu
ada bahasa yang purba, pertemuan kita
tak menghadirkan apa-apa selain hanya
kelengangan yang terbungkam, ke mana aku akan
labuhkan pemaknaan yang telah berkembang

Pada pahatan kata tercipta bayangan
keretakan hubungan lawan kita bicara
entah, berapa panjang sepi kubentangkan
sedangkan tanya tak pernah terjawab
mungkinkah kucurahkan seluruh perhatian
lalu tertampung dalam kantung pengertian

Memahat kata hingga gugusan sajak
kini semakin mengerti arti diri ini
ternyata kita tak lebih hanya bermimpi
pada harapan yang tak juga menepi

1997


Tentang Penyair

Akhmad Sekhu lahir di Tegal. Puisinya dimuat di sejumlah media massa. Sejumlah antologi yang mengikutsertakan karya puisinya adalah Cerita dari Hutan Bakau, Serayu, Zamrud Khatulistiwa, Fasisme, Mangkubumen, dan Rerimbunan Dzikir
----------------------------------------------------------

Sumber tulisan: Jentera Terkasa
Sumber ilustrasi: Pixabay


0 comments: