Monday, May 11, 2020

TAK LAYAK, Sebuah Pentigraf Karya Syahrian Tanjung


Ilustrasi - Pixabay


"Ini paket khusus untuk para ketua RT dari perusahaan batu Blbara selama lockdown, Pak.  Bukan untuk kalangan tidak mampu," si kurir menjelaskan karena melihat ekpresi wajah ketua RT yang tampak bingung ketika dapat paket sembako selama lockdown.

Pak Utuh, demikian nama panggilan ketua RT itu, dari tadi gelisah dan merasa tak enak hati. Sekarung beras 5 kg dan sekantong plastik berisi gula,  minyak goreng, teh celup, garam, dan entah apalagi, masih teronggok di lantai ruang tamu rumahnya. Barang-barang itu harus segera disingkirkan. Sekilas dia melihat beberapa tetangga  berada di teras rumah memperhatikannya sedang menerima sembako tersebut. Kondisi itu bukanlah hal yang baik baginya sekeluarga.

"Pak, beberapa tetangga nyindir Ibu ketika lewat depan rumah mereka. Alhamdulillah, paket  itu sudah tak di rumah kita lagi," istri Pak Utuh bicara dengan nada kesal sambil masuk rumah menuju dapur. Pak Utuh menjawab dengan tersenyum bahagia. Tadi malam, janda tua di ujung kampung  menangis haru mendapat  bantuan sembako darinya.

Jorong,  11 Mei 2020

Syahrian Tanjung adalah sastrawan tinggal di Kalimantan Selatan. Selain aktif di sastra, juga seorang fotografer dan pengajar di salah satu sekolah menengah atas.

Syahrian Tanjung






0 comments: