Monday, May 11, 2020

FBI dan Pakar Keamanan Dunia Maya Mengatakan Peretas Cina Berusaha Mencuri Penelitian Vaksin COVID-19




COVID-19 bukan sekadar berimbas pada dunia jasmani manusia. Lebih jauh lagi sudah berdampak pada keamanan siber antarnegara.

Baru-baru ini dua surat kabar ternama dunia, Wall Street Journal dan New York Times melaporkan adanya serangan siber dari para peretas atau hacker Cina.

Seperti terlansir Yahoo News, Selasa (12/5/2020) dua surat kabar itu melaporkan pada Senin bahwa  Biro Investigasi Federal AS (FBI/Federal Bureau of Investigation) dan ahli keamanan dunia maya yakin peretas Cina sedang mencoba mencuri penelitian tentang pengembangan vaksin melawan virus corona asal Wuhan.

FBI dan Departemen Keamanan Dalam Negeri berencana untuk mengeluarkan peringatan tentang peretasan Cina ketika pemerintah dan perusahaan swasta berlomba untuk mengembangkan vaksin untuk COVID-19.

Selain itu, para peretas juga menargetkan informasi dan kekayaan intelektual tentang perawatan dan pengujian untuk COVID-19 atau Pneumonia Wuhan ini.

Dikatakan dalam media itu, ditanya tentang laporan tersebut, Presiden Donald Trump tidak mengkonfirmasi mereka, tetapi mengatakan, "Apa lagi yang baru dengan Cina? Apa lagi yang baru? Ceritakan kepada saya. Saya tidak senang dengan China."

"Kami menontonnya dengan sangat cermat," tambahnya.

Mengutip sumber yang sama, sebuah peringatan AS akan menambah serangkaian peringatan dan laporan yang menyatakan para peretas yang didukung pemerintah di Iran, Korea Utara, Rusia, dan China melakukan aktivitas jahat terkait pandemi, mulai dari memompa berita palsu hingga menargetkan pekerja dan ilmuwan.

The New York Times mengatakan itu bisa menjadi awal serangan balik yang disetujui secara resmi oleh agen-agen AS yang terlibat dalam perang cyber, termasuk Komando Cyber ​​Pentagon dan Badan Keamanan Nasional.

Pekan lalu dalam sebuah pesan bersama, Inggris dan Amerika Serikat memperingatkan akan meningkatnya serangan dunia maya terhadap para profesional kesehatan yang terlibat dalam tanggapan coronavirus oleh para penjahat terorganisasi "yang sering dikaitkan dengan aktor-aktor negara lain."

Pusat Keamanan Cyber ​​Nasional Inggris dan Badan Keamanan Infrastruktur Cybersecurity dan Infrastruktur AS mengatakan mereka telah mendeteksi taktik "penyemprotan kata sandi" berskala besar (peretas yang mencoba mengakses akun melalui kata sandi yang umum digunakan)  yang ditujukan untuk badan kesehatan dan organisasi penelitian medis.

0 comments: