Wednesday, April 8, 2020

Tegas, Manila Kritik Beijing Atas Tenggelamnya Kapal Vietnam di Laut Cina Selatan

Sumber RFA

Seperti diketahui Pemerintah Vietnam memprotes keras China yang telah menenggelamkan kapal nelayan Vietnam di dekat Paracels pada 2 April lalu.

Seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri Hanoi pada 3 April mengatakan, "Kapal China melakukan tindakan yang melanggar kedaulatan Vietnam atas Hoang Sa, mengancam nyawa, merusak properti, dan kepentingan sah para nelayan Vietnam."

Atas hal itu, seperti terlansir RFA, Filipina menyatakan "keprihatinan mendalam" pada Rabu (8/4/2020) atas kapal penjaga pantai China yang "diduga" menenggelamkan kapal nelayan Vietnam di Laut Cina Selatan yang disengketakan pekan lalu.

Pernyataan itu dilontarkan ketika Manila bergabung dengan Hanoi dan Washington dalam mengkritik Beijing atas insiden tersebut.

Kantor Departemen Luar Negeri Filipina mengeluarkan apa yang disebutnya "pernyataan solidaritas" dengan Hanoi. Pernyataan itu menegur Beijing atas insiden di perairan dekat Kepulauan Paracel (yang diklaim oleh China dan Vietnam). Ini menggambarkan  "provokasi" di tengah krisis global wabah COVID-19.

"Tidak pernah ada waktu yang baik untuk melakukan provokasi," kata pernyataan solidaritas itu. "(Salah satu dari) Mereka biasanya berakhir dengan kekalahan agresi atau kemenangan yang menghancurkan (negara satunya)."

Mengutip RFA, di Filipina, Presiden Rodrigo Duterte telah berusaha untuk tidak memusuhi China sejak mulai menjabat pada 2016. Ia mengatakan bahwa negaranya tidak dapat mempertahankan diri dengan baik terhadap China yang merupakan negara adidaya Asia dalam kasus agresi atau perang.
Tahun lalu, kapal pukat Cina menabrak kapal nelayan Filipina di dekat Recto Bank di wilayah yang disengketakan dan dengan kejam meninggalkan 22 nelayan terombang-ambing di laut selama berjam-jam sebelum sebuah kapal Vietnam yang lewat menyelamatkan mereka.

Pada saat itu Duterte mendapat tekanan kuat dari dalam negeri untuk memprotes insiden itu. Tetapi presiden kemudian mengatakan tidak ada yang bisa dia lakukan terhadap China (yang super power).

"Pengalaman serupa kami sendiri mengungkapkan betapa banyak kepercayaan dalam persahabatan hilang olehnya, dan seberapa banyak kepercayaan yang diciptakan oleh tindakan kemanusiaan Vietnam yang secara langsung menyelamatkan nyawa para nelayan Filipina kami," kata Departemen Luar Negeri Filipina.

"Kami tidak berhenti dan tidak akan berhenti berterima kasih kepada Vietnam," tambah pernyataan departemen tersebut.

Sementara itu, pada hari Senin, Departemen Luar Negeri AS mengkritik China atas insiden itu, mengeluarkan pernyataan yang mengatakan ini adalah "yang terbaru dari serangkaian tindakan RRC yang panjang untuk menegaskan klaim maritim yang melanggar hukum dan merugikan tetangga-tetangga Asia Tenggara di Laut Cina Selatan."

0 comments: