Sunday, February 16, 2020

TUNGGU RENDRA, MAMA! (Sebuah cerpen tiga paragraf karya Syahrian Tanjung)


"Besok aku harus pulang!" ucap Rendra seraya bangkit dari atas ranjang. Sedari tadi matanya tak mau diajak kompromi untuk segera tidur. Rendra bergegas mengambil tas besar dan mulai mengemasi pakaiannya, termasuk foto terakhir seluruh keluarga yang baru dicetaknya, dan fotokopi Asmaul Husna.

Sudah sekitar dua jam Rendra menunggu di sebuah warung minum tepi jalan, tapi belum ada angkot yang lewat pagi ini. Perjalanan ke kampung halaman Rendra sebenarnya hanya sekitar enam sampai tujuh jam. Karena sulitnya mendapatkan angkot di daerahnya, perjalanan pun menjadi lebih lama. Ponsel Rendra berdering. Kakak perempuannya menelepon, memberikan kabar bahwa kondisi mama mereka sudah kritis dengan mata yang terpejam saja, juga tak menyahut lagi ketika diajak bicara. Dengan perasaan kalut, Rendra meminta kakaknya agar mendekatkan ponselnya ke telinga sang mama. Kemudian Rendra berkata, "Mama,  ini Rendra dalam perjalanan pulang. Tunggu Rendra ya, Ma!"

Rendra semakin gelisah. Kali ini dia berdiri di pinggir jalan menengok ke arah muara jalan. Lelah berdiri, ia duduk kembali ke bangku warung, bolak balik berkali-kali. Masih belum ada angkot ke arah kampungnya yang lewat. Sekian waktu berlalu, ponsel Rendra berbunyi lagi. Dari kakak perempuannya, "Rendra,  mama sudah pergi." Terdengar isak kakak perempuannya itu.  Rendra langsung lemes. Kakinya bergetar menuju bangku warung. Membuka tas, mengambil fotokopi Asmaul Husna yang sering diamalkan mamanya dan  rencananya akan dia dibacakan agar mamanya mengiringi bacaannya. Kemudian Rendra mengambil foto seluruh keluarga yang akan diperlihatkan pada mamanya. Dengan mata yang sudah basah, Rendra menatap wajah mamanya dalam foto tersebut. Perlahan air matanya menetes tepat di permukaan foto wajah sang mama.

Jorong,  1 Februari 2020



Syahrian Tanjung adalah sastrawan tinggal di Kalimantan Selatan.

0 comments: