Sunday, February 16, 2020

Malaysia dalam Merebut Emas dan Bisnis Halal Olimpiade Tokyo 2020


Olimpiade Tokyo sudah di hadapan mata. Beragam cabang olahraga akan dipertandingkan. Tentu saja bukan hanya para atlet beserta rombongan tiap negara, tetapi juga para suporter dan wisatawan diprediksi akan banyak yang hadir dalam gelaran olahraga terbesar tahun 2020 ini.

Momen besar tersebut juga menjadi magnet tersendiri bagi para pebisnis. Salah satunya pabrik kecil di Ibukota Malaysia yang sedang menyiapkan ribuan makanan halal siap saji, dari nasi goreng hingga ayam biryani, untuk dikirim ke Jepang untuk acara Olimpiade tersebut.

Mengutip Arab News, perusahaan makanan dari Malaysia yang mayoritas Muslim, diharapkan menjadi pemenang besar dari serbuan wisatawan Muslim ke Jepang untuk Olimpiade dan Paralimpiade, dari akhir Juli hingga September.

"Ini adalah platform dan peluang besar bagi kami," kata Ahmad Husaini Hassan, bos perusahaan MyChef yang membuat makanan di Kuala Lumpur. “Niat kami adalah untuk tidak keluar-masuk. Kami sudah masuk dan tinggal untuk jangka panjang."

Dalam media itu dikatakan bahwa Malaysia ingin menggunakan Olimpiade sebagai batu loncatan untuk mendorong ekspor halal, termasuk makanan dan kosmetik, sekitar seperlima hingga $ 12 miliar tahun ini. Perusahaan itu mengekspor barang halal senilai $ 604 juta ke Jepang pada 2018, 90 persennya berupa bahan makanan dan makanan.

Pada kenyataannya memang Malaysia adalah satu-satunya negara yang telah mencapai kesepakatan kerja sama halal dengan Tokyo untuk Olimpiade.

Sementara itu, MyChef bertujuan untuk melipatgandakan pendapatannya menjadi 4,5 juta ringgit ($ 1 juta) tahun ini. Saat ini sedang dalam pembicaraan dengan pengecer Jepang Aeon untuk bersama-sama mengembangkan lini makanan halal siap saji dan camilan, kata Ahmad Husaini.

Dalam sektor ekonomi, Pemerintah Malaysia telah menetapkan target ambisius untuk menjual makanan dan produk halal senilai $ 300 juta kepada Muslim dan non-Muslim di seluruh Pertandingan.

Di sisi lain, Hideto Nakajima, penasihat ekonomi di kedutaan Jepang di Malaysia, seperti terlansir dalam sumber yang sama, mengatakan, "Kami harus banyak belajar dari pihak berwenang Malaysia dan sebagai gantinya, perusahaan-perusahaan Malaysia memiliki lebih banyak peluang untuk mengembangkan bisnis mereka."

0 comments: