Friday, January 25, 2019

Sebuah Puisi Islami Karya Kaisar Pertama Dinasti Ming



Ada sejarah panjang di wilayah yang kini dikenal dengan sebutan Republik Rakyat China (RRC). Pergantian dari pemerintahan satu ke pemerintahan berikutnya mewarnai kehidupan di sana, yakni dari Dinasti Xia, Dinasti Shang, Dinasti Zhou, Periode Musim Semi dan Musim Gugur, Periode Negara Perang, Dinasti Qin, Dinasti Han, Zaman Tiga Negara, Dinasti Jin dan Enam Belas Negara, Dinasti Utara dan Selatan, Dinasti Sui, Dinasti Tang, Dinasti Song, Dinasti Yuan, Dinasti Ming, Dinasti Qing, Republik China, dan sekarang Republik Rakyat China.

Dari sekian pemerintahan tersebut di atas, Dinasti Ming lah yang agaknya menarik perhatian. Mengapa? Sebab, ada sebuah puisi Islami yang lahir dari seorang kaisar saat dinasti ini menunjukkan eksistensinya. Lebih tepatnya ia adalah kaisar pertama sekaligus pendiri dinasti yang menggantikan Dinasti Yuan itu, yakni bernama Zhu Yuanzhang atau yang bergelar Kaisar Hong Wu. Dikenal pula dengan sebutan Raja Zhu.
  
Puisinya begitu memukau karena berisi pujian yang dalam terhadap Nabi Muhammad saw. Seorang nabi suci dan terakhir dalam Islam. Dan mengenai puisi yang Islami itu bisa kita pahami—sebab-musababnya—dari kehidupannya sehari-hari. Selama memerintah Ming sektiar 30 tahun (1368—1398 M) misalnya, Raja Zhu (Zhu Yuanzhang) dikenal dekat dengan kaum muslim saat itu. Sebagai kaisar, ia mempunyai sekitar sepuluh jenderal beragama Islam seperti Zheng He (Laksamana Cheng Ho), Hu Dahai, Lan Yu, Mu Ying, dan Jenderal Chang Yuchun.

Bahkan, permaisurinya, yakni Permaisuri Ma adalah seorang muslimah dari Suku Bangsa Hui. Perlu diketahui juga bahwa Raja Zhu ini awalnya seorang anggota dari kelompok pemberontak Muslim di bawah pimpinan Guo Zhixin (memberontak Dinasti Yuan yang zalim).

Di samping itu semua, selain membenahi masjid-masjid yang sudah berdiri sejak pertama kali Islam masuk pada masa Dinasti Tang, ia juga memerintahkan bawahannya membangun masjid-masjid baru seperti di Nanjing,  Yunnan, Guangdong, dan Fujian. Di Nanjing ia memerintahkan pembangunan Masjid Jingjue. Masjid ini masih ada dan difungsikan hingga sekarang setelah mengalami pembanguna kembali akibat kebakaran dan juga renovasi besar.  

Karena hal-hal itu pulalah sebagian orang meyakini Kaisar Hong Wu sebenarnya seorang muslim dan DInasti Ming sebagai dinasti Islamnya orang-orang Suku Bangsa Hui masa itu.

Kembali ke puisi Islaminya tersebut, sudah ia tempatkan di masjid-masjid yang dibangunnya. Dan, seperti terlansir di The Muslim Times puisi aslinya (dalam bahasa Mandarin), setiap lariknya teridiri atas empat kata atau karakter dan empat suku kata. Berikut adalah terjemahannya dalam bahasa Indonesia.

Seratus Kata Sanjungan

Karya
Raja Zhu Yuanzhang (Pendiri Dinasti Ming)

Semenjak penciptaan alam semesta
Langit telah menunjuk
Sang Pengajar Iman Agung

Dari Barat
dia lahir
Untuk menerima Kitab Suci

Dengan tiga puluh
juz
Menuntun semua
umat manusia

Raja dari segala Raja
Pemimpin para orang suci

Dengan dukungan dari langit
Melindungi bangsanya

Dengan lima ibadah
setiap hari
Dalam hening mengharap kedamaian

Dengan hati tertuju pada Allah
Membantu yang tidak mampu
Menyelamatkan mereka dari malapetaka

Melihat yang tidak terlihat
Menarik sekalian jiwa dan batin
Jauh dari perbuatan dosa

Belas kasih pada dunia
Menulusuri jalan masa lalu yang terkarunia
Membasmi kejahatan untuk selamanya

Agama murni dan sejati
Muhammad,
Yang Mulia dan Agung

Sajak di atas masih dapat dijumpai di beberapa masjid semisal dituliskan dalam sebuah prasasti di Masjid Jingjue, Nanjing.


Sebagai tambahan, saat Raja Zhu bertahta, Nanjing yang merupakan Ibu Kota Dinasti Ming kala itu dibanjiri oleh kaum muslim Hui dari berbagai penjuru dinasti tersebut. Orang-orang Islam Hui pun memiliki porsi yang penting dalam struktur pemerintahan, perdagangan, pendidikan, dan kemiliteran termasuk pengangkatan sepuluh jenderal tersebut di atas. Ia juga menerbitkan undang-undang yang berisi larangan meminum minuman memabukkan dan menjadikan kalender Islam menjadi kalender resmi serta Dinasti Ming menjalin hubungan baik dengan kerajaan-kerajaan muslim. 

0 comments: