Friday, January 11, 2019

Ada Apa dengan Media Massa?




Pada tanggal 6 Januari 2008 saya pernah membaca tulisan berjudul Kertas terpampang rapi di sebuah koran cetak. Saya menangkap kekhawatiran penulisnya terhadap kondisi yang sedang “mengancam” keberadaan media massa cetak di jagat alam semesta saat itu.

Dan, tulisan tersebut telah mengembalikan saya pada beberapa tahun sebelumnya. Tahun 2003 silam ada seseorang mengatakan bahwa buku yang tebal halamannya dapat disimpan di dalam sebuah piringan kecil yang mudah dibawa ke mana-mana.

Itu adalah cerita-cerita lama. Lalu sekarang?

Zaman saat ini tentu lebih cangih lagi daripada tahun-tahun di atas (baca: sebelumnya). Media massa daring sudah tak terbendung lagi penyebaran dan eksistensinya. Masing-masing memiliki kelebihan. Ada yang menonjolkan analisis, ada yang lebih kepada kecepatan menayangkan berita, dan banyak lagi. Alhasil, media massa cetak pun tidak satu-dua yang telah gulung tikar. Bisa dikatakan sudah ada “beberapa” media massa cetak yang harus mengucapkan selamat tinggal kepada para pembaca mereka.

Meskipun demikian, tentu saja masih banyak juga media massa cetak tetap eksis hingga sekarang di tengah-tengah masyarakat, termasuk koran yang memuat artikel Kertas seperti saya sebutkan di awal tadi. Jika ditanya mengapa masih bertahan, mungkin jawabannya beragam. Setidaknya “secara umum” ada tiga, yakni seperti berikut ini.

Pertama, dari segi kesehatan mata. Membaca dengan menggunakan media cetak lebih aman bagi mata daripada membaca tulisan di media elektronik. Sebagian orang akan memilih untuk membaca media massa cetak yang ramah terhadap mata mereka.

Kedua,  dari segi penghematan energi listrik. Jika menggunakan media elektronik untuk membaca berita yang kita cari, tentu saja energi listrik juga akan lebih banyak dipakai. Sebagian orang akan berpikir bahwa membaca tulisan di media massa cetak lebih menghemat penggunaan energi listrik. Itulah sebabnya, koran, majalah, dan tabloid cetak dapat menjadi pilihan yang lebih hemat energi daripada terlalu lama membaca di media elektronik.

Ketiga, dari segi kemudahan mendapatkannya. Bagi masyarakat yang tinggal di perkotaan, mereka akan mudah mendapatkan media massa cetak. Sekalian jalan-jalan misalnya, mereka bisa mampir membeli koran atau media massa cetak lainnya.

Menyinggung media massa daring, tentu berkaitan dengan zaman yang terus berkembang. Dan, kondisi yang demikian itu memang tidak bisa dicegah kemunculannya. Jika ditanya seberapa lama media massa cetak akan bertahan dengan “gempuran” media-media massa daring, jawabannya tergantung pada optimalisasi mereka dalam menjaga eksistensi masing-masing. Di atas itu semua, tentu berdasarkan kehendak-Nya jua.
            
Realitasnya, sampai saat ini, baik media massa daring, maupun media massa cetak masih dibutuhkan para pembaca dan juga penulis. Harapan kita bersama, kedua jenis media itu dapat berjalan bersama. Tapi, akan begitukah cerita selanjutnya? Kita nantikan saja!  (Admin)