Thursday, June 17, 2021

Membangun Musala, Sebuah Puisi Dimas Arika Mihardja


kususun keramik pilihan di atas butirbutir pasir dzikir
sajadah motif ka'bah kugelar di jembar kesabaran
kaligrafi terpajang di dinding hari meleretkan asmaul husna
pelan, sepenuh keyakinan kuuleskan cat warna hijau
hingga rasa risau dan galau terhalau menjauh

subuh meluruhkan embun di ujung daun
rasa resah dan gelisah yang buncah lalu pecah di deras alir waktu
aku hanya semata menembangkan harum nama bunga
sepenuh haru seperti gericik air wudlu
membasuh dahaga merindu

debudebu yang lekat di dahi dan hati kuusap dan kusapu
harapanku menjadi sampan dan pendayung kadang terhuyung
dan limbung; aku tak hendak mengusung raga tanpa jiwa
kubahkubah melengkung, meruahkan senandung
mengagungkan dan mengapungkan aroma kesturi

bengkel puisi swadaya mandiri, 04/11/2011

------------------------------------------------------------
Sumber tulisan: Tuas Media
Sumber ilustrasi: Pixabay

0 comments: