Sunday, February 28, 2021

Puisi-Puisi Korrie Layun Rampan di Buku Kalimantan dalam Puisi Indonesia


Čšangan Menulis dalam Rahasia Bunga

Tangan menulis dalam rahasia bunga
Dalam kuntum-kuntum
Dalam napas yang tidur

Dalam arus mengalir
: Mengalir
Ke akar ke pohon ke daun ke bunga

Kita tidur bersama
Kita bernapas
             : Bersama

Dalam bahasa bunga

Gambar kekasih
Pigura di wajah
Bulan: berdarah!

Ada yang bersinar dalam jiwa
Pupusnya tembus
Kata tak terkata

"Tanah! Tanah!"


Serulingmukah Menghanyutkan Tongkang

Serulingmukah menghanyutkan tongkang
Menggapai sungai
Menambur di arus deras
Menghamburkan lagu ke cakrawala bebas

Segala perih dini hari
Membersihkan beranda
Tanpa restu
Bayang wajahmu yang menunggu

Kelap-kelip mimpi yang diburu
Seperti penantian
Seperti perkawinan
Rahasia kado kehidupan

Waktu pun memuja
Sunyi yang tua
Segalanya padang rawa
Kematian tanpa kata-kata

Perpisahan tiada
Perih nadi, arus, dan air
Lidah yang dahaga
Duka anyir

Serulingmukah mengalun dalam tongkang
Mendarahkan luka
Segala fana menderai sungai
Menunjuk-nunjuk pelayaran muara


Berikut video pembacaan puisi Serulingmukah Menghanyutkan Tongkang



Tentang Tentang Penyair

Korrie Layun Rampan (lahir di Samarinda, Kalimantan Timur, 17 Agustus 1953--meninggal 19 November 2015 pada umur 62 tahun) adalah seorang sastrawan berkebangsaan Indonesia. Korrie merupakan pencetus penyusun buku Sastrawan Angkatan 2000 terbitan Gramedia Pustaka Utama yang memuat lebih dari seratus sastrawan, terdiri dari penyair, cerpenis, novelis, esais, dan kritikus sastra.

Ayahnya bernama Paulus Rampan dan ibunya bernama Martha Renihay-Edau Rampan, beretnis Dayak Benuaq. Semasa muda, Korrie tinggal di Yogyakarta. Di kota itu pula ia berkuliah. Sambil kuliah, ia aktif dalam kegiatan sastra. Ia bergabung dengan Persada Studi Klub, sebuah klub sastra yang diasuh penyair Umbu Landu Paranggi. Di dalam grup ini lahir sejumlah sastrawan ternama, seperti Emha Ainun Najib, Linus Suryadu A.G., Achmad Munif, dan Ebiet G. Ade.

Pengalaman bekerja Korrie dimulai pada 1978 di Jakarta sebagai wartawan dan editor buku untuk sejumlah penerbit. Kemudian, ia menjadi penyiar RRI dan TVRI Studio Pusat, Jakarta, mengajar, dan menjabat Direktur Keuangan merangkap Redaktur Pelaksana Majalah Sarinah, Jakarta. Sejak Maret 2001 Korrie menjadi Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi Koran Sendawar Pos. Berbagai karya telah ditulisnya berupa novel, cerpen, puisinovel, cerita anak, dan esai.

Ia juga menerjemahkan sekitar seratus judul buku cerita anak dan puluhan judul cerita pendek dari para cerpenis dunia, seperti Leo Tolstoy, Knut Hamsun, Anton Chekov, O'Henry, dan Luigi Pirandello. Novelnya, Upacara dan Api Awan Asap, meraih hadiah Sayembara Mengarang Roman Dewan Kesenian Jakarta, 1976 dan 1998. Beberapa cerpen, esai, resensi buku, cerita film, dan karya jurnalistiknya mendapat hadiah dari berbagai sayembara. Beberapa cerita anak yang ditulisnya ada yang mendapat hadiah Yayasan Buku Utama, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, yaitu Cuaca di Atas Gunung dan Lembah, dan Manusia Langit (1997).

--------------------------------------------

Sumber puisi: Kalimantan dalam Puisi Indonesia

Sumber biografi: wikipedia.

Sumber ilustrasi: Pixabay

0 comments: