Saturday, February 27, 2021

Puisi-Puisi Ahmad Fahrawi di Buku Kalimantan dalam Puisi Indonesia


Pelabuhan Malam

Larut, kapal sungai singgah
menguak senyap sawang malam. Rumah-rumah
yang ditidurkan embun terjaga. Kabar apa
dari jauh, kerinduan atau kematian
Di seberang, lampu-lampu mengerdip
Ada yang menyungai, perahu parahu harapan
Gelepar pasang mendesau tepian
ada yang hanyut, ombak-ombak bulan
dan sepotong kayu yang kehilangan hutan

Larut, kapal sunyi singgah
mengeluarkan kabar pedalaman. Sosok-sosok
yang mengendap endap menyapa, muatan apa
bakal dibawa menuju muara

Sungai dibenam pasang
pelabuhan malam menghela kapal sunyi
ke liuk waktu ke kalbu misteri


Suatu Pagi ketika Terjaga


Apa yang kutemukan ketika membuka jendela? Kehidupan.
Seberkas sinar menyergap ruang-ruang remang. Bengkalai sajak-sajak
Kerisik sapu tangan menggusur daun-daun
gugur
Desau beras ditampi
Celoteh ayam-ayam berebut makanan. Nyanyi burung-burung
Teriak anak-anak pergi mandi. Kring lonceng sepeda.
Kucari embun di daun pisang di daun jambu. Telah tiada.
Kucari kabut di ujung pandang. Telah tiada.

II
Aku telah terbangun kesiangan dari sebuah perjalanan. Mimpi yang panjang. Bergerak dalam dimensi waktu yang teramat nisbi. Seakan telah kulampaui sekian tahun kemenangan.
Matahari dan bulan. Ilalang dan jagung. Rerumput dan perdu.
Burung dan bunga. Ati dan Ita. Laut dan savana.
Embun dan hujan. Pelangi dan kabut.
Bertemperasan pacu memacu.

III
Telah kubuka jendela. Ada suara. Ada denyut. Ada gerak kehidupan.
Adakah sepiring nasi? Adakah secangkir kopi susu di meja?
Adakah sajak-sajak bakal lahir? Tak ada persimpangan.
Langkah menuju pintu adalah kemestian. Memasuki kehidupan.


Tentang Penyair

AHMAD FAHRAWI lahir di Kandangan. Ia meninggal di Banjarmasin, 5 Juni 1990. Dalam menulis karya sastra sering menggunakan nama Era Novie. Pernah bekerja sebaga PNS di Balai Infomasi Pertanian (BIP) Banjarbaru, namun mengunduran diri karena sakit. Tulisannya dipublikasi sejak tahun 1975 di berbagai media massa, di antaranya Horison, Kartini, Amanah, Banjarmasin Post, Media Masyarakat, Pelita, Terbit, Sarinah (Jakarta), dan Bahana (Brunei Darussalam).

Di antara karya puisinya diterbitkan dalam buku "Jala yang Ditebarkan" (1981) dan "Aku Mencari Kata dalam Sajak (1982). Selain itu, puisi-puisinya disertakan dalam antologi bersama, antara lain dalam "Antologi Puisi ASEAN" (1983), "Elit Penyair Kalsel 1979--1985" (1986), "Puisi Indonesia 1987" (1987), "Selagi Ombak Mengejar Pantai" (Selangor, Malaysia, 1989), "Festival Puisi XII" (1990), dan "Festival Puisi Kalimantan" (1992).

-----------------------------------------------
Sumber tulisan: Kalimantan dalam Puisi Indonesia
Sumber ilustrasi: Pixabay

0 comments: