Thursday, February 11, 2021

Puisi L.K. Ara dalam Senja di Batas Kata



MENYEBUT NAMAMU

puisi itu memanggil manggil
dan menyebut namamu
datanglah.

puisi itu kadang menghilang
bersama riak gelombang
ke dasar menyelam
memungut batu manikam
yang lama tenggelam
ingin memperlihatkan
kepada tamu yang datang.

puisi itu akan membuatmu teduh
seperti pohon teduh
di taman Putrophang
yang kadang lengang
seperti kita angankan
ketika kita berbincang
dengan Putrophang.

Banda Aceh, 4 Juli 2011

Sekilas tentang Penyair


L. K. Ara bernama lengkap Lesik Keti Ara adalah seorang penyair yang dilahirkan di Kutelintang, Takengon, Aceh Tengah. Kegiatan menulis sudah dimulainya sejak belajar di SMP dan terus berkembang ketika ia bersekolah di Taman Madya, Medan. 

Di Medan pula ia menjadi Redaktur Kebudayaan Mimbar Umum yang terbit di kota itu dan berhasil menulis beberapa sajak yang dimuat di Majalah Indonesia, Mimbar Indonesia, dan Pustaka Budaya di Jakarta. 

Tulisannya berupa sajak cerita anak-anak, gubahan sastra lama, dan laporan jurnalistik.
Karya-karyanya yang terbit berupa kumpulan sajak di bawah judul Angin Laut Tawar (1969), Kumandang (1971), Kur Lak Lak (1982), Catatan pada Daun (1986), dan Kening Bulan (1986). Bersama dengan temannya, Abdul Karim, ia menerbitkan puisi kedua di bawah judul Amruna (1994). 

Selain itu, ia juga mengumpulkan sajak Gayo dalam Serangkai Saer Gayo (1980). Buku kumpulan puisi anak yang diterbitkan adalah Namaku Bunga (1980). Anggrek Berbunga (1982), Buah-Buahan di Kebun (1982), dan Senandung Burung-Burung (1982). 
Kumpulan karangan berupa bacaan anak, yaitu Senjata Pustaka Kita (1983), Umbi-Umbi Kami (1983), dan Biografi Saefuddin Kadir Tokoh Drama Gayo (1971), Buku Berkelana dengan Sastrawan Indonesia dari Aceh (1997) menghimpun biografi singkat dan perkenalan karya 14 pengarang Aceh dari Abdul Rauf hingga Maskirbi. 

Bersama Taufiq Ismail, ia juga menyusun antologi sastra Aceh dengan judul Seulawah, Antologi Sastra Aceh (1995). Karyanya yang lain berjudul Syair Tsunami dan Ekspresi Puitis Aceh (2006) dan Menghadapi Musibah (2006).
Karangannya yang lain berupa catatan perjalanan ketika naik haji dalam buku berjudul Perjalanan Arafah (1974). Dengan karyanya yang amat banyak itu, L.K. Ara tercatat sebagai pengarang yang menulis lebih dari satu genre. Selain itu, ia juga dikenal aktif dalam seni pentas. 

Ketika di Balai Pustaka bersama Rusman Sutiasumarga dan M. Taslim, dia ikut mendirikan Teater Balai Pustaka tahun 1967. Dia juga dikenal sebagai penaja yang pernah membawa dan memperkenalkan Toet seorang pedendang lagu "Gayo" sebuah kesenian dari Aceh. Tempat penampilan Toet memperkenalkan lagu Gayo kepada publik, antara lain di TIM, Jakarta, Banda Aceh, Medan, Padang, Palangkaraya, dan Bandung. L.K. Ara juga tercatat sebagai ketua Asosiasi Kesenian Gayo (ASG).

Mulai tahun 2005 L. K. Ara menjadi motor penerbitan buku-buku di Bangka Belitung (Babel) dengan Penerbit Yayasan Nusantara Jakarta (YNJ). Karya-karya yang dihasilkan, antara lain, adalah Bunga Rampai Bangka Barat (bekerja sama dengan Pemkab Bangka Barat), Antologi Puisi Lingkungan Hidup Kelekak (bekerja sama dengan Dewan Kesenian Kota Pangkalpinang). 
---------------------------
Sumber puisi: buku Senja di Batas Kata: Beranda Rumah Cinta (Antologi Puisi Karya Penyair Nusantara Raya) dan 

Sumber foto dan biodata penyair: Laman Ensiklopedia Sastra Indonesia Kemdikbud

Sumber foto buku: Arsip pribadi


0 comments: