Monday, August 31, 2020

Bank Investasi Infrastruktur Asia yang Berkantor Pusat di Beijing akan Meminjamkan 70 Juta Euro ke Turki

 


Agaknya jargon Turki Utsmani akan dibangkitkan Presiden Erdogan masih dalam berupa bunga tidur. Betapa tidak? Negara itu masih tergantung dari negara yang berseberangan dengan Islam: Republik Rakyat Cina (Cina daratan).

Ini bukan isapan jempol semata. Akibat utang dari Cina daratan, Turki telah tunduk kepada negeri tirai bambu tersebut. Selain mengirimkan orang-orang Uyghur dari Turki ke Cina untuk dipenjara tanpa kesalahan, negara yang berada di bawah kekuasaan Erdogan juga turut "mengganggu" demonstrasi orang Uyghur di Turki untuk kebebasan keluarga mereka dari tangan dingin Cina. 

Terkait pendirian Bank Investasi Infrastruktur Asia (AIIB), berawal dari Pemimpin China Xi Jinping yang pertama kali mengusulkan bank infrastruktur Asia pada pertemuan puncak APEC di Bali pada tahun 2013. Alhasil, seperti terlansir Pikiran Trader, bank pembangunan internasional  yang menyediakan pembiayaan untuk proyek-proyek infrastruktur di Asia ini mulai beroperasi pada Januari 2016.

Prioritas AIIB adalah proyek-proyek Infrastruktur yang berkelanjutan dan untuk mendukung negara-negara yang berusaha untuk memenuhi tujuan lingkungan dan pembangunan.

AIIB mendanai proyek-proyek yang menghubungkan negara-negara di kawasan Asia. Selain itu juga proyek-proyek infrastruktur lintas batas (jalur sutera Cina), seperti untuk jalan, kereta api, pelabuhan, jaringan pipa energi dan telekomunikasi di Asia Tengah dan rute maritim di Asia Tenggara dan Selatan serta Asia Tengah dan Timur Tengah.

Nah, berdasarkan laporan Daily Sabah, Senin (31/8/2020) Proyek AIIB akan dibiayai bersama oleh Bank Eropa untuk Rekonstruksi dan Pembangunan (EBRD) dan bertujuan untuk meningkatkan kapasitas infrastruktur rumah sakit umum, menurut pernyataan bank.

Pinjaman ini merupakan bagian dari fasilitas pendanaan AIIB senilai $13 miliar (TL 95,48 miliar) untuk membantu sektor publik dan swasta melawan pandemi. Bank tersebut sebelumnya telah menyetujui pinjaman senilai $ 500 juta kepada dua bank pembangunan di Turki melalui fasilitas tersebut.

Pandemi memang telah menciptakan guncangan penawaran dan permintaan bagi perusahaan di Turki dan akses ke keuangan telah memburuk bagi perusahaan, terutama UKM yang kurang terlayani, yang kreditnya dibatasi bahkan sebelum krisis melanda.


0 comments: