Tuesday, April 14, 2020

Mengapa China Menghapus Publikasi Penelitian Terkait COVID-19 dari Internet?


Sumber news.com.au

Penelitian tanpa publikasi secara terbuka sebagai laporan hasil analisis data kepada khalayak ramai mungkin seperti makan sayur tanpa garam. Terasa ada yang kurang. Maka, dalam hal ini idealnya objektivitas harus diutamakan.

Tetapi, agaknya ada yang berbeda di China daratan. Seperti terlansir news.com.au, Senin (13/4/2020),  Departemen Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Kementerian Pendidikan China, mengeluarkan arahan bahwa "makalah akademik tentang melacak asal COVID-19 harus dikelola dengan ketat dan ketat".

Dengan kata lain, studi tentang asal-usul COVID-19 akan menerima pengawasan ekstra dan harus disetujui oleh pejabat pemerintah pusat sebagai upaya terbaru negara itu untuk "mengendalikan" narasi virus corona baru.

Arahan pemerintah pusat China itu keluar pada hari Jumat, 10 April, sebagai senjata menindak universitas yang menerbitkan penelitian terkait COVID-19.

Mengutip media itu, sejak akhir Januari, para peneliti China darata  telah menerbitkan serangkaian studi COVID-19 di jurnal medis internasional yang berpengaruh.

Beberapa temuan tentang kasus-kasus awal virus corona baru, seperti ketika transisi manusia ke manusia pertama kali muncul telah terbukti penting untuk menahan penyebaran.

Seorang peneliti China, yang ingin tetap anonim (tidak mau disebutkan namanya) mengatakan langkah pemerintah itu merupakan perkembangan yang mengkhawatirkan, yang kemungkinan akan menghambat penelitian ilmiah penting.

"Saya pikir ini adalah upaya terkoordinasi dari (pemerintah) China untuk mengendalikan narasi dan menggambarkannya seolah-olah wabah itu tidak berasal dari Cina," kata peneliti itu kepada CNN.

Ia juga menambahkan, "Dan saya pikir mereka tidak akan membiarkan studi objektif apa pun untuk menyelidiki asal mula penyakit ini."

Diketahui bahwa Partai Komunis China yang berkuasa telah menyatakan kemenangan atas virus corona baru dan pengumuman itu telah disambut dengan skeptisisme yang luas.

0 comments: