Tuesday, March 19, 2019

Puisi-Puisi Rusdi Fauzi



AIR MATA TASBIHKU

Air mata ini adalah tasbihku
ketika malam tersayat sunyi
rembulan mulai bersembunyi
tiupan angin bernyanyi sepi

Air mata ini adalah tasbihku
ketika hati tak lagi tertawa
senyuman menjadi air mata
jalinan cinta menjadi luka

Air mata ini adalah tasbihku
di saat senja tak lagi merona
dedaunan gugur tanpa bunga
sejak pelangi pudar warnanya

Air mata ini adalah tasbihku
ketika ruh menangis dalam raga
ketika tawa telah menjadi langka
ketika doaku tak lagi bermakna.

Lalaya Barabai


TUNGKU TAK BERASAP

Asap tak lagi mengepul
dari tungku-tungku yang berkubang
kayu-kayu kering membusuk dimakan rayap
merah menyala dilahap biru membara

Aroma khas berubah culas
jiwa-jiwa tak jarang terlepas
ketika bom waktu melibas

Tungku-tungku sang waktu
tak lagi berpihak padamu
kini hanya di pinggir-pinggir peradaban
kutemukan wajahmu yang muram.

Lalaya Barabai


EMBUSAN KISAH SENJA

Apa yang terjadi pada bathinmu
hingga tak bisa menerima
dan mencerna makna embusan kisah
yang selalu tersapa di setiap senja tiba

Ke mana mata bathinmu kau buang
hingga tiada satu pun
yang mengisi perasaanmu
di hati yang telah terpahat.

Barabai,19-03-2019


MENANTI RASA SESUNGGUHNYA

Pucuk daun cinta mengabarkan tentang rasa
yang pernah bersemayam dalam pikiranku
yang sejak kemarin bergundah
oleh jiwamu yang kini terbebaslah sudah!

Rantai mata itu jelas tersurat pada keinginanku,
mantapkan langkah jernihkan harapan baru
sedang rangkaian makna ketika tangan membelai
dan ingin menyentuh hati, yakinkah tulus diberi

Aku hidupkan kembali bunyi alunan surga
putarannya mengarahkan pada jalan berliku
detik demi detik kupadankan dengan jiwaku
kukisahkan dengan hitungan alam berikutnya

Jika jiwa menerima pada kehendak Tuhan
tak akan perlu menunggu atau pun meminta
diri ini memang milik Penguasa seutuhnya
tapi rasa ini bisa kuasai dengan sepenuhnya

(Menantikan kehadiran rasa yang sesungguhnya).
Barabai,19-03-2019


Sekilas tentang Rusdi Fauzi


Rusdi Fauzi
 dikenal sebagai salah seorang sastrawan dari Kalimantan Selatan. Ia kelahiran Barabai pada  tanggal 11 Agustus 1971. Selain menulis, ia juga aktif sebagai pelatih tari tradisional dan penyanyi lagu-lagu Banjar. Rusdi Fauzi hingga kini tercatat sebagai pengurus dan anggota berbagai sanggar seni dan budaya Kabupaten Hulu Sungai Tengah di antaranya sanggar Tari MELATI (1980), sanggar Musik MERATUS (1991), Sanggar Sastra LALAYA (2013) dan tercatat sebagai pendiri cikal bakal Lapak Seni Dan Sastra Dwi Warna Kabupaten Hulu Sungai Tengah.

Karya-karyanya pernah di muat dalam Antologi Puisi ASKS X di Banjarbaru dan Antologi Puisi ASKS XI di Tapin/Rantau, Suara 5 Negara (Kumpulan Puisi Penyair Lima Negara), Nyanyian Kacincirak (Antologi 6 Penyair Hulu Sungai Tengah/2015). Rusdi Fauzi mempersiapkan buku antologi Haiku pribadinya yang berjudul Aksara Yang Terlarung Di Sungai Mimpi.


0 comments: