Tuesday, May 11, 2021

Cahaya Malam Seribu Bulan, Sebuah Puisi Karya Ariadi Rasidi



kubawa seikat dosa menuju rumah cahaya-Mu
menyujudkan kepasrahan dari dada dan kepala
lewat lantunan doa mengumandangkan asma-Mu
terus kukunci waktu dan amarahku
serta kubasuh noda-noda hitam

dalam sunyi malam seribu bulan
terimalah persembahan sembahyang tobatku
sangat panjang dan sunyi menyingkap malam
dari detak-detak jam masa silam
dan dari beranda rumah-Mu meluncur berjuta-juta
bahkan bermiliar-miliar cahaya
kutangkap satu di antaranya

maka bulan dan bintang melelehkan air mata
air mata pengampunan

aku begitu berlimpah cahaya
seikat dosa yang kubawa dibakar cahaya
lalu kubentangkan sajadah seluas usia
aku begitu khidmat menyerumu di tengah malam
dalam dia doa dan air mata pun menderas sungai
menempuh muara malam-Mu

malam seribu bulan
segala dan semua bersujud
dalam pengampunan dosa
di Ramadhan
yang berkah.


(Antologi Puisi Penyair Jawa Tengah 2011- DKJT)


Tentang Penyair

Ariadi Rasidi lahir di Purwokerto. Menulis puisi sejak tahun 1980-an. Puisi-puisinya terdokumentasi di beberapa antologi puisi bersama antara lain, Menoreh 2 (1995), Menoreh  3 (1996), Progo 1, Tangan-Tangan Tengadah (2015), Progo 2  (2008), Jentera Terkesa (1993 ), Progo 3 (2015), antologi puisi penyair Jawa Tengah (2011), dan Antologi Puisi Tifa Nusantara 2 (2015). Pada tahun 2015 mendirikan komunitas Sastra bernama KSS3G (Keluarga Studi Sastra Temanggung). 

----------------------------------------------------------------------

Sumber tulisan: Tuas Media

Sumber ilustrasi: Pixabay


0 comments: