Monday, May 10, 2021

Puisi-Puisi Hazami Jahari


BARAT TIDAK AKAN MENANG

kejatuhan nilai matawang ASEAN
di pasaran ekonomi terbuka
memecah tawa sindir sang penyangak
dari jauh, dan ia semakin riuh:
"DUNIA KETIGA MASIH BELUM MERDEKA
kitapun terkejut:
                   yang sakit jantung meraung
                   yang sakit buah pinggang tumbang
                   yang sakit kencing manis menangis
                   yang sakit barah marah
                   yang sakit darah tinggi mati
engkara siapa? BARAT!
atau tokoh korporat kita sendiri
menjadi dalang mencipta untung melambung
membursakan maruah, mengidap darah
bangsa dan negara tercinta ini
                   mari kita merdekakan ekonomi
                   mari kita merdekakan sosial
                   mari kita merdekakan pemikiran
                   mari kita merdekakan kemerderkaan
Dunia ketiga!
Malaysia, Indonesia, Thailand, Filipina
dan semuanya
kita bangkit dan hunus pedang keyakinan
kita bina keampuhan menangkis serangan ekonomi
kita bina persatuan menahan serbuan politik
BARAT!

Yakin, tabah, jujur, luhur,
bersatu, berpadu dan musyawarah
PASTI barat tidak akan menang.

                                     (Jakarta - Oktober 1997)


REDHA

Kita adalah pentadbir
waktu dan tuju
meredah lautan usia
menepis engkar
melayar redha

Kita adalah pemikir
mengayuh hak dan kebebasan
di pantai kehidupan
tanpa lupa pada pasir
kebenaran.

                                     (Jakarta - Oktober 1997)


HALAMAN DUKA

Halaman duka di hadapan kita
menanti penuh setia
mengajak bermain dan berkejaran
di atasnya

Lalu
bermainlah kita hingga keletihan
menghambat nafas kemanusiaan
yang kosong dari ketabahan
yang kosong dari keyakinan

Sesungguhnya di belakang halaman duka
ada rumah pintu terbuka
menanti dan mengundang
bila malam menamatkan permainan siang
untuk kita berehat selamanya.

                                    (Petaling Jaya - 1990)


MENUNGAN SENJA

Sesekali bayangan kenangan
menyapa menungan senja
angin yang bertiup
mengirim salam duka
pada hati yang kesekian kali
tercalar oleh warna kemanusiaan
yang kian luntur

akulah yang dicakar gunung duka
mengimpi sejalur kemilau
dari dakapan-dakapan erat
suatu khayalan bernama kasih tumpah tak ke lurah

cebisan-cebisan waktu
menghimpit ke maya makna
janji hanya pengucapan
di bibir embun.

                                    (Kuching - 1991)


SANG PERAMPAS

bercakap dan ketawalah
tidak ada yang akan membatas
tiada siapa lagi merampas bebas
kamu telah membeli hak dan kebenaran
dari kami

makan dan minumlah
sampai muak dan muntah
kami pasti tidak mampu membantah
kamu pemegang amanah
punya kuasa, punya kata

berjalan dan berlarilah
hingga letih dan sesak nafas
di bumi serba mewah ini
kami tidak bisa lagi menegur
segalanya telah diatur
untuk kamu lena tidur

kamilah penanti bayang hak
yang dirampas itu.

                             (Jakarta - Oktober 1997)


Tentang Penyair

Hazami Jahari dilahirkan di Kampung Tengah Gedong, Simunjan, Pendidikan hingga Sarjana Muda Sastera di Universiti Malaya. Sarawak, 19 September 1968. Ia seorang ayah dari seorang anak. 

Ia pernah menjadi guru Sandaran (1989), guru Sandaran (1992), dan Ketua Unit Pengembangan Sastera Dewan Bahasa dan Fasa 5, Taman Matang Jaya, Jalan Matang, 93050 Kuching, telepon Pustaka, Cawangan Sarawak. 

la Kritik Sastera, Cerpen, dan Puisi. Puisi dan kritik sasteranya dimuat dalam berbagai berita harian, seperti Utusan malaysia, Utusan Borneo, Dewan Sastera, Dewan Budaya dan Pelita Bahasa. Di samping itu, puisi dan cerpennya dimuat dalam Antologi Puisi Hadiah yang diterbitkan oleh Jabatan Penulisan, Universiti Malaya, dan Antologi Cerpen Pilihan yang diterbitkan oleh Dewan Bahasa dan Pustaka Cawangan Sarawak. Karyanya (nonfiksi) adalah Pembentangan Kertas Kerja di Seminar Kesusasteraan Melayu Antarbangsa (DBP-UKM, 1997). 

Selain menulis, ia juga aktif dengan kumpulan BAHTERA, yaitu sebuah kumpulan lagu puisi yang populer di Sarawak. 

-----------------------------------------------------------

Sumber tulisan: Antologi Puisi Mastera (Dari Amerika ke Catatan langit)

Sumber ilustrasi: Pixabay


0 comments: