Saturday, March 6, 2021

Puisi Abidah El Khalieqy dalam Akulah Musi


 

INTA WAHDAH
(Dikau Saja)

Hausku bukan Iqlima memeluk Qabil
bukan pula Cleopatra
Aphrodite atau Zulaikha

Cukup sudah cinta!

Tak usai Hawa ngembara
menyelami airmata
pohon apa bakal tumbuh
jika Layla abadi koma
di barak kumuh dan luka

Wahai Majnun di puncak resah!

Sudah kuhafal kata kata bijak
huruf batu dari kaum botak
namun kosa kata cinta
baru ketemu kamusnya
saat matamu purnama
dan subuh menderu
memanggil ruh di tubuhku

Dikaulah cuma, kidung dadali kuping tuliku
juga ombak yang timbul tenggelam
bagai iman samudra jiwaku

Dan malam menggelombang
karna bintang berjumpaan
di pangkuan kasih dan cinta
mendesirkan sukma
semilir jiwaku
bukan perempuan bukan lelaki
bukan budak atau tuan
jika ingin menakarku
kecuali mummi sedang menimbang
diri sendiri

Burung burung terbang tinggi
menguntai tasbih
langit abadi
rindu rumah di sorga Rabi'ah
asing dan sunyi

2005


Tentang Abidah El Khalieqy


Abidah El Khalieqy, penyair dan novelis, tinggal di Yogyakarta.  Karya-karya kesusastraannya diikutkan dalam berbagai buku antologi bersama seperti: ASEANO: An Antology of Poems Shoutheast Asia (1996), Cyber Album Indonesia – Australia (1998), Force Majeure (2007), Rainbow: Indonesian Womens Poet (2008),  Word Without Borders (2009), E- Books Library For Diffabel (2007), I-lit.com (2012) dan lebih dari 30 buku sastra lainya. 

Membacakan karya-karya puisinya di Taman Ismail Marzuki Jakarta (1994, 2000), menjadi peserta APWLD (Asia Pacific Forum on Women, Law and Development, 1987), serta aktif dalam KDPI (Kelompok Diskusi Perempuan Internasional, 1987-1989). Mewakili Indonesia dalam ASEAN Writers Conference/Work Shop Poetry di Manila, Philipina (1995). Menjadi pendamping dalam Bengkel Kerja Penulisan Kreatif MASTERA (Majlis Sastra Asia Tenggara, 1997). Membacakan puisi-puisinya di sekretariat ASEAN (1998), Konferensi Perempuan Islam se Asia-Pasifik dan Timur-Tengah (1999), International Literary Biennale (2007), Jakarta International Literary Festival (2008), Aceh International Literary Festival (2009) dan, Konferensi Pengarang Muslimah di Kuala Lumpur (2010). Bedah Film dan Novel “Perempuan Berkalung Sorban” di Hongkong (2009) dan, Singapura (2010). 

Mengikuti progam SBSB (Siswa Bertanya Sastrawan Bicara) di berbagai kota besar di Indonesia (2001-2008) Mendapat Penghargaan Seni dari Pemerintah DIY (1998). Menjadi pemenang dalam Lomba Penulisan Novel Dewan Kesenian Jakarta (2003). Dinobatkan sebagai tokoh “10 Anak Zaman Menerobos Batas” oleh Majalah As-Syir’ah (2004). Memperoleh anugerah IKAPI dan Balai Bahasa Award (2008), Adab Award dari Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (2009). Dinobatkan sebagai “Sepuluh Muslimah Kreatif” oleh Majalah NooR (2010). Memperoleh Anugrah Sastra dari Kemendikbud RI (2011).

Bukunya yang sudah terbit: Ibuku Laut Berkobar (1997), Menari di Atas Gunting (2001), Perempuan Berkalung Sorban (2001), Atas Singgasana (2002), Genijora (2004),  Mahabbah Rindu (2007), Nirzona (2008), Mikraj Odyssey (2009), Kisah Tuhu  (2009), Menebus Impian (2010),  Mataraisa (2012), Santri Cengkir (2015), Mimpi Anak Pulau (2015), Bait-bait Multazam (2015), dll.

------------------------------------------------------

Sumber tulisan utama: buku Akulah Musi
Sumber ilustrasi: Pixabay
Sumber foto: Facebook


0 comments: