Saturday, January 23, 2021

Puisi-Puisi Anggoro Suprapto dalam Jentera Terkasa


SUARA-SUARA

Seringkali ku dengar suara-suara
bergema, mengganggu tidurku tengah malam
sampai seringkali aku bertanya
suara-suara siapakah engkau?
tiada jawab, kembali suara-suara berdecak
tiada henti

Seringkali ku dengar bisik-bisik
melintas cepat tengah hari
sulit sekali menangkap maknanya
berderak, bergumam, tiada henti

Suara-suara itu kini jelas datang kembali
menekan, mendesak, mengatakan:
matikan suara bising televisi, suara-suara radio
suara ribut antar golongan suara jumawa diri sendiri
lalu dengarlah
sudah lama tak kau dengar suara angin
suara kemresak daun, suara gemericik air,
suara kicau burung, suara alam

Lalu suara itu datang lagi,
Riuh rendah memenuhi segalanya
mendesak-desak, menekan-nekan gendang telinga
berkata penuh wibawa:
“Cobalah sehari kau tanggalkan,
atribut-atribut kebesaran,
kursi-kursi kekuasaan
supaya dapat kau dengar
suara hati nurani rakyat yang sebenar-benarnya

Semarang, 27 November 1996


BUKTIKAN KAMU CINTA INDONESIA

buktikan, bahwa kamu cinta Indonesia
cinta Indonesia tak sebatas kata-kata
bukan pula hanya sekedar menyumbang emas,
menukar dollar, atau sedikit memberi harta benda
lalu kamu tersenyum dan menepuk dada
: akulah sesungguhnya pecinta indonesia

cinta Indonesia adalah
kepedulian mendengarkan jeritan rakyat jelata
menaikkan taraf hidup petani-petani miskin
memberikan kemakmuran yang merata
tersedianya lapangan kerja
pendidikan yang murah untuk kalangan bawah

cinta Indonesia adalah
mencintai anak-anak yatim
janda-janda miskin
menjaga keutuhan nusantara, dan
tidak menimbulkan sara
menghilangkan kolusi dan korupsi
pajak-pajak yang tinggi
cinta Indonesia adalah kesediaan
membiarkan alamku tetap terjaga indah
sawah-sawah yang luas, hutan yang hijau
sungai yang jernih, laut yang biru
dan tidak mengeksploitasinya
demi kekayaan pribadi, sampai ke anak cucu

cinta Indonesia adalah
menulis puisi yang menjelma jadi doa-doa sakral
untuk keselamatan rakyat Indonesia
menyingsingkan lengan baju
membangun negriku
agar harga kebutuhan jadi murah
dan terjangkau oleh kaum ibu
agar mulut-mulut mereka tidak mecucu

malam pun kadang datang dengan cepatnya
keheningan menyembunyikan kegelisahan
keweningan pantulan kecemasan, kerisauan
atau kesulitan hidup kawula alit yang menderita.
di kala seperti itu, selalu muncul sebuah tanya
“buktikan bahwa kamu cinta Indonesia”

Semarang, Maret 1998


Tentang Penyair



Anggoro Suprapto lahir di Juana. Banyak menulis karya fiksi. Antologi yang memuat puisinya antara lain Album Biru, Antologi Puisi Jawa Tengah.

-------------------------

Sumber tulisan: Jentera Terkasa
Sumber foto penyair: Facebook
Sumber ilustrasi: Pixabay



0 comments: