Wednesday, September 23, 2020

Berkenankah Indonesia Mendengarkan Pendapat Mahathir bahwa Dana Pemilu Lebih Baik Digunakan untuk Tangani Wabah Covid-19?

 


Muhammadiyah, NU, dan sebagian rakyat Indonesia berpendapat bahwa pemilu serentak Desember mendatang sebaiknya ditunda. Ini sama dengan yang diutarakan oleh mantan Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad, yang menyoroti pemilu negara bagian Sabah yang akan digelar pada akhir pekan ini.

Apa kata Mahathir?

Seperti terlansir RMOL, Rabu (23/9/2020) dalam video selama 6 menit 15 detik yang diunggah dalam berbagai akun media sosialnya, Mahathir mengatakan, "Saya tidak akan pergi ke Sabah untuk berkampanye bagi Partai Warisan. Tetapi jika diizinkan, saya ingin memberikan pendapat mengenai Pilihan Raya Negeri (PRN) ini melalui video."

Selain berpendapat bahwa PRN sepatutnya tidak diadakan, Mahathir juga mengatakan, pemerintah dan kerajaan harus fokus pada penanganan wabah Covid-19. Realitas di lapangan banyak rakyat Sabah yang merana karena bisnisnya terganggu, pemberhentian kerja, hingga meningkatnya angka kemiskinan.

Secara gamblang ia menyebutkan Kerajaan Warisan yang memerintah Sabah telah menggelontorkan banyak uang untuk membantu rakyat. Namun dengan pemilu, dana bantuan tersebut terbagi hingga sulit menolong rakyat.

"Jutaan Ringgit akan dihabiskan oleh Kerajaan untuk pilihan raya yang sepatutnya diguna untuk bantu rakyat," sambungnya dikutip media itu. 

Dirinua juga mengingatkan, di sisi lain, pemilu sendiri sebenarnya adalah aktivitas yang dapat meningkatkan penularan Covid-19, sejak kampanye hingga pemungutan suara. 

"Aktivitas pilihan raya akan memperburuk lagi wabah Covid-19. Perhimpunan orang akan memudahkan penularan virus Covid-19," terangnya.

Mengutip sumber tersebut, kampanye pemilu Sabah sendiri telah digelar sejak 12 September selama 14 hari. Pemungutan suara akan dilakukan pada Sabtu (26/9) dengan sejumlah aturan protokol kesehatan.

Pertanyaannya, apakah (Pemerintah) Indonesia berkenan mendengarkan dan juga mempertimbangkan pendapat Mahathir di atas? 


0 comments: