Saturday, September 5, 2020

Apa Hikmah di Balik Normalisasi Hubungan Diplomatik UEA-Israel Menurut Najib?

 


Segala sesuatu yang ada pastilah memiliki hikmah tersendiri bagi manusia. Bahkan, tanpa adanya kematian, manusia tidak akan bisa sampai ke akhirat sebagai rentetan kehidupan sesuai ketentua-Nya dan yang hidup akan terlena dengan dunia semata. Maka, normalisasi hubungan diplomatik antara Uni Emirat Arab dan Israel tentu juga ada hikmahnya. 

Lantas, apa hikmah dari normalisasi itu?

Dalam sebuah artikel yang terlansir RMOL, Sabtu (5/9/2020) Dr. Muhammad Najib, memberikan pandangannya terhadap hal tersebut. 

Menurut pengamat politik Islam dan demokrasi ini, hikmahnya tak lepas dari cara Israel memperlakukan musuh-musuhnya. 

Normalisasi hubungan UEA-Israel tidak lain adalah taktik negeri Zionis itu merangkul salah satu musuh mereka. Lebih tepatnya setelah memecah-belah Bangsa Arab. Sebenarnya, UEA bukanlah negara pertama yang melakukan normalisasi dengan mereka, akan tetapi yang ketiga, yakni didahului oleh Mesir dan Yordania. 

Najib berpendapat ini bagian usaha Israel meredam dukungan negara-negara Arab terhadap perjuangan rakyat Palestina dengan cara memecah-belah mereka, kemudian merangkulnya satu persatu.

Hal yang lebih mengiris hati, terlihat tanda-tanda Saudi Arabia, Bahrain, Oman, dan Sudan segera menyusul. 

Nah, dari cara tersebut dan dikaitkan dengan perlakuan Israel di dalam wilayah Palestina, akan terlihat jelas bagaimana taktik Israel sebenarnya. Dan, masih menurut Najib, tampaknya para pemimpin Palestina kini mulai menyadari, bahwa perseteruan diantara mereka hanya menguntungkan Israel.

Ya, cara Israel memperlakukan faksi-faksi di Palestina terlihat berbeda. Israel, misalnya, merangkul Fatah, tapi menginjak-injak Hammas.

Kesadaran itu terlihat dari pertemuan dua faksi terbesar perlawanan, yakni Fatah dan Hammas yang selama ini tidak pernah akur. Dikabarkan Mahmud Abbas yang menjadi orang nomor satu Fatah dan Ismail Haniyeh orang nomor satu di Hammas, serta Jiyad Al Nakhalah orang nomor satu di Jihad Islam, ikut hadir dalam pertemuan Webinar pada Kamis (3/9). 

Najib pun berharap semoga normalisasi hubungan diplomatik UEA-Israel dapat mempersatukan seluruh faksi perlawanan yang ada. Dengan demikian, bangsa Palestina akan menjadi satu-satunya pihak yang berhak berbicara dan menentukan masa depan  negaranya, bukan negara Arab lain, juga bukan Amerika.


0 comments: