Friday, April 17, 2020

Tingkat Keterbukaan dan Transparansi RRC dalam Epidemi Pneumonia Wuhan Telah Dipertanyakan Negara-Negara Lain


COVID-19 atau yang juga dikenal dengan Pneumonia Wuhan terus menyebar dan menambah korbannya di banyak negara.

Di tengah kesakitan itu, seperti terlansir LTN, (17/4/2020) setelah epidemi pneumonia Wuhan melambat si negaranya, Pemerintah China (RRC) meluncurkan "publisitas besar" untuk mencoba membersihkan stigma pembawa virus, tetapi hasilnya tampaknya tidak efektif.

Tidak hanya Pemerintah AS yang mengkritik epidemi tersembunyi China untuk wabah global, Inggris, Prancis, Australia, dan negara-negara lain juga mempertanyakan dan mengutuk hal itu.

Pada awalnya, gencar diberitakan bahwa asal virus Pneumonia Wuhan arus utama saat ini dikatakan  dimulai dari Pasar Grosir Makanan Laut China Selatan di Wuhan.

Sampai-sampai banyak orang mengaitkannya dengan pola dan jenis makan orang Wuhan yang menjijikkan. Cibiran-cibiran pun berkembang secara liar. Foto dan video yang menggambarkan orang-orang Wuhan makan ular, kelelawar, dan lainnya berhamburan di jagat dunia maya.

Meski demikian, kini Laboratorium Keamanan Hayati Nasional Wuhan dipertanyakan sebagai tempat kelahiran asli COVID-19. Bahkan, Presiden AS, Trump, telah mengindikasikan bahwa ia akan melakukan penyelidikan mendalam dan membahas masalah tersebut dengan Presiden China, Xi Jinping, tetapi ia tidak ingin mengungkapkan rinciannya.

Mengutip sumber yang sama, berbicara tentang pencapaian pencegahan epidemi China, Presiden Prancis dengan blak-blakan menyatakan bahwa ada "zona abu-abu" dalam penanganan epidemi China. Tidak mungkin membandingkan negara dengan informasi gratis dan negara tanpa informasi (China).
"Jangan berpikir bahwa China telah melakukan pekerjaan yang baik dalam menangani epidemi ini!" tegasnya.

Sementara itu, Penjabat Perdana Menteri Inggris mengatakan bahwa ia menanyai China tentang wabah epidemi pneumonia Wuhan di negara-negara konfederasi. Hasilnya, "Tidak mungkin untuk berpikir bahwa tidak ada yang terjadi (ada yang dirahasiakan)."

Menteri Dalam Negeri Australia juga berteriak bahwa China memiliki tanggung jawab untuk menjelaskan dengan tepat bagaimana epidemi itu dimulai, harus mengungkapkan informasi yang relevan dan menerima penyelidikan internasional.

Menteri Luar Negeri AS menekankan, "Kami tahu bahwa virus itu berasal di Wuhan, China." Ini menunjukkan bahwa lembaga penelitian virus China hanya berjarak beberapa langkah dari pasar makanan laut yang sempat diduga sebagai sumber virus.

"Pemerintah China perlu terbuka dan transparan untuk menjelaskan bagaimana virus itu menyebar." ungkapnya.

0 comments: