Thursday, April 30, 2020

Memang Sepantasnya Australia Mendukung Taiwan untuk Kembali ke WHO



Bendera Negara Taiwan atau Republik China - Pixabay


Taiwan atau Republik China adalah sebuah negara merdeka sejak 1912 silam. Wilayahnya mencakup seluruh daratan China, baik daratan, maupun kepulauan di sekitarnya. Akibat pemberontakan Partai Komunis Cina-lah, wilayah yang masih bisa dipertahankan negara itu tinggal sebagiannya saja, yakni Pulau Taiwan, Pescadores, Quemoy, dan Matsu.

Negara Taiwan berharap akan dapat mengusir Partai Komunis Cina dari daratan China dan mendapatkan kembali hak mereka sepenuhnya.

Semula yang diakui sebagai negara sah hanyalah Taiwan semata. Tetapi, perlahan dukungan dari banyak negara berkurang karena tekanan ekonomi oleh pemberontak Partai Komunis Cina di bawah bendera Republik Rakyat Cina (RRC).

Bahkan, Taiwan terpaksa keluar dari WHO lantaran dianggap bukan sebagai negara sah. Dan, kini seperti terlansir The Sydney Morning Herald, Kamis (30/4/2020) Australia akan mendukung kembalinya Taiwan ke Organisasi Kesehatan Dunia sebagai pengamat empat tahun setelah digulingkan oleh Beijing, mempertaruhkan pertengkaran diplomatik lainnya.

Posisi tersebut, yang mengikuti permohonan Menteri Kesehatan Taiwan, konsisten dengan pandangan lama Australia bahwa Taiwan harus dapat berpartisipasi dalam kerja sama praktis di badan kesehatan PBB.

Dalam laporan media itu, ketegangan RRC dan Australia akan memuncak di Majelis Kesehatan Dunia pada 17 Mei, ketika Australia akan meresmikan seruannya untuk peninjauan independen global. AS diperkirakan akan melobi agar Taiwan diberikan status sebagai pengamat setelah menjadi salah satu negara pertama yang berhasil menekan virus corona meskipun adanya kedekatan geografis, ekonomi, dan budayanya dengan RRC (sumber COVID-19).

Seorang juru bicara Departemen Luar Negeri dan Perdagangan mengatakan Australia mendukung keterlibatan Taiwan dalam pekerjaan Organisasi Kesehatan Dunia.

"Tantangan COVID-19 menuntut respons global yang ditentukan. Oleh karena itu, WHO harus menjaga hubungan kerja yang erat dengan semua otoritas kesehatan," katanya.

Meskipun ada tekanan internasional yang meningkat, Beijing,pemodal terbesar kedua WHO, telah berhasil melobi badan PBB untuk menutup Taiwan.

Sementara Menteri Kesehatan Taiwan, Chen Shih-chung, mengatakan kepada The Sydney Morning Herald dan The Age pada hari Selasa bahwa negara-negara lain harus dapat belajar dari langkah-langkah persiapan karantina, isolasi dan pandemi awal Taiwan, yang sangat penting dalam menekan virus. Tetangga selatan RRC ini hanya memiliki 429 kasus coronavirus, jauh dibandingkan dengan lebih daripada 6.700 di Australia.

"Jika memang misi WHO untuk memastikan standar kesehatan tertinggi yang dapat dicapai untuk setiap manusia, maka WHO membutuhkan Taiwan seperti halnya Taiwan membutuhkan WHO," kata Dr Chen dengan bijak.

0 comments: