Wednesday, April 29, 2020

Beranikah Cina Daratan Marah Setelah Rusia Belajar dari "model Taiwan"?



 Presiden Rusia (Vladimir Putin) dan Presiden Taiwan (Tsai Ing-wen) - SETN


Perkara COVID-19 adalah urusan nyawa. Model pencegahan dan pengobatan dari mana pun selama terbukti berhasil di lapangan, sebaiknya digunakan. 

Salah satu negara yang berhasil dalam hal itu adalah Taiwan. Seperti terlansir SETN (29/4/2020) pencegahan dan pengobatan Taiwan terhadap pneumonia Wuhan (COVID-19, New Coronary Pneumonia) telah mencapai sukses besar. Ini juga dapat membantu negara-negara lain dalam pencegahan epidemi dan telah memenangkan pujian internasional. 

Nah, dalam laporan media itu, juga dikatakan bahkan 20 ahli medis dan kesehatan Rusia telah melintasi 4.341 kilometer dan mempelajari "Model Taiwan" dari Rumah Sakit Taipei melalui konferensi video. 

Masih dari sumber yang sama, Rumah Sakit Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan Taipei mengatakan pada Rabu (29/4) bahwa virus itu merajalela di seluruh dunia. Rusia memiliki total 6.361 kasus yang didiagnosis pada satu hari pada tanggal 26 April, dan jumlah kumulatif diagnosis pada tanggal 28 telah mencapai 87.000. 

Terkait hal ini, ada beragam tanggapan seru dari netizens Taiwan. 

Ada yang menggapinya dengan harapan bahwa hubungan diplomatik antara kedua negara dapat ditingkatkan. Ada pula yang berupa pendapat pribadi semisal,  "Pertukaran yang baik dalam pencegahan epidemi, membantu negara-negara lain adalah membantu Taiwan."

Selain itu, banyak netizen menggoda Cina tentang hal ini. Contohnya dapat dibaca seperti berikut.

"Kakek Rusia berbicara, akankah putra Cina memiliki pendapat?"

"Tunggu pidato kemarahan China!"

"Kedatangan ayah Cina di Taiwan meminta nasihat. Apakah Cina berani berbicara?"




0 comments: