Tuesday, March 24, 2020

Para Ahli PBB: Tiga Pengacara HAM China 'Rentan terhadap Penyiksaan' di Penahanan RRC


Hak asasi manusia idealnya dihargai dan diperjuangkan. Siapa pun tak boleh merampas hak ini. Termasuk pemerintah sekalipun dari rakyatnya.

Seperti terlansir RFA, Selasa (24/3/2020), tiga pakar hak asasi manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa telah menyatakan "keprihatinan besar" atas nasib tiga pengacara hak asasi manusia yang dihilangkan secara paksa oleh pihak berwenang Republik Rakyat China setelah menghadiri pertemuan informal para aktivis di kota pelabuhan tenggara Xiamen pada bulan Desember tahun lalu.

Ding Jiaxi, Zhang Zhongshun, dan Dai Zhenya saat ini ditahan tanpa akses ke kunjungan keluarga atau pengacara di bawah bentuk penahanan yang dikenal sebagai Residential Surveillance at a Designated Location (RSDL) atau Pengawasan Perumahan di Lokasi yang Ditunjuk, yang digunakan untuk "menghilangkan" orang-orang yang dituduh melakukan kejahatan yang berkaitan dengan keamanan nasional.

Masih dari sumber yang sama, para ahli tersebut mengatakan RSDL tidak kompatibel dengan hukum hak asasi manusia internasional, karena memungkinkan pihak berwenang untuk menghindari proses peradilan dan menahan orang-orang yang tidak berkomunikasi selama enam bulan.

"Ini menempatkan individu pada risiko tinggi  penyiksaan, perlakuan atau hukuman yang tidak manusiawi atau merendahkan martabat," kata para ahli. "Penghilangan paksa adalah pelanggaran berat dan mencolok terhadap hak asasi manusia dan tidak dapat diterima dalam segala situasi."

Mengutip media tersebut, para ahli itu dalam sebuah pernyataan bersama di situs web resmi Dewan Hak Asasi Manusia AS menjelaskan, "Para pakar hak asasi manusia AS menyatakan keprihatinan mereka yang besar tentang kesejahteraan (Ding, Zhang, dan Dai).

"Kami melihat kesamaan antara tindakan keras baru-baru ini dan upaya-upaya sebelumnya untuk membungkam suara-suara yang berbeda pendapat (dengan pemerintah) di China,"  tambah mereka dalam pernyataan bersama itu.

Selanjutnya mereka menambahkan, "Sayangnya, ini juga menjadi praktik umum bagi otoritas China untuk memberikan informasi terbatas atau bertentangan tentang para korban dan tuduhan yang mereka hadapi. Keluarga-keluarga sering kali berada dalam kegelapan tentang kesejahteraan orang-orang yang mereka cintai."

Mereka mengatakan penahanan Ding, Zhang, dan Dai kemungkinan akan memiliki "efek mengerikan"  pada aktivisme hak asasi dan masyarakat sipil di RRC.

"Kami khawatir para pembela HAM ini dianiaya hanya karena menjalankan hak asasi mereka yang paling dasar," kata para ahli.

Sementara itu, Departemen Luar Negeri A.S. mengangkat kasus tiga pengacara dalam laporan HAM tahunan pada 11 Maret 2020.

0 comments: