Sunday, January 12, 2020

Yuk Ikutan dalam Pringsewu Memanggil Melalui Puisi!


Dalam rangka menyemarakkan Hari Ulang Tahun ke-11 Kabupaten Pringsewu, Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata Pringsewu bekerja sama dengan _Pringsewu Community_ mengundang segenap penyair Indonesia untuk berpartisipasi dalam penerbitan buku antologi puisi bersama.

Adapun ketentuannya sebagai berikut:

1. Penulis adalah warga Indonesia yang berdomisili di wilayah Indonesia. 

2. Tema Puisi : "Pringsewu Kita". Tentang Pringsewu, bisa Anda baca di bagian bawah ketentuan ini.

3. Puisi diketik dalam format _Word_, jenis huruf _Times New Roman_ ukuran 12, dan panjang naskah bebas. Biodata dibubuhkan di bawah puisi dengan panjang maksimal 15 (lima belas) baris ketikan.

4. Masing-masing penyair diperkenankan mengirim maksimal 5 (lima) puisi terbaik untuk dikurasi oleh Tim Kurator, yaitu Suchairi Sibarani dan Suyadi San.

5. Naskah puisi dikirim ke pos-el : puisihutpringsewu2020@gmail.com. Naskah diterima paling lambat tanggal 14 Februari 2020 pukul 00.00 WIB.

6. Penerbitan buku ini tidak bersifat komersial. Penyair akan menerima kompensasi satu buku sebagai nomor bukti dan diserahkan saat peluncuran buku.

7. Peluncuran buku akan berlangsung tanggal 3 April 2020 dalam rangkaian puncak HUT ke-12 Pringsewu. Yang tidak bisa menjeput sendiri, buku akan dikirim ke alamat masing-masing, ongkos kirim akan ditanggung panitia.


Tentang Pringsewu

Pringsewu adalah salah satu kabupaten di Provinsi Lampung, Indonesia. Kabupaten ini disahkan menjadi kabupaten dalam Rapat Paripurna DPR tanggal 29 Oktober 2008, sebagai pemekaran dari Kabupaten Tanggamus. Kabupaten ini Terletak 37 kilometer sebelah barat Bandar Lampung, ibu kota Provinsi Lampung.

Sejarah Pringsewu diawali dengan berdirinya sebuah perkampungan (tiuh) bernama Margakaya pada tahun 1738 Masehi, yang dihuni masyarakat asli suku Lampung-Pubian yang berada di tepi aliran sungai Way Tebu (4 km dari pusat Kota Pringsewu ke arah Selatan saat ini). Kemudian 187 tahun berikutnya, pada tahun 1925, sekelompok masyarakat dari Pulau Jawa, melalui program kolonisasi oleh pemerintah Hindia Belanda, juga membuka areal permukiman baru dengan membabat hutan bambu yang cukup lebat di sekitar tiuh Margakaya tersebut. Karena begitu banyaknya pohon bambu di hutan yang mereka buka tersebut, oleh masyarakat desa yang baru dibuka tersebut dinamakan Pringsewu, yang berasal dari bahasa Jawa yang artinya Bambu Seribu.

Narahubung: 08127949910, 083199032954.

Sumber: Suyadi San


0 comments: