Friday, November 8, 2019

Kepada Sastrawan: Mohon Maaf kalau Isinya Kekecilan


Pernah suatu ketika saya mendengar kalimat itu dari ketua panitia sebuah acara sastra di instansi pemerintah. Ya, lebih kurangnya begitu. Mungkin bahasa lainnya, "Jangan lihat isinya!"

Kalimat tersebut seakan menunjukkan bahwa dana untuk sastrawan memang kecil adanya. Tapi di sini bukan tempatnya berkeluh kesah. Mungkin akan indah kedengarannya jika berbunyi lebih baik membayar kecil daripada tidak memakai jasa sastrawan sama sekali.

Konon, memakai jasa sastrawan bisa dikatakan menghormati dan menghargai keberadaan sastrawan itu sendiri.

Sebaliknya, tentu sangat menyakitkan. Terlebih lagi jika yang dipakai adalah jasa sastrawan dari luar daerah bersangkutan. Sementara di daerah tersebut menyimpan sejumlah sastrawan top nasional dan mancanegara. 

Mengenai perkara bayaran, toh itu sudah dituliskan dalam kitab ilahi sebelum alam dan isinya diciptakan. Dan, uang bukanlah tolok ukur kekayaan dan kehormatan manusia, 'kan?

Nah, dalam hal ini, tentunya akan lebih tepat bila penggunaan jasa tersebut sesuai genre sastra yang digelutinya. Sebut saja misalnya penulis buku bahan bacaan anak ya dijadikan juri buku jenis itu. Bukannya malah penyair (pensyair) yang menjadi jurinya. Parahnya lagi jika yang jadi juri orangnya itu-itu saja tiap tahunnya. Semoga yang terakhir ini tidak terjadi.

Pada intinya saya hanya hendak mengatakan bahwa kalimat yang saya dengar tersebut di atas sebenarnya bukan masalah. Walaupun memang ada harapan penghargaan terhadap sastrawan akan lebih besar lagi.

Bagaimana menurut Anda?

0 comments: