Saturday, October 12, 2019

Benarkah jika Gerindra Gabung, Sama Halnya Membiarkan Roda Pemerintahan Salah Arah?


Prabowo-Jokowi kian mesra. Ungkapan itu makin terdengar luas dalam perpolitikan Indonesia.

Dan, melihat pergerakan keduanya, tak menutup kemungkinan Paryai Gerindra akan bergabungn ke dalam koalisi pemerintah.

Pertanyaan yang muncul, apakah hal tersebut akan cenderung berdampak negatif, terutama bagi legislatif?

Pertanyaan itu cukup beralasan. Karena, seandainya itu benar-benar terjadi, maka kekuatan fraksi oposisi akan makin lemah. Lalu?

Mungkinkah hal yang demikian akan berdampak pula bagi kebijakan yang dikeluarkan pemerintah?

Mengutip RMOL, Sabtu (12/10/2019), Direktur Arus Survei Indonesia--Ali Rif'an--menuturkan, "Sekarang saja dengan disokong 5 partai yang lolos parliamentary threshold, Jokowi sudah punya dukungan sekitar 60% kursi di DPR. Sebuah jumlah yang cukup untuk memuluskan sejumlah program dan kebijakan pemerintah."

Ia menambahkan bahwa peran oposisi sebagai check and balances sangat penting untuk mengontrol jalannya pemerintahan yang baik.

Masih dari sumber yang sama, dirinya menerangkan, "Menghilangkan prinsip-prinsip koreksi dan keseimbangan sama halnya membiarkan roda pemerintahan tergelincir dan salah arah."

0 comments: