Karya Ibramsyah Amandit
desau angin tiba setiap saat
menerpa muka hanyutkan suara
sedang gelisahmu belum terlibat
belum menyirat
Kata-kata sandi berloncatan
Pikiran ganda luput ditapis saringan
lepas hitungan
tak masuk ruang renungan
Anak-anak memilih; atau acuhlah!
aku sudah kembali ke batin sendiri
diam-diam qalam sanubari
diami kata hati sendiri
Di hadapan Rabbi mungkin aku bicara nanti
ketika manusia diam aku menyanyi
Tamban, 13 Mei 1981 (2008)
Tentang Penyair
Bernama asli H. Ibramsyah. Dalam dunia puisi ia menggunakan nama pena Ibramsyah Amandit dan di kalangan sastrawan Kalsel dirinya lebih dikenal dengan sebutan si Janggut Naga.
Mulai menulis sejak tahun 1970-an. Pada tahun 1971 ia aktif dalam diskusi dan pembacaan puisi Persada Club Yogyakarta di bawah bimbingan Umbu Landu Paranggi.
Di samping rajin menulis puisi ia juga rajin mendalami ajaran tasawuf melalui guru-gurunya yaitu: KH Gusti Abdussamad, KH Ramli Tatah Daun, KH Ahmad Arsyad, KH Muhammad Nur Tangkisung, KH Sam’ani, Guru H. Basman Tinggiran, KH Abdul Mu’in yang membaiatnya dalam Thariqat Akhirul Zaman, dan KH Muhammad Zaini Ghani yang membaiatnya dalam Thariqat Syamaniah.
Keakrabannya di dunia tasawuf membuat hampir seluruh puisinya kental dengan pemikiran tasawuf. Hal ini dapat kita lihat dalam setiap puisinya yang pernah dimuat dalam berbagai media.
--------------------------------------------
Sumber biodata: Wartamantra
0 comments:
Post a Comment