Monday, November 16, 2020

Pemerintah Berencana Merancang dan Memproduksi Jet Tempur Baru, Mulai Membuat Prototipe pada Tahun 2024



Mau tidak mau, ancaman terhadap keamanan dalam negeri harus menjadi prioritas negara. Wilayah laut, darat, dan udara perlu dijaga dengan peralatan perang paling canggih.

Seperti terlansir Taiwan News, Senin (16/11/2020) Pemerintah Jepang baru-baru ini melakukan tinjauan administratif yang mengungkapkan rencananya untuk merancang dan memproduksi jet tempur baru yang mampu menanggapi ancaman militer China yang meningkat di wilayah tersebut.

Saat pemerintah meneliti berbagai proyeknya dalam "tinjauan musim gugur" rutinnya untuk mengekang pengeluaran yang boros, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Taro Kono menekankan bahwa dalam mempromosikan "Kebijakan Manufaktur Nasional Pejuang Generasi Selanjutnya," penting untuk menjelaskan kepada publik bagaimana jet tempur baru ini dapat "mencegah keadaan darurat" di Selat Taiwan dan dekat Kepulauan Diaoyutai, Liberty Times melaporkan.

Kono yang sebelumnya menjabat menteri pertahanan juga menegaskan, mengandalkan jet generasi baru saja tidak cukup untuk membela negara. “Kita harus membuat penilaian yang berani dan komprehensif terhadap Pasukan Bela Diri Darat, Maritim, dan Udara,” tegasnya, daripada merumuskan anggaran sesuai dengan praktik-praktik sebelumnya.

Menurut Sankei Shimbun yang dikutip Taiwan News, Kementerian Pertahanan Jepang menunjukkan bahwa negara tersebut saat ini memiliki 309 jet tempur, sementara China memiliki setidaknya 1.080 jet tempur. Mengingat statistik yang tidak proporsional ini, kementerian mengatakan Jepang perlu mengembangkan jet tempur berperforma tinggi.

Kementerian berencana untuk mulai membuat prototipe pada tahun 2024 dan berharap untuk mengerahkan pesawat tempur baru pada tahun 2035 ketika armada F-2-nya dipensiunkan. Total biaya pembangunan diperkirakan JP ¥ 1 triliun (US $ 9,6 miliar).

Masih dari sumber yang sama, Kono sebelumnya mempertimbangkan untuk memperkenalkan drone yang mampu membawa rudal untuk memangkas biaya. Namun, karena kurangnya pengalaman pengembangan drone di Jepang, beberapa kekhawatiran bahwa mengandalkan impor akan melemahkan industri  pertahanan dalam negeri, Kyodo News melaporkan.


0 comments: