Saturday, October 17, 2020

"Toiletnya di mana?" Sebuah Bukti Perlunya Bahasa di Masyarakat, Tidak Percaya?



Hari ini saya mendengar dua kali pertanyaan pada judul itu diujarkan. Sebelumnya juga ada yang mengajukannya.

Ceritanya begini. Di sebuah musala tersedia toilet yang bagus dan lengkap isinya. Orang-orang bisa menggunakannya dengan bebas tanpa dipungut biaya. Akan tetapi, tidak ada satu kata "toilet" pun di sekitarnya.

Padahal, lazimnya kata itu dituliskan dengan jelas, yakni mulai di papan panah hingga di daun pintu kamar kecil tersebut. Ini diperlukan agar orang-orang tidak mengalami kesulitan untuk menujunya. 

Nah, jika sebaliknya, maka keluarlah ujaran seperti pada judul di atas. 

Sekilas, hal itu sederhana. Meskipun demikian, sebenarnya merupakan bukti bahwa bahasa sangat diperlukan dalam hidup dan kehidupan manusia.

Ingat bahwa hakikat bahasa adalah sistem lambang bunyi yang bersifat artbitrer dan konvensional yang dengannya manusia dapat saling berkomunikasi, bekerja sama, dan sebagainya. 

Untuk itulah, tak ada salahnya menuliskan atau menempelkan kata "toilet", "kamar kecil", atau kata lainnya yang semakna, seperti "kakus". 


0 comments: