Friday, October 2, 2020

Suara Anak-Anak juga Pantas Diperhitungkan, lho!



Kadang, orang dewasa enggan mendengarkan celotehan anak-anak. Suara mereka seakan angin lalu yang menyapu debu. Hanya terasa, tetapi tidak dianggap ada.

Seolah-olah ada sekat antara dunia anak-anak dan orang-orang yang berusia di atas mereka. Bahkan, orang tua tak jarang sibuk dengan aktivitas mereka masing-masing. Sementara anak-anak disuruh belajar dan belajar atau bermain tanpa pendamping orang tua.

Yang parahnya lagi, terkadang orang tua menyediakan fasilitas gawai kepada anak agar duduk diam tanpa suara. Bagian terakhir ini sebenarnya kurang ideal bagi tumbuh kembang bahasa anak. Terlebih jika yang ditontonnya berupa kartun minim bahasa. 

Suka atau tidak, proses berbahasa, khususnya kelancaran (kemahiran) berbicara harus didukung oleh bahasa yang digunakan oleh orang lain. Mengapa? Sebab, dengan menyimak atau mendengarkan bahasa yang dituturkan orang lain, anak-anak akan mudah menirukan kata dan kalimat tersebut.

Itulah sebabnya, meski anak-anak bergaul dan berbicara banyak, idealnya juga perlu pendampingan orang tua. Ini perlu agar bahasa mereka dapat dikontrol ke arah penggunaan kata-kata yang sopan dan beradab. 

Di bawah ini adalah video yang menggambarkan seorang anak yang mengisahkan seputar kehidupannya.



Dalam video itu si anak begitu asyik berbicara dalam keseruan kisah yang dituturkannya. 



0 comments: