Friday, July 3, 2020

Tuduhan tentang Hagia Sophia Menargetkan Hak-Hak Kedaulatan Turki, Apa Tanggapan Erdogan?


Pemandangan Hagia Sophia terlihat saat anggota media lokal dan luar negeri melakukan siara di Sultanahmet Square - Anadolu Agency


Dilaporkan Anadolu Agency, Sabtu (4/7/2020) Presiden Turki pada Jumat menekankan klaim terhadap negaranya soal Hagia Sophia adalah serangan terhadap kedaulatan Turki secara langsung.

Pengadilan Turki akan mengumumkan putusannya tentang mengubah bangunan abad ke-6 itu menjadi masjid.

Ada beberapa kritikan terhadap langkah tersebut dari beberapa kalangan, seperti Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo, pada Rabu mengeluarkan pernyataan yang mendesak Pemerintah Turki untuk mempertahankan statusnya sebagai museum.

Menanggapi itu, Ankara menyatakan bahwa kemungkinan pengubahan Hagia Sophia menjadi masjid adalah masalah internalnya. Artinya, Turki memiliki hak tersebut.

Masih dari sumber yang sama, berbicara pada upacara peletakan batu pertama masjid di Istanbul, Recep Tayyip Erdogan juga mengatakan bahwa Turki akan selalu melindungi hak-hak Muslim dan minoritas yang tinggal di negara itu.

Terkait tempat ibadah selain Islam, Presiden Turki mencatat bahwa ada 435 gereja dan sinagog di Turki tempat umat Kristiani dan Yahudi dapat beribadah.

Erdogan mengatakan ada ribuan tempat ibadah bersejarah yang berasal dari periode dan peradaban yang berbeda, terutama Gobeklitepe, yang dianggap sebagai kuil pertama yang didirikan oleh umat manusia.

Sementara Hagia Sophia digunakan sebagai gereja selama 916 tahun. Pada 1453, situs itu diubah menjadi masjid oleh Sultan Ottoman Muhammad Al-Fatih ketika kekaisaran menaklukkan Istanbul.

Setelah karya restorasi selama era Ottoman dan penambahan menara oleh arsitek Mimar Sinan, Hagia Sophia menjadi salah satu karya terpenting arsitektur dunia.

Di era Republik Turki awal, yakni pada masa Presiden Mustafa Kemal Atatürk, bangunan itu menjadi museum.

0 comments: